Kompres Hangat atau Dingin Saat Demam, Mana yang Dianjurkan?

Perkara kompres hangat atau dingin saat demam menjadi perdebatan di Twitter belum lama ini

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Sep 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi anak demam pixabay
Ilustrasi anak demam pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini pengguna Twitter dihebohkan dengan perdebatan soal kompres hangat atau dingin.

Seperti diketahui, ketika demam pertolongan pertama yang dilakukan kebanyakan orang adalah mengompres kening dengan handuk yang dibasahi. Namun, ada yang membasahi handuknya dengan air hangat, ada pula yang menggunakan air dingin.

Hal ini kemudian menjadi pembahasan seru di Twitter hingga sempat menjadi trending topic.

Demam biasanya dikaitkan dengan ketidaknyamanan fisik dan kebanyakan orang merasa lebih baik ketika demam diobati. Banyak ahli percaya bahwa demam adalah pertahanan alami tubuh terhadap infeksi.

Melansir Webmd perawatan demam bervariasi tergantung pada penyebabnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

- Mandi air hangat.

- Minum banyak cairan bening seperti air, kaldu, dan jus atau minuman rehidrasi.

- Beristirahat.

- Jaga tubuh tetap sejuk dengan pakaian ringan dan selimut yang cukup.

Sedangkan, mandi dengan air dingin atau air es tidak dianjurkan bagi orang yang sedang demam. Sebab, tindakan ini tidak bisa berbahaya karena membuat suhu tubuh turun terlalu cepat seperti melansir Very Well Health.

Maka dari itu, kompres demam yang dianjurkan adalah kompres hangat. Hal ini pun diaminkan oleh  Dokter spesialis anak dr. Devi Kristiani, Sp.A.

"Kalau demam, yang betul adalah kompres air hangat karena pori-pori di permukaan kulit akan membuka dan pembuluh darah akan melebar mengeluarkan panasnya," ujar dr. Devi dikutip dari ANTARA pada Senin (12/9/2022).

Selain untuk Demam

Selain demam, kompres hangat juga berfungsi untuk meredakan masalah mata. Seperti mata kering, gatal, merah, dan menyakitkan.

Secara sederhana, kain atau handuk dapat dibasahi dengan air hangat dan letakan handuk tersebut di mata untuk meringankan rasa sakit dan tidak nyaman.

Kompres air hangat bisa menambah kelembapan di area mata dan meringankan sensasi berpasir yang biasanya timbul akibat mata kering.

Seperti diketahui, kelenjar di kelopak mata menghasilkan minyak, penyumbatan minyak terkadang bisa menjadi tebal atau menggumpal. Jika ini terjadi,  kelopak mata bisa membengkak (blepharitis), bintitan, atau kalazion.

Dan, kompres hangat dapat menjaga minyak alami terhindar dari penyumbatan. Panas dari kompres dapat mengencerkan minyak dan membantunya mengalir dengan mudah.

Selain itu, kompres hangat juga berfungi meredakan rasa sakit dan membuat mata menjadi lebih rileks.

Cara membuatnya pun mudah, cukup isi mangkuk dengan air yang hangat (bukan panas). Letakkan kain lap bersih di dalamnya. Pastikan lap basah sepenuhnya. Peras agar lembab tapi tidak menetes. Lipat kain lap dan letakkan di mata. Biarkan menempel di mata selama beberapa menit.

Saat lap menjadi dingin, maka celupkan lagi ke dalam air hangat dan ulangi prosesnya. Dokter dapat meminta pasien untuk melakukan ini beberapa kali sehari.

Selain Kompres

Pada penanganan demam, selain kompres, gejala ini juga bisa diatasi dengan pereda demam yakni Antipiretik. Ini memang dikenal sebagai jenis obat yang bisa menurunkan demam.

Antipiretik bekerja dengan cepat untuk menurunkan demam dan dapat membuat tubuh terasa lebih baik selama empat hingga delapan jam.

Banyak yang dapat dibeli tanpa resep, termasuk Tylenol (acetaminophen) dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti Advil (ibuprofen).

Kebanyakan antipiretik yang dijual bebas dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak, tetapi dosisnya akan bervariasi. Jika anak di bawah usia 3 bulan mengalami demam, hubungi dokter anak, atau dokter spesialis perawatan anak hingga usia 18 tahun, sebelum menggunakan obat demam apa pun.

Sedangkan, aspirin tak dianjurkan untuk anak-anak dan remaja karena dapat menyebabkan kondisi yang berpotensi meningkatkan risiko kematian yang dikenal sebagai sindrom Reye.

Selain itu, minum banyak cairan juga diperlukan untuk menghindari dehidrasi selama demam. Semakin tinggi demam, semakin tinggi risiko dehidrasi. Muntah dan penurunan nafsu makan juga umum terjadi selama infeksi dan penyakit — dan ini selanjutnya dapat meningkatkan risiko dehidrasi.

Akibat Dehidrasi

Dehidrasi parah selama demam dapat menyebabkan:

- Kram yang menyakitkan

- Kelelahan dan panas

- Penurunan tekanan darah yang mematikan

- Kejang, atau suatu kondisi yang melibatkan perubahan kesadaran dan gerakan yang tidak disengaja

Jika dehidrasi sudah diantisipasi, maka tindakan lain yang sebelumnya sudah direkomendasikan adalah mandi air hangat.

“Pastikan untuk keluar dari bak setelah air mulai dingin. Mandi air dingin mungkin terdengar seperti ide yang bagus jika Anda merasa terbakar, tetapi dapat menyebabkan menggigil yang dapat meningkatkan—bukan menurunkan—suhu tubuh inti.”

Ini dapat membantu menurunkan demam dan membuat rileks sehingga tidur lebih nyenyak. Pasalnya, istirahat atau tidur adalah hal yang sangat penting bagi orang yang sedang demam. Sebaliknya, jika beraktivitas maka suhu tubuh bisa naik, aktivitas apa pun dapat meningkatkan suhu tubuh.

“Demam adalah tanda bahwa tubuh Anda sedang melawan infeksi. Tidak membuang-buang energi untuk aktivitas yang tidak perlu memungkinkan tubuh fokus mengerahkan segala upaya untuk melawan infeksi.”

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid
Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya