Liputan6.com, Jakarta Hepatitis akut yang menjadi perbincangan hangat lebih banyak menyerang anak-anak. Walau begitu, apakah penyakit ini dapat menular kepada orang dewasa?
Menurut Lead Scientist untuk kasus hepatitis misterius di Indonesia, Hanifah Oswari, informasi sampai saat ini yang diketahui bahwa belum ada kasus yang menimpa orang dewasa. Laporan kasus dari berbagai negara masih mencatat, tertua adalah usia 16 tahun.
Baca Juga
"Dari laporan-laporan (hepatitis akut misterius) pada banyak negara yang sudah diteliti bahwa kasus yang tertua itu (usianya) 16 tahun. Jadi, tidak ada yang lebih dari 16 tahun," terang Hanifah saat Press Conference: Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia pada Kamis, 5 Mei 2022 di Jakarta.
Advertisement
"Dan ternyata kebanyakan itu di bawah 10 tahun. Bahkan Inggris mengatakan, lebih banyak kasus pada anak-anak di bawah 5 tahun. Memang kelihatannya sampai saat ini, penyakit hepatitis akut misterius mengenai anak-anak saja."
Beberapa data hepatitis akut berat yang saat ini belum diketahui penyebabnya, lanjut Hanifah, sebetulnya hepatitis akut sudah banyak di Indonesia. Setiap kali ada kasus hepatitis.
"Tapi khusus untuk hepatitis yang banyak dibicarakan ini (hepatitis misterius), karena kita belum ketahui penyebabnya. Biasanya yang datang (hepatitis akut) tidak seberat yang kita temukan dan datang dalam waktu yang bersamaan secara cepat," katanya.
"Umumnya datangnya karena penyebab hepatitis A, B, C, D, dn E. Tapi kasus yang ini (hepatitis misterius) bukan disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D dan E. Terlebih lagi, lebih khususnya menyerang anak-anak di bawah 16 tahun, tapi lebih banyak lagi di bawah 10 tahun."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jangan Tunggu Gejala Sindrom Penyakit Kuning
Hanifah Oswari menyebut, gejala awal hepatitis akut yang masih misterius penyebabnya ini berupa permasalahan saluran cerna. Orangtua harus waspada bila anak-anak mengalami permasalahan saluran cerna.
"Misalnya, diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan serta sudah memikirkan ada kemungkinan bisa mengarah hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya. Bawalah anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan," beber Hanifah yang juga dokter spesialis anak.
"Mereka akan memikirkan, apakah diperiksa lebih lanjut untuk mencari kemungkinan hepatitis akut berat atau bukan."
Selain itu, orangtua diharapkan tidak menunggu gejala anak lebih berat, seperti muncul sindrom penyakit kuning yang ditandai mata dan kulit berwarna kuning. Langkah ini dapat membuat anak cepat tertolong bila segera di bawa ke fasilitas kesehatan.
"Jangan menunggu sampai gejalanya sampai kuning. Jangan menunggu gejalanya lebih berat. Karena kalau lebih berat, kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai terjadi penurunan kesadaran," jelas Hanifah.
"Hal itu akan membuat dokter hanya ada kesempatan menolongnya menjadi lebih sedikit agar anak-anak tidak sampai menimbulkan kematian. Kita perlu bekerja sama antara pelayanan kesehatan, dokter, dan puskesmas untuk bisa menemukan gejala dini dan lebih cepat lagi memberikan pertolongan."
Advertisement
Infeksi Virus Hepatitis
Sebagai perbandingan, jenis hepatitis yang umum diketahui, yakni hepatitis A, B, C, D dan E mempunyai cara penularan masing-masing. Hepatitis B dan C lebih mendapatkan perhatian, karena tipe ini yang lebih sering menjadi kronis dan menyebabkan kematian.
Dokter Alberta Jesslyn Gunardi mengatakan, infeksi virus hepatitis dapat sembuh dengan sendirinya, namun lebih sering menyebabkan penyakit berbahaya seperti sirosis dan kanker hati.
Mengutip KlikDokter, penyakit hepatitis beserta cara penularannya, sebagai berikut:
Hepatitis A
Hepatitis A biasanya bersifat akut, cepat sembuh dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan infeksi kronis. Penularan virus hepatitis A adalah melalui jalur fecal-oral, yang artinya dari feses maupun mulut.
Biasanya penularan terjadi pada pencemaran air minum dan makanan, makanan mentah, sanitasi yang buruk, dan kebersihan personal yang rendah. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, mulai dari lingkungan hingga diri sendiri.
Hepatitis B
Virus hepatitis B dapat menular melalui persalinan dari ibu ke bayi, serta cairan tubuh maupun darah orang lain (seperti jarum suntik, pisau cukur, tato, maupun kontak seksual). Virus hepatitis B dapat berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Usia orang saat tertular virus ini menentukan seberapa mudah virus hepatitis B tersebut berkembang menjadi kronis. Pada bayi, infeksi hepatitis B akan menjadi hepatitis B kronis sebanyak 95 persen. Pada balita, sebanyak 20 - 30 persen akan menjadi kronis.
Pada dewasa, hanya 5 persen yang akan menjadi hepatitis B kronis. Vaksin hepatitis B juga sudah terbukti efektif untuk pencegahan terinfeksi Hepatitis B.
Penularan Virus Hepatitis
Hepatitis C
Sebanyak 75 - 85 persen orang yang terinfeksi virus hepatitis C akan menjadi hepatitis C kronis. Penyakit ini tertular melalui darah penderita, seperti transfusi darah, jarum suntik, tato, dan persalinan.
Berbeda dengan hepatitis B, kontak seksual dengan penderita hepatitis C dan meminjam barang seperti pisau cukur atau sikat gigi lebih jarang menularkan virus hepatitis C. Sayangnya, belum ada vaksin untuk hepatitis C.
Hepatitis D
Virus hepatitis D jarang ditemukan. Virus ini membutuhkan virus hepatitis B untuk berkembang biak. Oleh karena itu, virus ini hanya dapat menginfeksi orang yang terinfeksi virus hepatitis B.
Infeksi ganda tersebut menghasilkan penyakit yang sangat berbahaya. Sama seperti virus hepatitis B, penularan virus hepatitis D juga melalui cairan tubuh dan darah. Vaksin hepatitis B akan memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis D.
Hepatitis E
Hepatitis E biasanya akut dan tidak menjadi infeksi kronis. Sama seperti virus hepatitis A, virus hepatitis E juga menular melalui jalur fecal-oral. Jagalah kebersihan makanan, air, lingkungan dan diri sendiri agar terhindar dari infeksi virus hepatitis E.
Advertisement