Monkeypox Masuk RI, Dinkes Kota Tangerang Keluarkan SE Kewaspadaan Dini Cacar Monyet

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang bertindak cepat dengan mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan dini terhadap penyakit cacar monyet di wilayah Kota Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 24 Agu 2022, 08:31 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2022, 08:08 WIB
Cacar Monyet
Ilustrasi virus penyebab cacar monyet. Credits: pixabay.com by Geralt

Liputan6.com, Tangerang Kementerian Kesehatan RI mengumumkan satu kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Terkait hal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang bertindak cepat dengan mengeluarkan Surat Edaran kewaspadaan dini terhadap penyakit cacar monyet di wilayah Kota Tangerang.

"Menjalankan amanat Surat Edaran Kemenkes tentang kewaspadaan dini terhadap berkembangnya penyakit cacar monyet, serta mencermati pernyataan Kemenkes pasca-pengumuman ditemukannya 1 kasus cacar monyet di Indonesia, maka Dinas Kesehatan Kota Tangerang merespon kewaspadaan tersebut dengan mengeluarkan SE kewaspadaan dini terhadap peyakit cacar monyet di wilayah Kota Tangerang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (23/8/2022).

Di dalamnya SE tersebut ada alur pemeriksaan dan surveilans kasus, bila ditemukan di fasilitas kesehatan. Lalu, disertakan juga informasi kepada masyarakat untuk mengenali gejala, tanda serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit cacar monyet tersebut sehingga tidak berkembang lebih lanjut.

Gejala cacar monyet dimulai dengan demam, nyeri otot, sakit kepala, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Beberapa hari kemudian, muncul ruam dan bintil-bintil layaknya cacar.

Sebelumnya juga, sejak jauh-jauh hari atau sebelum ditemukan kasus cacar monyet di Indonesia, Dinkes Kota Tangerang sudah melakukan sosialisasi pengenalan soal penyakit tersebut. Tak ketinggalan juga langkah pencegahannya di berbagai media sosial.

"Kewaspadaan diperlukan, namun diharapkan masyarakat tidak perlu panik. Dari data global yang ada saat ini penderita sebanyak 39.708 dan kematian 400 orang, ini menunjukan angka kematian jauh lebih kecil dari COVID-19," ungkapnya.

 

 

Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri

Dini mengungkapkan bahwa cacar monyet dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 2 sampai 4 minggu.

Lalu, penyebaran cacar monyet ini tidak secepat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 karena penularannya melalui sentuhan fisik, seperti luka dikulit orang yang terinfeksi atau barang atau benda yang terkontaminasi, serta kontak dekat dengan secret pernapasan. Selain dari manusia ke manusia, penularan juga dapat terjadi dari hewan terinfeksi ke manusia. 

"Penularan juga dapat terjadi dari hewan, seperti monyet, tikus, primata lainnya, lalu ke manusia, disebut penyakit Zoonosis, melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau luka di kulit. Masa inkubasi antara 5-21 hari," tutur Dini.

Terapkan PHBS Yuk

Guna mencegah penularan monkeypox, Dinkes Kota Tangerang mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta tetap gunakan masker saat beraktivitas. Lalu, karena penularannya melalui sentuhan fisik, maka hindari atau meminimalisir sentuhan fisik, hingga termasuk berhubungan seksual pada orang yang tidak dikenal dan orang yang sedang sakit cacar monyet.

"Hindari juga kontak binatang yang dapat menjadi pembawa virus tersebut seperti monyet, tikus, atau primata termasuk menghindari makan daging hewan yang tidak dimasak dengan baik," tutur Dini.

 

Segera ke Faskes Bila Muncul Gejala

THUMBNAIL cacar
cacar monyet

Dini meminta masyarakat untuk segera melaporkan diri bila menemui gejala dan tandanya ke fasilitas kesehatan yang ada, untik dites sebagai suspek. Mengingat gejalanya yang mirip cacar air dan campak maka tidak boleh diremehkan setiap gejala yang muncul.

"Sekalipun dalam penelitian di Eropa risiko tinggi penyebaran yang utama melalui homoseksual, namun penyebaran penyakit ini tidak karena orientasi seksual tertentu. Sehingga yang harus dipahami adalah, penyebaran cacar monyet dapat mengenai siapa saja, termasuk anak-anak karena melalui sentuhan, dan tidak merujuk dari kalangan tertentu, sehingga tidak boleh ada stigma dan diskriminasi," tutup Dini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya