Lesti Kejora Laporkan Rizky Billar Atas Dugaan KDRT, Kenapa Pasangan Bisa Jadi Kasar?

Ramai soal Lesti Kejora laporkan suaminya, Rizky Billar atas dugaan KDRT. Secara umum, memang faktor apa saja yang membuat seseorang lakukan KDRT?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Sep 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2022, 18:30 WIB
Lesti Kejora - Rizky Billar (Foto: Instagram/@lestykejora)
Lesti Kejora - Rizky Billar (Foto: Instagram/@lestykejora)

Liputan6.com, Jakarta Pedangdut Lesti Kejora melaporkan suaminya Rizky Billar ke polisi atas tuduhan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Lesti melaporkan Rizki Billar pada Rabu, 28 September 2022 malam ke Polres Jakarta Selatan.

Menurut pengakuan Lesti Kejora, Rizky Billar merupakan pelaku KDRT terhadapnya saat membuat laporan polisi.

"Kalau menurut saudari L, adalah KDRT yang dialaminya. Menurut beliau adalah suaminya pelakunya," Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi.

Saat ini pihak kepolisian tengah menindaklanjuti pengaduan ibu satu anak itu. Salah satu yang bakal dilakukan polisi untuk menindaklanjuti laporan Lesti Kejora adalah dengan memanggil Rizky Billar dalam waktu dekat seperti mengutip Showbiz Liputan6.com.

Tak nyaman tentu menjalin hubungan yang di dalamnya terdapat kekerasan fisik. Pada umumnya, saat awal menjalin hubungan tidak terlihat sikap kasar pasangan. Namun seiring hubungan berjalan, data di Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat melaporkan ada 1 dari empat wanita dan satu dari 10 pria yang mengalami kekerasan fisik selama menjalin hubungan.

Di AS, tercatat dalam satu menit ada 20 orang yang mengalami kekerasan fisik dari pasangannya.Terlepas dari kasus yang menimpa pasangan Lesti dan Rizky Billar, secara umum ada beberapa faktor risiko yang memengaruhi seseorang lakukan kekerasan dalam hubungan.

"Beberapa di antaranya adalah faktor risiko individu, sementara yang lain berhubungan dengan aspek hubungan itu sendiri. Pengaruh sosial dan komunitas juga dapat berperan," mengutip dari laman Very Well Mind yang direview oleh psikoterapis Ivy Kwong.

Faktor Risiko Individu

Ilustrasi mengalami stres di masa pandemi COVID-19
Ilustrasi mengalami stres di masa pandemi COVID-19. (Photo by prostooleh on Freepik)

Berikut faktor risiko seseorang menjadi pelaku kekerasan dalam sebuah hubungan menurut CDC:

- Perilaku agresif saat anak atau remaja

- Memiliki ciri-ciri kepribadian antisosial

- Merasa tidak aman dan bergantung secara emosional dengan pasangan

- Memiliki riwayat depresi atau percobaan bunuh diri sebelumnya

- Ada keinginan untuk mengontrol atau berkuasa dalam hubungan

- Tekanan ekonomi, pendidikan yang rendah dan status ekonomi yang buruk

- Jumlah teman sedikit

- Tingkat percaya diri yang rendah

- Kontrol perilaku yang buruk, impulsif, dan keterampilan pemecahan masalah yang buruk

- Orang-orang yang menjadi kasar terhadap pasangan juga sering memiliki riwayat pelecehan fisik dan emosional saat masih anak-anak.

 

Faktor Risiko dalam Hubungan

Selain faktor individu, seseorang melakukan kekerasan pada pasangan juga perlu dilihat dari aspek hubungan yang terjalin.

Hubungan yang ditandai dengan kecemburuan atau upaya untuk mendominasi hubungan lebih mungkin terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Lalu, mereka yang saat kecil kerap yang menyaksikan kekerasan dalam hubungan. lebih mungkin menjadi korban atau pelaku kekerasan dalam rumah tangga sebagai orang dewasa.

Faktor Sosial

CDC juga menyampaikan bahwa sejumlah faktor di masyarakat juga meningkatkan risiko seseorang melakukan kekerasan dalam kehidupan rumah tangga. Seperti berada dalam lingkungan dengan tingkat ekonomi rendah, tinggi kriminalitas, atau komunitas dengan tingkat pengangguran tinggi bisa memiliki pengaruh seseorang menjadi pelaku kekerasan.

Di tingkat masyarakat, norma budaya, konsep maskulinitas yang salah, dan ekspektasi gender yang menunjukkan bahwa laki-laki harus dominan dan bertanggung jawab memberikan dukungan bahwa perempuan harus tunduk.

 

Bila Menjadi Korban KDRT

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres. Sumber foto: unsplash.com/Kevin Grieve.

Seseorang yang menjadi korban KDRT tentu berdampak pada kesehatan fisik serta mentalnya. Menurut WHO berikut dampak bila menjadi korban KDRT dalam sebuah hubungan:

- Kecemasan

- Depresi

- Cedera dan luka

- Penyakit dan masalah kesehatan lainnya

- Gangguan stres pascatrauma (PTSD)

- Masalah tidur

Kabar kurang baik lainnya, anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang melihat ayah ibunya melakukan kekerasan fisik lebih mungkin mengalami masalah emosional dan perilaku.

Segera mencari bantuan bila mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga bisa dipikirkan jalan keluar yang aman keluar dari nestapa itu.

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru
Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya