PCV Nasional Digelar, 373 Ribu Anak Jawa Barat Jadi Target Imunisasi

Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) di Jawa Barat tahun 2022 menyasar kepada lebih dari 373 ribu anak.

oleh Arie Nugraha diperbarui 14 Sep 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2022, 20:00 WIB
Imunisasi Anak dengan Protokol Kesehatan
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Bandung - Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) di Jawa Barat tahun 2022 menyasar kepada lebih dari 373 ribu anak.

Itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi, saat Pencanangan Imunisasi PCV Tingkat Nasional secara daring pada awal pekan ini (Senin,12/9/2022).

Menurut Nina, total vaksin PCV diterima Jawa Barat saat ini sebanyak 172.290 vial untuk 637.473 sasaran imunisasi.

"Imunisasi PCV diberikan sebanyak 3 dosis dengan rinciannya dosis pertama usia 2 bulan bersama dengan DPT-HB-Hib1 dan OPV2. Dosis kedua usia 3 bulan bersama dengan DPT-HB-Hib2 dan OPV3. Dosis ketiga usia 12 bulan sebagai imunisasi lanjutan untuk meningkatkan titer antibodi," ujar Nina dilansir dari laman resmi Dinas Kesehatan Jawa Barat, ditulis Rabu, 14 September 2022.

Nina mengatakan vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin polio oral (OPV) pada usia 2 dan 3 bulan. Artinya ada pemberian imunisasi ganda pada usia tersebut.

Nina menjelaskan pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada anak.

"Manfaat pemberian imunisasi ganda adalah melindungi anak sesegera mungkin pada bulan-bulan awal kehidupan mereka yang rentan, lebih sedikit kunjungan untuk imunisasi, meningkatkan efisiensi layanan kesehatan," kata Nina.

Nina menambahkan tempat pelaksanaan imunisasi dilakukan di PCV Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta, klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi. 

 

Distribusi Vaksin

Sedangkan, vaksin dan logistik didistribusikan dari Pemerintah Pusat ke Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, Puskesmas dan Pos Pelayanan Imunisasi secara berjenjang.

"Vaksin PCV didistribusikan ke pos pelayanan pada hari yang sama dengan pelayanan menggunakan vaccine carrier yang dilengkapi dengan 2-4 buah cool pack (disesuaikan dengan jenis vaccine carrier)," ucap Nina.

Proses distribusi vaksin dan logistik imunisasi dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan sesuai SOP manajemen rantai dingin, sesuai yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada masa pandemi COVID-19.

Pengenalan awal imunisasi PCV nasional baru dilakukan pada tahun ini. Sementara di Jawa Barat telah dimulai pada tahun lalu di Bogor, Bandung, Karawang, Bekasi, Kota Bandung dan Kota Bekasi. (Arie Nugraha)

PCV Nasional

Pencanangan PCV tingkat nasional diresmikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Puskesmas Talang Jambe, Kota Palembang secara virtual, kemarin, Senin (12/9/2022). Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian imunisasi PCV sangat penting bagi anak-anak Indonesia. Sebab, pneumonia merupakan penyakit infeksi yang sangat endemis serta penyebab utama kematian pada bayi dan balita di dunia. Di Indonesia, sekitar 14,5 persen kematian pada bayi dan 5 persen kematian pada balita setiap tahunnya disebabkan karena Pneumonia.

“Hari ini, Kementerian Kesehatan meluncurkan secara nasional Imunisasi PCV. Pemberian vaksinasi PCV ini sangat penting karena telah terbukti mampu menurunkan pneumonia secara drastis. Karena, pneumonia ini bisa menyebabkan kematian pada anak dan balita. Oleh karena itu, dengan tekad bulat mulai tahun 2022 imunisasi PCV akan kita lakukan di seluruh Indonesia,” kata Budi Gunadi, Senin, 12 September 2022.

Pneumonia adalah salah satu penyakit menular yang merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak di dunia. Penyakit ini dapat diobati jika terdiagnosa sedini mungkin serta dapat dicegah dengan imunisasi. Ini terbukti di negara-negara dimana imunisasi Pneumokokus Konyugasi atau PCV merupakan bagian dari program imunisasi rutin.

Untuk itu, WHO merekomendasikan agar PCV masuk dalam program imunisasi rutin bagi anak di seluruh dunia. Imunisasi PCV akan memberikan perlindungan yang efektif untuk bayi dan anak-anak terhadap penyakit pneumonia atau radang paru akibat infeksi bakteri pneumokokus. 

Dukungan WHO

Melihat manfaatnya yang besar, Budi Gunadi berharap pemberian imunisasi PCV tidak hanya menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia, namun juga dapat mencegah anak terkena stunting. Sebab, pneumonia tidak hanya menyebabkan radang paru namun juga menganggu gizi penderitanya.

“Infeksi ini menyebabkan banyak balita terganggu kesehatan gizinya jadi menyebabkan Stunting. Selain menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka kematian balita. Pemberian imunisasi PCV diharapkan dapat menurunkan angka Stunting,” harap Menkes.

Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan menyebutkan bahwa WHO siap mendukung langkah Indonesia untuk memberikan jaminan keamanan kepada seluruh anak Indonesia dari penyakit berbahaya, termasuk pneumonia melalui pemberian imunisasi PCV.

“Kami berharap Indonesia dapat menurunkan kasus dan kematian bayi dan anak setelah peluncuran PCV nasional ini. WHO berkomitmen mendukung Kementerian Kesehatan dalam memberikan imunisasi PCV yang aman di seluruh negeri, memastikan tidak ada anak yang tertinggal,” kata Dr. N. Paranietharan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya