Mengenang Sosok Reza Gunawan, Praktisi Kesehatan Holistik yang Meninggal di Usia 46

Usai 5 pekan melakukan perawatan di rumah sakit akibat stroke perdarahan, Reza Gunawan akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa 6 September 2022.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Sep 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 15:30 WIB
Reza Gunawan, suami Dewi Lestari, meninggal dunia (https://www.instagram.com/p/CVOzQa7vz1T/)
Reza Gunawan, suami Dewi Lestari, meninggal dunia (https://www.instagram.com/p/CVOzQa7vz1T/)

Liputan6.com, Jakarta Usai 5 pekan melakukan perawatan di rumah sakit akibat stroke perdarahan, Reza Gunawan akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa 6 September 2022.

Suami penulis Dewi Lestari atau Dee Lestari tersebut merupakan seorang ahli kesehatan holistik di True Nature Holistic Healing sejak lebih dari 19 tahun lalu. Ia mencantumkan profesi ini di profil Instagram pribadinya yang centang biru.

Pria kelahiran 21 Januari 1976 ini sempat mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia (UI). Ia pun aktif menyebarkan edukasi terkait kesehatan mental melalui kelas, program, konsultasi, terapi, dan edukasi publik.

Reza pun mencantumkan berbagai keahlian di akun Linkedin-nya sebagai praktisi penyembuhan diri, manajemen stres, pengembangan intuisi, kesehatan emosional, penyembuhan trauma. Kecemasan dan serangan panik, psikologi energi, meditasi, penyembuhan psikosomatik, integrasi pikiran/tubuh, dan komunikasi otentik.

Termasuk pula spiritualitas praktis, kesadaran diri, meditasi penyerahan, akupunktur, kraniosakral terapi, jin shin jyutsu, dan penyembuhan suara.

Ia juga aktif menyebarkan edukasi melalui berbagai akun sosial media yang ia miliki. Mulai dari blog pribadi hingga YouTube.

Dalam blog rezagunawan.com, pria yang wafat di usia 46 ini sering membagikan tulisan-tulisan terkait kesehatan jiwa.

Salah satunya yang berjudul “Jangan Hanya Sibuk Mengerjakan Sesuatu, Duduk Diamlah!”

Tulisan ini membahas tentang tuntutan kehidupan yang memicu stres dan bagaimana dampaknya pada individu.

“Efek jangka panjang dari stres yang berkelanjutan bisa secara langsung mempengaruhi produktivitas dalam bentuk sebagai berikut: hilangnya semangat kerja, rasa lesu, jenuh, dorongan kuat untuk pindah / meninggalkan pekerjaan, selalu mencari-cari alasan mengapa tempat kerja sekarang tidak sesuai, dsb,” tulis suami Dewi Lestari dalam blog tersebut.

Menikah dengan Dee Lestari

Suami Dewi Lestari Meninggal Usai Berjuang Lawan Stroke, Ini 6 Potret Kenangannya
Potret kenangan Reza Gunawan suami Dewi Lestari yang meninggal usai berjuang melawan stroke. (Sumber: Instagram/deelestari)

Pada 11 November 2008, Reza Resmi menikah dengan Dee Lestari dan dikaruniai seorang anak perempuan Atisha Prajna Tiara yang lahir 21 Januari 1976.

Kedekatan Reza dengan putrinya pun sempat diabadikan di Youtube. Mereka sempat menyanyi bersama dengan lagu yang diciptakan oleh Reza sendiri.

Lagu itu diberi judul Origami Song. Sebuah lagu komposisi Reza Gunawan yang bercerita tentang hobi kebersamaan ayah dan anak dalam membuat origami (seni melipat kertas) saat kecil.

Lagu ini dibawakan secara duet dengan Atisha Prajna Tiara. Dan yang lebih spesial lagi, backing vocal-nya adalah istrinya sendiri yakni Dee Lestari.

Kehangatan Reza bersama keluarganya kini menjadi kenangan. Sebelum kepergiannya, Dee menyampaikan bahwa Reza sempat mengalami stroke perdarahan.

