Mengenal Retinol dan Retinoid, Dua Bahan Aktif Paling Hits untuk Cegah Penuaan pada Kulit

Retinol dan retinoid merupakan dua bahan aktif yang sama-sama bermanfaat untuk cegah penuaan dini pada kulit.

oleh Diviya Agatha diperbarui 14 Jul 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2022, 12:00 WIB
ilustrasi penuaan dini/pexels
ilustrasi penuaan dini/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Kiprah retinol dan retinoid dalam dunia perawatan kulit untuk cegah penuaan sudah tak diragukan lagi. Keduanya bahkan layak bila dinobatkan sebagai bahan aktif paling hits pada deretan skincare anti aging.

Terkadang mencari perbedaan diantara keduanya pun bisa membingungkan. Hal tersebut lantaran retinoid dan retinol memang memiliki keterkaitan satu sama lain. Sehingga terkadang sering dianggap serupa.

Meski begitu, bahan-bahan yang terkandung dalam retinoid dan retinol ternyata tidaklah sama lho. Keduanya memiliki perbedaan meski terlihat sama.

Retinoid sendiri merupakan turunan dari vitamin A yang diubah menjadi asam retinoat. Dokter kulit dan pendiri Facet Dermatology di Toronto, Dr Geeta Yadav mengungkapkan bahwa retinoid memang berfungsi untuk membantu proses pergantian sel.

"Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen alami dan proses pergantian sel jadi melambat, yang mengakibatkan adanya pembentukan tanda-tanda penuaan seperti melemahnya kulit, garis-garis halus, kerutan, dan bintik hitam," ujar Geeta mengutip Instyle, Selasa (12/7/2022).

"Retinoid sendiri bekerja untuk merangsang fibroblas, sebuah sel yang bertanggung jawab untuk produksi kolagen yang berada jauh di dalam kulit," tambahnya.

Geeta menjelaskan bahwa retinoid dapat memicu adanya pergantian sel, menghasilkan kulit yang lebih segar dan cerah dengan berkurangnya garis-garis halus dan kerutan. Serta mendorong adanya penampilan kulit yang lebih kencang.

Selain mempercepat produksi kolagen dan pergantian sel, retinoid juga memiliki manfaat lainnya yakni dapat membantu mengurangi jerawat.

Perbedaannya dengan Retinol

Sedangkan, retinol biasanya mengacu pada jenis retinoid yang digunakan dalam produk skincare dan dijual bebas. Perbedaan terbesarnya ada pada struktur molekul retinol.

"Ini adalah molekul prekursor asam retinoat. Di kulit, retinol dapat berubah menjadi retinaldehida yang kemudian menjadi asam retinoat yang dapat memberikan efek positif pada kulit," ujar Dr Brian Hibler dari Schweiger Dermatology Group di New York City.

Namun, retinol membutuhkan langkah yang lebih ekstra untuk berubah menjadi asam retinoat dibandingkan retinoid. Retinol juga dapat bermanfaat bagi kulit yang memang mampu menangani vitamin A dengan konsentrasi tinggi.

"Agar kulit Anda dapat memproses vitamin A dan manfaatnya, perlu mengubah retinol menjadi asam retinoat sebelum dapat digunakan. Ini membuat retinol yang dijual bebas sebenarnya kurang efektif tapi lebih dapat ditoleransi untuk kulit," kata Geeta.

Sebelumnya, penting untuk mengingat efek penggunaan retinol maupun retinoid akan berbeda pada masing-masing individu karena kulit manusia yang pada dasarnya memang berbeda-beda.

Pengguna yang Tidak Dianjurkan

Kebanyakan dokter kulit sangat merekomendasikan penggunaan retinol dan retinoid. Hal tersebut dikarenakan kulit mampu mentolerir efeknya, yang mana juga bergantung pada turunan dan konsentrasi vitamin A yang digunakan.

Namun bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau kering, maka harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter lebih dulu sebelum menggunakan retinol dalam skincare sehari-hari.

"Kulit yang sangat sensitif mudah tersensitisasi dan jenis kulit yang sangat kering harus menghindari turunan vitamin A seperti asam retinoat dan retinol,” ujar Geeta.

Brian menambahkan, bagi Anda yang sedang hamil dan menyusui, penggunaan retinol dan retinoid juga harus dihindari. Food and Drug Administration (FDA) sendiri telah menempatkan retinoid sebagai penyebab keguguran dan malformasi.

Sehingga dokter kulit pun tidak menganjurkan penggunaan keduanya untuk ibu hamil dan menyusui.

Efek Samping yang Mungkin Timbul

Penggunaan retinol dan retinoid bisa begitu bermanfaat bagi kulit. Namun bukan berarti penggunaan keduanya juga tidak memiliki efek samping.

Efek samping yang mungkin muncul mencakup pengelupasan, kemerahan, iritasi, dan kekeringan pada kulit. Demi menghindari efek samping tersebut, Anda dapat menggunakan keduanya secara perlahan untuk memungkinkan kulit membangun toleransi.

"Selalu mulai dengan kandungan yang rendah dan gunakan hanya beberapa kali seminggu. Gunakan pelembab setelahnya. Tingkatkan kekuatan dan frekuensinya secara perlahan. Kulit Anda akan memberi tahu bila memang Anda terlalu banyak atau terlalu sering menggunakannya," ujar Brian.

Brian menjelaskan bahwa retinol atau retinoid dengan seukuran kacang polong sudah cukup. Ukuran tersebutlah yang dibutuhkan agar kulit bisa mendapatkan manfaatnya.

"Jika terlalu banyak menggunakannya, kemerahan, iritasi, atau kekeringan bisa terjadi pada kulit. Istirahatlah beberapa hari dan gunakan retinoid topikal dalam jumlah yang lebih sedikit secara perlahan-lahan bila mengalami efek tersebut," kata Brian. 

Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya