Liputan6.com, Singapura - Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah punya risiko tinggi tertular cacar monyet yang parah. Namun, kemungkinan penyakit yang dikenal juga dengan monkeypox menyebar di kalangan umum 'sangat tipis'.
Dokter spesialis penyakit menular yang sehari-hari berpraktik di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Singapura, Leong Hoe Nam, menjelaskan, virus cacar monyet ditularkan dari manusia ke manusia melalui tetesan pernapasan atau cairan tubuh.
Baca Juga
Terutama, kata Leong, dari ruam dan luka dan kontak intim termasuk pelukan, ciuman, dan berhubungan seksual.
Advertisement
Dr Khoo Yoong Khean dari Pusat Kesiapsiagaan Wabah Duke-NUS, menambahkan, kejadian dalam wabah cacar monyet ini tampaknya lebih tinggi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria lain atau gay.
"Itu tidak berarti bahwa mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini, tetapi cacar monyet saat ini beredar di komunitas ini," kata Khoo dikutip dari situs Channel News Asia pada Rabu, 7 September 2022.
Dijelaskannya bahwa salah satu kemungkinan terdeteksi di komunitas gay, karena pada banyak kasus, mereka yang berasal dari komunitas ini rutin melakukan pengujian atau pemeriksaan kesehatan berkala yang mengarah pada peningkatan kewaspadaan dan deteksi.
"Saat kami mencoba memahami pola penyakit, kami perlu mengomunikasikan fakta yang akurat kepada publik dan menghindari stigmatisasi karena ini akan menyebabkan kurangnya pelaporan kasus oleh individu yang terinfeksi dan kemudian meningkatkan penyebaran," ujarnya.
Tidak Lantas Cacar Monyet Disebut Penyakit Menular Seksual
Meski cacar monyet dapat ditularkan secara seksual, menurut Dr Shawn Vasoo, itu tidak dianggap sebagai penyakit menular seksual.
"Penularan biasanya terjadi ketika ada kontak kulit ke kulit yang dekat dengan seseorang yang mungkin telah terinfeksi (termasuk kontak seksual)," kata pria yang menjabat sebagai direktur klinis di National Center for Infectious Diseases (NCID).
"Interaksi biasa atau sementara seperti berbagi ruang kantor, atau berbagi makanan adalah kegiatan yang berisiko rendah dan tidak mungkin menyebarkan cacar monyet," ujarnya.
Â
Advertisement
Seberapa Berbahaya Cacar Monyet?
Dr Khoo mengatakan bahwa sementara harus ada kewaspadaan umum tentang penyakit apa pun, pihak berwenang dan ilmuwan masih mencari tahu bagaimana wabah saat ini akan menyebar dan apa pola epidemiologisnya.
"Cacar monyet bukanlah penyakit baru, jadi, ada protokol diagnostik dan pengobatan yang ditetapkan untuk itu dan ada beberapa pengalaman dalam menangani penyakit ini," katanya.
Namun, Khoo mencatat bahwa situasinya berkembang, dengan WHO memikirkan apakah akan menyatakannya sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, mirip dengan bagaimana COVID-19 dikategorikan.
Dengan kerja terus menerus yang dilakukan pada penyakit dan penyebarannya, komunitas medis berharap untuk melihat bukti baru yang akan memandu mereka dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Â
Â
Waspada Terhadap Gejala Cacar Monyet
Khoo pun menyarankan untuk waspada pada gejalanya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki gejala cacar monyet, segeralah mencari pertolongan medis.
"Ini juga akan membantu pihak berwenang untuk melakukan tindakan intervensi kesehatan masyarakat seperti pelacakan kontak untuk menghentikan penyebaran," ujarnya.
Dr Vasoo mencatat bahwa pasien cacar monyet yang dia temui sebagian besar ringan. Dia menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, pasien mengalami demam, dan ruam di tubuh mereka.
Selain individu dengan gangguan kekebalan, mereka yang 'sangat rentan' terhadap komplikasi adalah anak-anak dan wanita hamil.
Advertisement