Liputan6.com, Jakarta Penggunaan hand sanitizer dinilai tidak efektif membasmi Adenovirus yang kini banyak dikaitkan dengan hepatitis akut misterius atau acute hepatitis of unknown aetiology.
Namun, menurut Peneliti Pusat Riset Biomedis, Fitriana, ada cara agar penggunaan hand sanitizer bisa lebih efektif yakni dengan melakukan gesekan ketika menggunakannya.
Baca Juga
“Virus itu dindingnya tidak sekuat bakteri, enggak semua disinfektan (hand sanitizer) itu bisa cocok untuk agen tertentu. Kalau dianggap kurang efektif, kuncinya pada saat menggunakan hand sanitizer maka lakukan gesekan-gesekan,” ujar Fitriana dalam seminar virtual bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) belum lama ini.
Advertisement
“Kan kita ada gerakan 6 langkah ya, nah itu sebenarnya salah satunya untuk menghancurkan dinding virus. Karena dengan melakukan gesekan-gesekan tangan itu akan menghancurkan dinding virus. Kalau dindingnya sudah hancur ya dia akan mati terkena disinfektan,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Harimat Hendarwan menyampaikan bahwa hand sanitizer tidak efektif untuk melawan Adenovirus yang disebut-sebut memiliki kaitan dengan hepatitis akut misterius.
“Kalau kita membaca pedoman World Health Organizations (WHO) memang yang disarankan adalah regular hand washing (cuci tangan dengan sabun dan air mengalir),” kata Harimat dalam seminar daring BRIN, Kamis (12/5/2022).
Ia juga melihat referensi dari pernyataan dokter yang merupakan juru bicara American Academy of Pediatric. Dokter tersebut mengatakan bahwa hand sanitizer berbasis alkohol tidak bekerja dengan baik untuk melawan Adenovirus --- yang diduga sebagai penyebab hepatitis akut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu Penelaahan Lebih Lanjut
Lantas, apakah pedoman pencegahan perlu diubah agar masyarakat lebih memilih mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketimbang hand sanitizer?
“Kalau harus mengubah pedoman tentunya harus didiskusikan lagi dengan pemangku kepentingan terkait, dengan Kementerian Kesehatan dan sebagainya, mungkin dengan para pakar juga untuk menentukan ini harus diubah atau tidak,” lanjut Harimat.
“Namun, perlu kita perhatikan juga, hand sanitizer berbasis alkohol ini efektif terhadap 90 persen jenis kuman ataupun virus.”
Seperti diketahui, hand sanitizer diyakini cukup efektif untuk mencegah penularan virus Corona penyebab COVID-19.
Perlu penelaahan lebih lanjut untuk betul-betul meyakini bahwa hand sanitizer berbasis alkohol ini memang tidak efektif, lanjutnya.
“Saya melihat perlu penelaahan lebih lanjut untuk betul-betul meyakini bahwa hand sanitizer berbasis alkohol ini memang tidak efektif karena dari beberapa referensi yang saya baca sih memang demikian. Namun tentunya penegakan ke arah evidence tadi perlu referensi lain yang lebih menunjang,” kata Harimat.
Advertisement
Penyebab Belum Diketahui Pasti
Harimat menambahkan, sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab dari kejadian hepatitis akut unknown origin ini, tapi salah satu dugaan atau hipotesis yang sedang ditelusuri adalah keterkaitan antara Adenovirus dengan kejadian ini.
WHO juga mengatakan pada Selasa, 10 Mei, bahwa 348 kemungkinan kasus hepatitis akut yang misterius telah diidentifikasi.
Di waktu bersamaan penelitian tentang peran potensial Adenovirus dan infeksi COVID-19 semakin meningkat.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan hipotesis utama tetap yang melibatkan Adenovirus.
“Adenovirus merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan sakit dari ringan sampai berat (severe). Secara umum dikenal sebagai patogen yang biasanya menyebabkan infeksi yang self-limited.”
Virus ini menyebar dari orang ke orang dan lebih umum menyebabkan penyakit saluran pernapasan, walaupun tergantung pada jenisnya, dapat juga menyebabkan penyakit lain seperti gastroenteritis (peradangan pada lambung atau usus halus), konjungtivitis (mata merah), sistitis (infeksi kandung kemih), dan bisa juga menyebabkan gangguan saraf (neurological disease).
Bisa Disembuhkan
Walau penyebabnya belum diketahui pasti, tapi hepatitis akut bisa disembuhkan. Seperti disampaikan Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr Mohammad Syahril.
Menurutnya, ketika sembuh, pasiennya bisa kembali seperti biasa tanpa adanya gejala menetap yang muncul.
"Penyakit ini penyakit yang juga bisa sembuh. Maka ketika dia dinyatakan sembuh, dia bisa kembali seperti biasa, tidak ada gejala yang menetap atau bahkan menjadi tambah berat," kata Syahril dalam konferensi pers Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia ditulis Sabtu (14/5/2022).
"Tetapi kemungkinan untuk dia kena lagi, bisa. Apabila dia kontak lagi pada orang atau pasien yang kena hepatitis akut," tambahnya.
Pada kasus hepatitis akut yang pernah ada sebelumnya, pasien bisa melakukan transplantasi hati. Transplantasi hati dilakukan untuk menggantikan organ hati yang memiliki masalah dengan hati yang sehat.
Sehingga menurut Syahril, tak menutup kemungkinan untuk hepatitis akut misterius juga bisa tertangani dengan cara tersebut.
"Tidak menutup kemungkinan kelak pasien hepatitis (akut misterius) ini juga akan mendapatkan transplantasi hati," ujar Syahril.
Advertisement