Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Makarim ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Ahmad Syafii Maarif pada Jumat, 27 Mei 2022. Ahmad Syafii yang akrab disapa Buya Syafii Maarif wafat dalam usia 86 di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman DI Yogyakarta.
Buya Syafii Maarif merupakan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan tokoh toleransi di Indonesia.
Baca Juga
Ada satu pesan Buya Syafii Maarif yang dikenang Nadiem, yakni membumikan Pancasila. Pesan tersebut terus menerus didorong oleh Kemendikbudristek yang diimplementasikan dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Advertisement
"Buya Syafii mengingatkan kita upaya untuk membumikan Pancasila. Ini sangat memerlukan gotong royong semua pihak, utamanya generasi muda," tutur Nadiem di Jakarta pada Jumat, 27 Mei 2022.
"Untuk itulah, Kemendikbudristek menghadirkan Kurikulum Merdeka sehingga mata pelajaran Pendidikan Pancasila bisa dipelajari melalui praktik dan pembelajaran berbasis projek. Hal ini akan memberikan hasil anak-anak kita dapat langsung mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berjasa Tanamkan Nilai Pancasila
Berpulangnya Buya Syafii Maarif, menurut Nadiem Makarim menjadi tanda kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
"Keluarga besar Kemendikbudristek berbelasungkawa atas wafatnya Buya Syafii Maarif. Bangsa Indonesia telah kehilangan salah satu tokoh bangsa yang sangat berjasa dalam penanaman nilai-nilai Pancasila melalui keteladanannya," kata Nadiem melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Mendikbudristek Nadiem meyakini karakter Buya Syafii Maarif perlu diteladani generasi muda.
"Beliau dikenal sebagai ulama dan cendekiawan yang bijaksana dan sederhana serta konsisten dalam mengawal toleransi dan inklusi," imbuhnya.
Buya Syafii Maarif tercatat menjadi dosen sejarah dan kebudayaan Islam di Universitas Islam Indonesia dan IKIP Yogyakarta (UNY) pada tahun 1964 hingga 1969.
Pemikirian-pemikiran Buya Syafii masih dibutuhkan bangsa ini dan juga oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada awal tahun 2015, Jokowi sempat menawarkan posisi Dewan Pertimbangan Presiden, tapi Buya Syafii menolaknya.
Buya Syafii Maarif memilih menjadi lebih independen. Maka, saat Jokowi memintanya untuk menjadi salah satu Tim Independen mengatasi konflik Polri-KPK, ia menyanggupinya dan sekaligus menjadi Ketua Tim Independen 2015.
Advertisement
Pertemuan Jokowi dengan Buya Syafii
Jokowi juga menyampaikan rasa duka atas meninggalnya Buya Syafii Maarif. Ia menceritakan pertemuan terakhirnya dengan sosok guru bangsa tersebut.
Dua bulan lalu, saya datang menjenguk Buya Syafii di kediamannya di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, saat beliau baru keluar dari rumah sakit seusai perawatan selama beberapa hari.
Saat itu, beliau sudah sehat dan terlihat bugar. Itulah pertemuan terakhir saya dengan Buya Syafii, tulis Jokowi yang diunggah di akun Instagramnya, Jumat (27/5/2022).
Jokowi pun mengucapkan selamat jalan kepada guru besar bangsa yang dicintai semua kalangan di Tanah Air.
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Atas nama Pemerintah, rakyat Indonesia, saya menyampaikan belasungkawa yang dalam atas berpulangnya Buya Syafii. Semoga segala amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT, diampuni kesalahannya, dan segenap keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah.
Selamat jalan Sang Guru Bangsa, tutup Jokowi.
Jokowi Akan Melayat
Dikabarkan, Jokowi akan melayat ke lokasi almarhum Buya Syafii Maarif di Yogyakarta. Hal itu disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.
"Bapak Presiden ke Yogya melayat siang ini," tutur Heru kepada wartawan, Jumat (27/5/2022).
Meski tidak merujuk waktu pasti keberangkatan melayat, Heru memastikan kehadiran Jokowi sebelum almarhum Buya Syafii diantar ke pemakaman.
"Di Masjid Gedhe Kauman Yogya," lanjut Heru.
Sebelumnya, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin turut menyampaikan rasa dukanya atas wafatnya Buya Syafii Maarif. Bangsa Indonesia disebutnya sangat kehilangan sosok guru besar yang dihormati seluruh elemen masyarakat dan lintas agama.
"Innalillahi wa innalilhai rajiun. Bangsa Indonesia kembali berduka atas berpulangnya salah seorang ulama terbaik, guru bangsa Buya Ahmad Syafii Maarif yang berpulang ke Rahmatullah hari ini, Jumat 27 Mei 2022 di Yogyakarta," tutur Ma'ruf.
"Keteladanan beliau wajib kita teruskan sebagai guru bangsa, pemikiran-pemikiran beliau sangat menyejukkan, moderat, dan dapat diterima lintas generasi. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerima amal ibadah beliau, mengampuni segala kekhilafannya, dan memberikan tempat yang terbaik di sisinya. Allahummagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu."
Advertisement