“Satu bulan satu minggu lamanya. Reza telah dirawat di rumah sakit akibat stroke perdarahan,” kata Dee dalam unggahan instagram sebelum kepergian Reza.

Stroke perdarahan atau stroke hemoragik adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh pendarahan di otak. Mengutip Medical News Today, ini bisa terjadi setelah pembuluh darah pecah atau jika jaringan otak berdarah.

Stroke Perdarahan

Momen kebersamaan Reza Gunawan dengan sang putri, Atisha Prajna Tiara. Suami Dewi Lestari menyebut anaknya sebagai pacarnya. (Foto: Instagram/@rezagunawan)
Momen kebersamaan Reza Gunawan dengan sang putri, Atisha Prajna Tiara. Suami Dewi Lestari menyebut anaknya sebagai pacarnya. (Foto: Instagram/@rezagunawan)

Dokter juga dapat menggunakan istilah "perdarahan intrakranial" ketika berbicara tentang stroke perdarahan.

Pendarahan di otak memberi tekanan pada sel-sel otak di sekitarnya dan dapat menyebabkan area otak kekurangan darah. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan otak, yang dapat menyebabkan gejala neurologis dan mengancam jiwa.

Stroke perdarahan disebabkan oleh pendarahan di otak. Ini bisa terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau ketika jaringan otak mulai berdarah.

Kerusakan akibat stroke perdarahan dapat terjadi akibat tekanan yang disebabkan oleh perdarahan, edema, atau kurangnya suplai darah.

Jaringan otak bisa berdarah setelah stroke iskemik, yaitu stroke yang disebabkan oleh suplai darah yang tersumbat. Ini merusak jaringan otak, membuatnya rapuh dan rentan terhadap perdarahan.

Ada risiko stroke perdarahan yang sangat tinggi setelah terjadinya stroke iskemik parah dengan kerusakan otak yang luas dan pembengkakan jaringan. Ini disebut konversi hemoragik.

Konversi hemoragik dapat terjadi kapan pun dalam rentang waktu beberapa hari hingga 2 minggu setelah stroke iskemik.

Penyebab Umum Stroke Perdarahan

Reza Gunawan, tetap menunjukkan rasa cintanya kepada anak sambungnya. Ia pun kerap pergi bersama termasuk dengan Dewi Lestari, dan sang buah hati. (Foto: Instagram/@deelestari)
Reza Gunawan, tetap menunjukkan rasa cintanya kepada anak sambungnya. Ia pun kerap pergi bersama termasuk dengan Dewi Lestari, dan sang buah hati. (Foto: Instagram/@deelestari)

Penyebab umum dari stroke perdarahan termasuk tumor otak, tumor yang bermetastasis ke otak, dan infeksi parah di otak.

Peneliti memperkirakan bahwa sekitar 13 persen kasus stroke adalah stroke perdarahan.

Ada berbagai jenis stroke perdarahan dan perdarahan intraserebral adalah jenis yang paling umum. Pada tipe ini, perdarahan terjadi di dalam otak. Pada perdarahan subarachnoid, perdarahan terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya.

Kondisi, riwayat medis, dan kebiasaan berikut dapat terkait dengan risiko stroke yang lebih tinggi:

-Tekanan darah tinggi.

-Kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang tinggi.

-Merokok.

-Diabetes.

-Riwayat keluarga stroke.

-Riwayat penyakit jantung, penyakit kardiovaskular, atau stroke.

-Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi.

-Kondisi medis tertentu, seperti gangguan perdarahan.

-Penggunaan obat pengencer darah, seperti warfarin (Coumadin).

-Penggunaan obat-obatan rekreasional seperti kokain.

-Gaya hidup tak sehat.

-Kurangnya variasi makanan dan nutrisi.

-Konsumsi alkohol tinggi

-Kelebihan berat badan di sekitar pinggang dan perut.

-Angiopati amiloid serebral, di mana protein terkumpul di pembuluh darah di otak.

Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental
Infografis Ciri-Ciri Orang Miliki Gangguan Kesehatan Mental. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya