Liputan6.com, Jakarta - Kondisi overthinking bisa dialami siapa saja. Namun, perlu diingat bahwa kondisi overthinking tersebut bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Psikolog Indah Sundari Jayanti, M. Psi mengatakan, overthinking atau berpikir berlebihan terhadap suatu hal hingga menggangu hidup bisa membuat seseorang stres dan depresi. Kondisi tersebut, kata Indah, termasuk masalah kesehatan mental.
Baca Juga
"Overthinking termasuk masalah mental? Iya, karena dampaknya banyak, bisa ke produktivitas, rasa berharga akan diri sendiri. Kalau terus dipelihara nanti mengarah ke stres sampai depresi," ujar Indah, di Jakarta, Kamis (25/8), dilansir Antara.
Advertisement
Menurutnya, orang seringkali memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan saat ini sehingga menyebabkan mereka overthinking.
Lebih lanjut, Indah mengatakan, kondisi mental berkaitan erat dengan fisik, sehingga ketika seseorang mengalami kondisi stres tertentu, maka otomatis yang bereaksi tak hanya pada psikis melainkan juga fisik.
Oleh karena itu, Indah menyarankan orang-orang untuk memahami kondisi masing-masing terkait stres. Jika mereka masih punya cukup tenaga, suasana hati positif dan merasa apa yang tengah dihadapi adalah prioritas, maka hadapilah.
Sebaliknya, Indah mengingatkan untuk tidak terlalu memaksakan mengerjakan sesuatu yang bukan prioritas dan di luar kapasitas.
"Tetapi kalau bukan prioritas, enggak mood, energi sudah habis, istirahat dulu. Karena seringkali kondisi stres muncul karena kita terlalu memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu yang di luar kapasitas kita," jelasnya.
Overthinking, Berpikir Berlebihan dan Negatif
Dalam kesempatan berbeda, Psikolog Fakultas Psikologi UGM Nida UI Hasanat menjelaskan, 'overthinking' dimaknai sebagai cara berpikir yang berlebihan dan arahnya negatif. Namun istilah overthinking ini mengalami pergeseran makna di masyarakat yang diartikan sebatas pemikiran berlebihan saja.
"Overthinking ini sebenarnya terjadi ketika memikirkan hal-hal yang belum terjadi," kata Nida, Senin (11/7/2022).
Nida mencontohkan ada seorang mahasiswa mengalami kecemasan dan ketakutan saat akan melakukan presentasi. Sebelum presentasi ada pikiran negatif atau tidak percaya diri, dengan menganggap suaranya jelek sehingga materi tidak bisa tersampaikan, takut dinilai jelek, dan lainnya. Padahal semua ketakutan dan kecemasan tersebut belum tentu terjadi dan hanya berada dalam tataran pemikiran saja.
"Kecemasan, ketakutan akan hal yang belum terjadi maupun masa depan ini muncul karena orang itu overthinking," ucapnya.
Advertisement
Berdampak pada Kesehatan Mental
Senada dengan yang disampaikan Indah, Nida mengatakan, overthinking akan berdampak pada kesehatan mental. Salah satunya yaitu stres karena otak terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum pasti secara berlebihan dan berisiko pada gangguan mental.
"Jika overthinking mendominasi kehidupan, maka akan menjadikan yang mengalaminya terdistorsi karena tidak berada dalam realitas. Banyak orang menjadi bermasalah karena sudah 'over' itu tadi. Bisa mengalami gangguan mental karena tidak bisa lagi membedakan antara realitas dengan yang sebenarnya baru ada dalam pikiran," urainya.
Cara Hindari Overthinking
Nida mengatakan, dengan menghindari overthinking, maka efek negatif yang ditimbulkan juga akan terhindar pada diri seseorang. Caranya adalah dengan berpikir rasional, mengelola pikiran dan segera menyadari jika yang dipikirkan sudah mengarah pada overthinking.
Lalu, membangun pikiran positif agar tidak tenggelam dalam pemikiran negatif. Salah satunya dengan mengucapkan kata-kata positif pada diri sendiri, yang biasa disebut sebagai afirmasi. Misalnya "Saya tidak seburuk yang saya pikirkan", "Tenanglah, semua akan baik-baik saja". Afirmasi tersebut akan membantu mengurangi overthinking.
"Selain itu, berkegiatan seperti menekuni hobi atau olahraga juga bisa menjadi cara pengalihan agar tidak terlalu sering berpikir tentang diri sendiri, yang dapat memunculkan overthinking," ujarnya.
Advertisement