Liputan6.com, Jakarta Tahun 2022 umat Muslim dari seluruh dunia bisa kembali melakukan ibadah haji. Meski begitu, calon jemaah haji harus menaati sejumlah aturan ketat termasuk protokol kesehatan masih diberlakukan mengingat bahwa pandemi COVID-19 masih berlangsung.
Kementerian Kesehatan RI mengingatkan kepada calon jemaah haji 2022 dengan total 100.051 orang yang mendapat kuota untuk tahun untuk memperhatikan protokol kesehatan serta suhu ekstrem panas di Arab Saudi.
Baca Juga
"Untuk itu ada beberapa langkah yang perlu kita antisipasi, paling tidak ada 3 langkah pokok yang perlu diantsipasi jemaah,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, dr. Budi Sylvana, MARS., saat melakukan jumpa pers daring pada Kamis 2 Juni 2022.
Advertisement
Langkah antisipasi yang dimaksud yakni:
1. Taat Prokes
Pandemi COVID-19belum selesai begitu juga penyakit menular lainnya, untuk itu para jemaah haji diminta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dalam tas yang dibagikan Kementerian Kesehatan di dalam ada beberapa perlengkapan untuk menunjang prokes mulai dari masker hingga hand sanitizer.
2. Waspada Suhu Panas
Suhu di Arab Saudi pada ibadah haji 2022 bisa mencapai 43 derajat Celsius. Para jemaah disarankan untuk menghindari paparan panas di luar gedung, selalu menggunakan APD seperti topi, sun block, kacamata hitam, sesering mungkin menyemprotkan tubuh dengan cairan yang diberikan, tidak menggunakan baju hitam atau gelap karena akan menyerap panas.Budi juga mengingatkan untuk minum air tanpa harus menunggu rasa haus demi mencegah dehidrasi dan heat stroke.
“Tentunya jangan lupakan hastag kita #jangantungguhaus, itu penting sekali untuk menghindari dehidarasi dan heat stroke,” katanya.
3. Hindari Kelelahan
Jemaah haji diminta fokus pada wajib hajinya yaitu pada Arofah, Muzdalifah dan Armina.
“Silakan melakukan aktivitas ibadah yang lainnya namun disesuaikan, jamaah punya cukup waktu untuk melakukan ibadah-ibadah sunah,” kata Budi.
Jangan Tunggu Haus
Dalam kesempatan sebelumnya, Budi mengatakan suhu di Tanah Suci bisa mencapai 43 derajat Celsius. Cuaca panas ekstrem bisa berimbas pada kesehatan jemaah haji yang menyebabkan heat stroke yang bisa berujung kematian.
Maka dari itu Budi mengingatkan kepada para petugas haji untuk memiliki jiwa edukasi kesehatan. Jangan sampai ada tingkat kematian yang tinggi pada jemaah haji seperti di 2017 yang mencapai 645 kasus.
“Jangan sampai kejadian di tahun 2017 terulang, kematian melonjak tajam karena suhu sangat tinggi. Promosi kesehatan menjadi penting dan vital fungsinya. Saya ingin semua petugas PPIH bisa membuktikan diri mampu melakukan edukasi dan promosi kesehatan” kata Budi pada rapat koordinasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan pada Kamis, 26 Mei 2022.
Suhu tinggi di Arab Saudi petugas dan jemaah haji rentan alami heat stroke atau serangan panas. Maka dari itu pastikan petugas dan jemaah yang berangkat ke Tanah Suci mengenali tanda-tanda heat stroke.
Imran menjelaskan ada kondisi sebelum mengalami heat stroke yakni heat exhausted.
Ciri-ciri heat exhausted:
- sakit kepala
- keringat berlebihan
- kulit terlihat pucat, lembap, dan terasa dingin,
- napas cepatmual
- nyeri otot
Kondisi ini dapat diatasi dengan minum air yang cukup, mengganti elektrolit yang hilang, menyemprot tubuh dengan air dan beristirahat setidaknya 30 menit.
Advertisement
Atasi Heat Exhausted untuk Cegah Heat Stroke
Bila kondisi heat exhausted tidak diatasi maka bisa alami kondisi lebih parah yakni heat stroke atau serangan panas.
Ini merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan. Terjadi peningkatan suhu badan dengan cepat hingga mencapai 41 derajat Celsius dalam kurun waktu 10-15 menit, dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.
Heat stroke atau serangan panas dapat memperberat kondisi orang yang sedang sakit dan menyebabkan kematian.
“Untuk itu upaya-upaya pencegahan harus gencar dilakukan, untuk petugas mulai dari edukasi cara menyemprot air, bagaimana cara melarutkan dan waktu yang tepat untuk minum cairan elektrolit. Sementara untuk jemaah, selalu melengkapi diri dengan APD dan jangan tunggu haus untuk minum” tambah Imran.
Tes PCR
Pihak General Authority of Civil Aviation of Saudi Arabia (GACA) atau otoritas penerbangan di Arab Saudi mengonfirmasi terkait syarat PCR Negative bagi para calon haji.
Jika semula diminta hasil PCR sudah keluar maksimal 48 jam sebelum keberangkatan kini syarat tersebut berubah menjadi 72 jam sebelum keberangkatan sudah keluar hasilnya.
“Tadi pagi kita mendapatkan suratnya, dikoreksi oleh GACA syarat memasuki Saudi adalah 72 jam sebelum keberangkatan, bahwa hasil PCR harus sudah keluar 72 jam sebelum berangkat,” kata Budi.
Sementara bagi calon haji yang hasil pemeriksaan PCR positif, maka akan ditunda terlebih dahulu keberangkatannya.
“Jemaah yang saat mau pemberangkatan hasil PCR positif akan mengalami penudaan pemberangkatan, hasil koordinasi dengan Kementerian Agama, jemaah yang mengalami penundaan rencana akan diikutkan pada kloter berikutnya,” ujar Budi.
“Namun jika pada hari terakhir mereka belum sembuh, maka secara otomatis mereka tidak bisa diberangkatan dan kemungkinan akan diikutkan pada tahun berikutnya. Jadi PCR tidak bisa ditawar lagi, PCR negative memang syarat untuk masuk Arab Saudi.”
Advertisement