Liputan6.com, Jakarta - Cuaca terik terjadi di Indonesia beberapa hari terakhir. Gerah yang dirasakan oleh masyarakat pun tidak seperti biasanya. Yang kali ini, bawaannya selalu ingin minum karena rasa haus yang tidak hilang-hilang.
"Aku biasanya habis minum air es segelas enggak gerah lagi, yang belakangan enggak. Haus terus. Maunya minum. Beser melulu jadinya," kata Ratna Gayatri, 21, saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Senin, 9 Mei 2022.
Baca Juga
Pernyataan mahasiswi tingkat tiga dari sebuah universitas swasta di Jakarta ditimpali teman kampusnya, Laras Monica,"Sama! Ditimpalin sama minuman manis juga enggak mempan.".
Advertisement
Dalam sebuah pernyataan yang diterima Liputan6.com pada Senin, 9 Mei 2022, Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa suhu panas yang muncul di siang hari bakal terjadi hingga pertengahan Mei 2022.
Deputi Bidang Meterologi BMKG, Guswanto, mengatakan, panas terik yang terjadi akhir-akhir ini bukan diakibatkan gelombang panas, melainkan dipicu oleh posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah di tanah air akan mulai memasuki musim kemarau.
Yang menurut Guswanto tingkat pertumbuhan awan dan femonena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelasng siang hari akan cukup mendominasi.
Oleh sebab itu, Guswanto pun mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan.
"Masyarakat diimbau untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari," kata Guswanto.
Â
Apakah Gelombang Panas Mengakibatkan Cuaca Terik Kayak Sekarang?
Lebih lanjut Guswanto, mengatakan, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat awan yang rendah ini dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi.
Alhasil, kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Dijelaskan Guswanto bahwa suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas.
Menurut World Meteorological Organization (WMO), kata dia, gelombang panas atau dikenal dengan Heat Wave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.
"Di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga lima derajat Celcius atau lebih," katanya.
Fenomena Gelombang Panas
Fenomena gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian.
Â
Advertisement
Catatan BMKG
Guswano, melanjutkan, BMKG mencatat bahwa suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36,1 derajat Celcius. Dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celcius, yang terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara.
Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama empat s/d lima tahun terakhir sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang pada 2019.
Sedangkan di bulan Mei, kata Guswanto, sekitar 38,8 derajat Celcius di Temindung Samarinda pada tahun 2018.
Suhu Udara Meningkat, Bolehkan Minum Air Es Usai Panas-Panasan?
Meneguk air es usai panas-panasan di tengah cuaca panas dan terik akhir-akhir ini rasanya bisa melegakan tenggorokan dan mendinginkan badan. Namun, bahaya tidak ya bila minum air es usai terpapar teriknya sinar matahari?
"Boleh saja, tidak masalah," kata Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), dr Diana Sunardi SpGK.Â
Meski begitu, Diana menyarankan agar minum air es yang diteguk tidak terlalu dingin. Sehingga tidak jauh berbeda dengan suhu tubuh.
"Alias cukup 'cool'," katanya dalam sebuah pesan teks yang diterima Health Liputan6.com dalam sebuah kesempatan.
Minum Air Es di Tengah Cuaca yang Panas
Menurut Diana, air dengan suhu cool cenderung mampu menyegarkan tubuh lebih cepat dibanding suhu hangat. Di kesempatan yang berbeda, Diana juga pernah menerangkan risiko bila minum air yang terlalu dingin.
"Kalau air yang sangat dingin, hal itu malah menyebabkan kram di perut," kata Diana saat itu. Sementara bila minum air hangat, bakal terjadi peningkatan pergerakan pada usus.
Lalu, bila ada rasa begah hal itu akan hilang. Tak jarang diikuti dengan buang angin tapi tidak membuat peningkatan metabolisme tubuh.
Â
Advertisement