Update COVID-19 Hari Ini 6 September 2022, Kasus Meninggal Bertambah 28

Kasus COVID-19 di Indonesia masih mengalami penambahan. Hari ini Selasa 6 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif sebanyak 3.607.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Sep 2022, 19:33 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 19:33 WIB
Covid-19 di Indonesia
Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia masih mengalami penambahan. Hari ini Selasa 6 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif sebanyak 3.607.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.378.489 terhitung sejak Maret 2022.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh dengan angka yang cukup tinggi. Kasus sembuh hari ini adalah 5.136 sehingga akumulasinya menjadi 6.182.661.

Sayangnya, kasus positif harian diikuti dengan kasus meninggal yang angkanya relatif masih tinggi yakni 28 sehingga akumulasinya menjadi 157.696.

Penambahan kasus meninggal terbanyak dilaporkan oleh Jawa Tengah dengan 5 orang wafat. Disusul oleh Sulawesi Utara dengan 4 kematian.

Sedangkan, kasus aktif hari ini mengalami penurunan sebanyak 1.557 sehingga akumulasinya menjadi 38.132.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 90.917 dan suspek sebanyak 5.455.

Data dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.387 kasus positif baru dan 1.418 orang telah sembuh, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus terbanyak di Indonesia.

-Jawa Barat menyusul dengan kasus baru sebanyak 720 dan 2.479 orang telah dinyatakan sembuh.

-Banten di peringkat ketiga dengan 445 kasus positif baru dan 268 orang sembuh dari COVID-19.

-Jawa Timur 396 kasus konfirmasi baru dan 318 orang sembuh.

-Jawa Tengah 105 kasus baru dan 164 telah sembuh dari COVID-19.

Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan, belasan, hingga puluhan. Sedangkan provinsi tanpa penambahan kasus semakin sedikit. Hari ini provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali hanya ada satu yakni Bengkulu.

Laporan Sebelumnya

Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).
Warga sedang berkunjung ke Kota Tua, Jakarta Barat sambil mengenakan masker karena masih di tengah pandemi COVID-19. (28/8/2022) Foto: Liputan6.com/ Ade Nasihudin).

Di hari sebelumnya, yakni pada Senin 5 September 2022 kasus COVID-19 kembali bertambah di kisaran 2 ribuan. Tepatnya 2.340 kasus baru COVID-19 di RI.

Akumulasinya adalah 6.374.882 kasus COVID-19 selama 2,5 tahun pandemi.

Bila menilik data Satgas COVID-19 kemarin, DKI Jakarta menorehkan tambahan tertinggi yakni 992. Disusul Jawa Barat dengan 479 kasus.

Lalu, Banten ada 294 kasus. Tak jauh dari angka itu, ada Jawa Timur yang menambahkan 203 kasus COVID-19 pada Senin.

Sementara itu, kasus sembuh jauh lebih tinggi dari angka positif. Tercatat 4.444 orang berhasil sembuh dari infeksi virus Corona. Dengan tambahan kesembuhan ini maka sudah ada 6.177.525 kasus sembuh di Indonesia selama pandemi COVID-19.

Meski angka penambahan kasus positif berkurang, kasus meninggal masih di angka 21. Dengan tambahan ini maka sudah ada 157.668 orang di Indonesia meninggal karena infeksi virus SARS-CoV-2.

Upaya melindungi seluruh masyarakat Indonesia dari COVID-19 terus dilakukan salah satunya caranya dengan menggenjot vaksinasi baik dosis lengkap maupun booster.

Indonesia memiliki target sasaran 234,6 juta orang untuk divaksinasi. Rincian penambahan vaksinasi per 5 September yakni:

Vaksinasi Dosis I

Tambah 17.848 - akumulasi 203.435.374

Vaksinasi Dosis II

Tambah 24.210 - akumulasi 171.111.977

Vaksinasi Dosis III

Tambah 124.317 - akumulasi 61.135.788

Vaksinasi Dosis IV (Untuk SDM Kesehatan)

Tambah 15.344 - akumulasi 417.323

Pneumonia Berat di Argentina

Epidemiolog Dicky Budiman Soal Cacar Monyet atau Monkeypox
Epidemiolog Dicky Budiman Soal Cacar Monyet atau Monkeypox. Foto: Dokumentasi Pribadi.

Selain COVID-19, perhatian para ahli kesehatan juga tengah tertuju pada pneumonia berat akibat bakteri Legionella yang dilaporkan di Argentina.

Terkait hal ini, ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan, ada beberapa gejala pneumonia berat di Argentina yang mirip dengan COVID-19.

“Secara gejala ada kemiripan dengan COVID-19, tapi ini bukan COVID, sudah diperiksa hasilnya negatif. Hanya saja gejalanya ada yang mirip COVID ada juga yang tidak,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara (3/9/2022).

Gejala yang mirip dengan COVID-19 adalah pneumoni atau kesulitan bernapas, lanjut Dicky.

Gejala lainnya meliputi:

-Gejala seperti sakit flu.

-Demam.

-Gejala yang menyerupai demam berdarah.

“Intinya dengan kerawanan dunia saat ini ya pola perilaku hidup kita harus lebih bersih dan sehat.”

Dicky juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan 5M yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Kita juga harus memperbaiki kualitas udara, air, tanah, jaga keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan, alam, hewan, dan manusia-manusianya.”

Lebih Mematikan?

Seputar Penyakit Pneumonia
Ilustrasi Penderita Pneumonia Credit: pexels.com/pixabay

Jika dibandingkan dengan COVID-19, pneumonia di Argentina yang dikaitkan dengan penyakit Legionnaire jauh lebih tinggi potensi kematiannya, lanjut Dicky.

“Dari 10 (kasus) saja sudah tiga (yang meninggal). Tampaknya juga lebih cepat menular (dibanding COVID). Tenaga kesehatan tertular dan ini artinya ada penularan dari manusia ke manusia,” katanya pada 3 September 2022.

Untuk sementara, pneumonia ini juga dinilai cenderung lebih efektif ketimbang COVID-19, kata Dicky.

Kasus Legionnaire yang disebabkan bakteri Legionella juga pernah ada di Indonesia. Penyakit ini di antaranya dilaporkan terjadi di Bali, Tangerang, dan beberapa kota lain.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa temuan kasus Legionnaires di Indonesia terjadi rentang tahun 1990-an.

Setelah kejadian itu, diterbitkan pula Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1538/MENKES/SK/XI/2003.

"Indonesia sudah pernah ada kasus pertama (Legionnaire) di Bali tahun 1996 dan Tangerang 1999 serta kota lainnya," kata Maxi dalam keterangannya melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 5 September 2022.

"Sudah ada Keputusan Menteri Kesehatan-nya soal penyakit itu yang termasuk new emerging (penyakit emerging baru)," Maxi menambahkan.

Kategori penyakit infeksi emerging adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya, tapi meningkat dengan sangat cepat.

Baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru (re-emerging infectious disease).

Legionnaire (Legionnaires disease) adalah penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionnaire adalah Legionella pneumophila.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya