Liputan6.com, Jakarta Hari ini 31 Mei adalah World No Tobacco Day (WNTD) atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia, yang memang sejak 1987 ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) untuk setidaknya satu hari setiap tahunnya digunakan untuk meningkatkan pemahaman kita semua tentang bahaya merokok dan produk tembakau lainnya untuk kesehatan kita orang per orang, kesehatan masyarakat dan juga bagi lingkungan.
Data dunia pada 2020 menyebutkan bahwa 22.3% penduduk dunia menggunakan produk tembakau, 36.7% pria dan 7.8% wanita, baik rokok maupun bentuk lain seperti tembakau yang dimulut (“smokeless tobacco”).
Baca Juga
WHO menyatakan bahwa kebiasaan merokok dan penggunanaan produk tembakau dapat membunuh sampai setengah dari penggunanya. Lebih dari 8 juta orang ,meninggal setiap tahunnya akibat hal ini. Sekitar 7 juta Kematian merupakan akibat langsung dari tembakau, sementara sekitar 1,2 juta terjadi pada para perokok pasif.
Advertisement
Kebiasaan merokok dan penggunaan produk tembakau juga berhubungan dengan sedikitnya 20 jenis kanker. WHO bahkan menyebut bahwa epidemi tembakau adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar yang dunia [pernah hadapi, “The tobacco epidemic is one of the biggest public health threats the world has ever faced”.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ratifikasi tembakau
Untuk mengendalikan bahaya merokok ini maka pada tahun 2003 sudah dibentuk aturan internasional berupa "Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC)", yang sudah diratifikasi oleh 182 negara di dunia, sayangnya Indonesia bukan salah satu diantaranya.
Tema World No Tobacco Day 2022 adalah "Protect the environment", yang mengangkat issu bahwa tembakau menimbulkan dampak kerusakan lingkungan pula, selain mengganggu kesehatan manusia.
Bentuk kerusakan lingkungan ini dapat berupa puntung rokok, bekas bungkus rokok, penggunaan pestisida untuk tanaman tembakau, hutan yang ditebang untuk tanaman tembakau (diperkirakan di dunia sekitar 3,5 juta setiap tahunnya) dan juga dihasilkannya sekitar 84 megaton of karbon dioksida yang ekuivalen dengan efek gas rumah kaca.
Kita di Indonesia perlu lebih memberi peran penting dalam penanggulangan masalah merokok ini, yang jelas berdampak buruk bagi kesehatan dengan berbagai dampak penyakitnya yang sudah dikenal luas. Bagi yuang belum merokok, janganlah memulainya, dan bagi perokok segeralah berhenti. Lindungi kesehatan anda dan kesehatan keluarga tercinta serta lingkungan anda !!!
**Penulis adalah Perima Penghargaan “WHO Free Tobacco World Award” yang diterima pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 1998, hampir seperempat abad yang lalu.
Advertisement