Liputan6.com, Jakarta Tradisi mudik Lebaran seperti saat ini, menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, perlu adanya kekebalan komunitas dari COVID-19 yang merata antar wilayah. Sebab, mudik diriingi peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat di berbagai penjuru daerah.
Kondisi ini dapat berujung meningkatkan potensi penularan COVID-19 karena banyaknya perpindahan orang dari satu daerah ke daerah lainnya serta tingginya aktivitas masyarakat di berbagai tempat. Terlebih, survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi ada 85,5 juta orang yang akan mudik.
Baca Juga
6 Khasiat Daun Jambu Biji, Solusi Alami untuk Menurunkan Kolesterol dan Gula Darah
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Buntut Tersisihkan dari Agenda Natal Kerajaan, Pangeran Andrew Mogok Urus Anjing Corgi Warisan Mendiang Ratu Elizabeth II
Saat ini, capaian vaksinasi COVID-19 di daerah menjadi salah satu faktor penentu terkendalinya kasus COVID-19. Capaian yang tinggi akan membentuk kekebalan komunitas yang baik.
Advertisement
"Penting diketahui, dengan meratanya kekebalan komunitas di daerah, maka semakin optimal kekebalan komunitas secara nasional. Sehingga meminimalisir potensi penularan (virus Corona) akibat masyarakat yang berpergian antar wilayah," jelas Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Minggu (1/5/2022).
"Secara umum, capaian vaksinasi nasional sudah cukup baik, meskipun pemerataan cakupan vaksinasi masih harus terus ditingkatkan. Ditambah pula, kita masih perlu meningkatkan capaian vaksinasi booster."
Berdasarkan data capaian vaksinasi COVID-19 nasional, ada beberapa daerah dengan cakupan vaksin dosis lengkapnya belum mencapai target 70 persen. Bila merujuk hasil survei daring ketiga dari Kemenhub tentang Potensi Pergerakan Orang Selama Angkutan Lebaran, ada 5 provinsi di Pulau Jawa yang menjadi tujuan mudik terbanyak hingga 75 persen dari total pemudik.
Â
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Cakupan Vaksinasi di Daerah Tujuan Mudik
Adapun data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan menyebutkan, kelima provinsi tujuan mudik dengan cakupan vaksin dosis lengkapnya berkisar antara 78 - 100 persen. Namun, pada cakupan vaksinasi booster-nya masih harus terus ditingkatkan, karena baru 2 dari 5 provinsi yang mencapai target 30 persen.
Wiku Adisasmito menjelaskan, jika dirincikan lagi dari 5 provinsi tersebut, rata-rata cakupan dosis lengkap kelompok rentan untuk golongan warga lansia adalah 79 persen dan dosis booster 27,2 persen. Untuk anak (12 - 17 tahun) rata-rata cakupan dosis lengkap adalah 90,4 persen dan dosis booster masih 2,5 persen.
"Belum meratanya cakupan vaksin dosis lengkap serta capaian booster yang masih perlu ditingkatkan tentunya perlu untuk menjadi kewaspadaan kita bersama," ingat Wiku.
Kelima provinsi yang dimaksud dapat terlihat perbandingannya, secara berurutan dari tujuan terbanyak, yaitu di Jawa Tengah mencapai 27,5 persen atau 23,5 juta pemudik dengan cakupan vaksin booster 17,5 persen.
Diikuti, Jawa Timur mencapai 19,6 persen atau 16.8 juta pemudik, dengan cakupan vaksin booster 14,2 persen, Jawa Barat (non Jabodetabek) 17,2 persen atau 14,7 juta pemudik dengan cakupan booster 32,3 persen.
Di wilayah Jabodetabek ada 7 persen atau 5,9 juta pemudik, dengan cakupan vaksin booster 32,2 persen, serta Yogyakarta 4,6 persen atau 3,9 juta pemudik dengan cakupan booster 29,1 persen.
Advertisement
Cakupan Vaksinasi di Luar Jawa
Di sisi lain, provinsi-provinsi yang tidak menjadi tujuan mudik Lebaran 2022, tetap harus meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19. Sebab, nyatanya masih ada provinsi yang belum mencapai target 70 persen vaksinasi dosis lengkap.
Terlebih pula, lanjut Wiku Adisasmito, apabila penduduknya menjadi pemudik ke daerah lainnya. Meskipun kelima provinsi di atas juga menjadi tujuan mudik.
Hal ini harus menjadi perhatian pada 5 provinsi dengan capaian vaksin dosis lengkap terendah, yaitu, Papua cakupan dosis lengkap sebesar 24,6 persen, Papua Barat cakupan dosis lengkap 44,1 persen.
Lalu, Maluku cakupan dosis lengkap 44,6 persen, Sulawesi Barat 52,5 persen, dan Maluku Utara 51,5 persen.
"Dan penting diketahui, dengan kekebalan komunitas dari vaksin dapat melindungi wilayah lainnya. Sebab, semakin tinggi kekebalan komunitas di suatu wilayah, maka semakin kecil potensi penularan di wilayah tersebut," pungkas Wiku Adisasmito.
"Sehingga, potensi penularan (virus Corona) dari masyarakat yang menetap pada wilayah tersebut dan bepergian ke wilayah lain, akan semakin kecil pula. Dengan demikian, semakin merata kekebalan komunitas pasca vaksinasi pada seluruh provinsi, maka akan semakin optimal pula kekebalan komunitas pada tingkat nasional."
Antisipasi Kerumunan di Luar Jawa
Merujuk survei Kemenhub, memprediksi adanya lonjakan pergerakan masyarakat yang mudik Lebaran 2022 sebesar 85,5 juta orang. Pemerintah mendorong masyarakat menyegerakan waktu pergi dan pulang sekaligus menyarankan penggunaan kendaraan umum untuk mudik.
Hal ini agar dapat mengurangi kemacetan di hari-hari pasca Hari Raya Idul Fitri. Antisipasi kerumunan harus juga tetap diperhatikan pada area di luar Pulau Jawa.
"Khususnya demi mencegah efek pingpong penularan COVID-19 yang terjadi dua tahun terakhir dalam masa pandemi," Wiku Adisasmito menerangkan.
Sebagai tambahan, saat ini tersedia armada kendaraan umum yang cukup, khususnya di wilayah Jabodetabek, yang mana untuk transportasi darat mampu mengangkut lebih dari 104.000penumpang, transportasi kereta api sebesar 14.000 penumpang, transportasi udara lebih dari 140.000 penumpang, dan transportasi laut sebesar 2.500 penumpang.
"Dengan kondisi ini kita sudah sepatutnya mempersiapkan dengan matang beberapa hal, baik saat hendak bepergian maupun saat ibadah di Hari Raya, agar kita semua tetap sehat dan mampu menjalankan ibadah dengan khusyuk," tambah Wiku.
Agar tetap sehat, masyarakat diminta segera vaksinasi lengkap maupun booster. Jika belum dan hendak bepergian, maka lakukan testing, menaati protokol kesehatan (3M, 3T, dan jaga jarak jika mampu) atau menunda kepergian jika tidak mendesak, termasuk bagi yang merasa kondisi tubuh kurang fit.
Advertisement