Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan sekaligus penasihat medis Presiden Amerika Serikat, Anthony Stephen Fauci atau yang lebih dikenal dengan Anthony Fauci tengah positif COVID-19.
Pria berusia 81 tahun yang juga menjabat sebagai direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) untuk National Institutes of Health (NIH) ini mengalami gejala ringan dan masih tetap bekerja di kediamannya.
Baca Juga
Berdasarkan keterangan melalui laman resmi NIH, Fauci telah divaksinasi secara lengkap dan melakukan booster COVID-19 sebanyak dua kali.
Advertisement
"Dia telah divaksinasi lengkap dan melakukan booster sebanyak dua kali. Saat ini, Fauci tengah mengalami gejala ringan," tulis keterangan dalam laman resmi NIH dikutip Health Liputan6.com pada Kamis, (16/6/2022).
Saat ini, kasus harian COVID-19 memang tengah mengalami kenaikan akibat varian Omicron baru BA.4 dan BA.5. Tak hanya di Indonesia, melainkan juga di Amerika Serikat.
Menurut data terakhir yang dihimpun oleh Our World in Data, kasus COVID-19 di Amerika Serikat pada Selasa, 14 Juni 2022 bahkan sudah mencapai 135.415 dalam satu hari.
Sebelum dinyatakan positif COVID-19, Fauci diketahui sempat menolak ajakan makan malam di Gedung Putih pada musim semi yang baru saja berakhir pada bulan Mei lalu.
Fauci memang menjadi salah satu orang yang paling paham soal seberapa menular virus Corona satu ini. Sehingga ia pun menolak ajakan makan malam itu.
"Karena penilaian pribadi saya terhadap risiko pribadi saya," ujar Fauci merespons alasan tidak menghadiri acara tersebut dikutip New York Times.
Pertemuan tersebut menghadirkan tokoh politik dan media berita terkemuka di Amerika Serikat.
Banyak Tamu yang Positif
Makan malam yang berlangsung di Gedung Putih tersebut memang mengundang lebih dari dua ribu tamu dalam sebuah ballroom hotel.
Usai acara berlangsung, banyak jurnalis serta undangan lainnya dinyatakan positif COVID-19.
Spesialis penyakit menular di Universitas Emory, Dr Carlos del Rio pun mengungkapkan pendapat soal COVID-19. Menurutnya, COVID-19 memang bisa menjadi sangat menular.
"Ini masalah waktu sebelum kita semua terinfeksi, jujur, virus ini memang sangat menular," kata Carlos.
"Apa yang saya katakan pada orang-orang adalah bahwa pada suatu saat Anda akan menghadapi virus ini karena sudah melakukan banyak hal dan berkumpul. Jadi jika Anda mau menghadapi virus ini, sebaiknya Anda divaksinasi dan lakukan booster," sambungnya.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh NIH, Fauci akan melakukan isolasi mandiri dan tetap akan mengikuti pedoman COVID-19 milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC).
"Dr Fauci akan mengikuti pedoman COVID-19 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan saran medis dari dokternya, dan kembali ke NIH ketika hasil tesnya sudah negatif," ujar NIH.
Advertisement
Pakar Kesehatan Senior
Seperti diketahui, Fauci telah lama menjadi public figure yang bekerja untuk menangani pandemi COVID-19.
Mengutip laman Aljazeera, ia seringkali difitnah oleh kelompok yang menentang langkahnya terkait penggunaan masker dan vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.
Padahal, Fauci bukanlah sosok yang baru muncul saat pandemi COVID-19. Kiprahnya dalam dunia kesehatan di Amerika Serikat sudah dirintis olehnya sejak puluhan tahun lalu.
Ia secara aktif terlibat dalam respons AS pada pandemi tahun 1984 dan banyak dipuji atas karya dan upayanya untuk menahan penyebaran penyakit HIV-AIDS.
Fauci dianggap pahlawan atas saran-sarannya selama ini atas mitigasinya untuk menghadapi virus Corona.
Dirinya menjadi salah satu orang yang mendukung dilakukannya jaga jarak, penggunaan masker, dan vaksinasi jika memang ada stok vaksin COVID-19 yang tersedia.
Penampilan Fauci di depan publik pada awal pandemi COVID-19 pun dilihat sebagai sumber kepastian oleh banyak orang. Namun, hubungannya dengan Presiden AS ke-45, Donald Trump tidak berlangsung dengan baik.
Relasi dengan Trump Kurang Baik
Fauci seringkali secara terbuka mengkritik pendekatan yang diambil oleh Trump. Hal tersebut membuat hubungan antara dirinya dan mantan Presiden AS tersebut menjadi panas.
Trump juga berulang kali secara verbal diketahui menentang Fauci selama kampanye presiden. Bahkan, Trump pernah mengisyaratkan untuk memecat Fauci jika dirinya kembali terpilih sebagai presiden pada 2020 lalu.
Sedangkan pada bulan lalu, Fauci juga sempat mengungkapkan bahwa dirinya enggan untuk melanjutkan perannya sebagai kepala penasihat medis Gedung Putih jika memang Trump terpilih menjadi presiden pada 2024 mendatang.
"Jika Anda melihat sejarah tanggapan selama pemerintahan Trump, saya pikir, Anda tahu, yang terbaik yang bisa dikatakan adalah itu tidak optimal," ujar Fauci mengutip laman CNBC International.
"Saya rasa, sejarah yang akan berbicara soal itu," sambungnya.
Fauci juga mengungkapkan bahwa dirinya akan mundur dari kepemimpinan pemerintahannya saat masa jabatan presiden berikutnya pada Januari 2025.
"Ya, saya tidak akan terlibat dalam politik apapun tentang siapa yang akan masuk ke Gedung Putih," kata Fauci.
"Lagi pula, saat itu terjadi, saya pikir saya mungkin sudah tidak akan ada, tidak peduli siapapun presidennya," sambungnya.
Advertisement