Ketahui Faktor Risiko dan Cara Cegah Tulang Mudah Patah

Memperingati Hari Osteoporosis Sedunia 2022, ketahui macam-macam faktor risiko serta cara cegah osteoporosis sejak dini.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2022, 08:01 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2022, 08:01 WIB
Inilah Mengapa Wanita Lebih Berisiko Alami Osteoporosis
Inilah Mengapa Wanita Lebih Berisiko Alami Osteoporosis

Liputan6.com, Jakarta - Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan tulang sehingga meningkatkan risiko fraktur.

Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh sehingga mudah patah bahkan karena jatuh ringan, terbentur, bersin, atau gerakan tiba-tiba.

"Jadi, fraktur yang disebabkan oleh osteoporosis ini kalau tidak ditangani dengan baik bisa mengancam jiwa dan bisa menyebabkan permasalahan jangka panjang," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes dalam acara Temu Media secara virtual untuk memperingati "Hari Osteoporosis Sedunia 2022" pada Kamis (20/10/2022).

Terdapat 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria berusia 50 tahun ke atas di seluruh dunia yang menderita patah tulang osteoporosis, ungkap Eva.

Dua dari lima orang Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Sekitar 8,9 juta kejadian patah tulang terjadi setiap tahun. Diperkirakan 1 kejadian patah tulang terjadi tiap 3 detik.

Tak hanya itu, pada 2050 diperkirakan kejadian patah tulang akan meningkat 310 persen pada pria dan 240 persen pada wanita.

Osteoporosis terjadi tanpa bergejala dan baru disadari apabila tinggi badan berkurang.

"Ini penyakit yang tidak ada gejala, it is a silent disease," ucap Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dr. Bagus Putu Putra Suryana, SpPD-KR dalam kesempatan yang sama.

Menurut Bagus, osteoporosis memang tidak seterkenal penyakit lain seperti penyakit jantung atau stroke. Akan tetapi penderitanya banyak sekali. Selain itu, konsekuensi yang ditimbulkan juga sama beratnya.

"Waktunya lebih panjang, kemudian kejadian saat ini juga sebanyak 60 persen membutuhkan bantuan setahun kemudian," tambah Eva.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran guna mencegah osteoporosis.

Faktor Risiko Osteoporosis

Ilustrasi osteoporosisi
Ilustrasi osteoporosisi Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels

Menurut Eva, faktor risiko osteoporosis ada yang bisa diubah dan ada yang tidak.

Faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat diubah meliputi usia, ras, gender, gangguan hormonal, dan faktor genetik.

"Ada beberapa yang tidak bisa diubah seperti ras mungkin ada yang lebih bermasalah, kemudian gender. Wanita lebih berisiko untuk terjadinya osteoporosis dibandingkan laki-laki kalau kita melihat perbandingan tadi," jelas Eva.

Jika Anda memiliki faktor risiko di atas, segera periksa ke layanan kesehatan terdekat.

Sementara faktor risiko osteoporosis yang bisa diubah yaitu imobilitas, tubuh kurus, gaya hidup, asupan gizi rendah, kurang paparan sinar matahari, kurang aktivitas fisik, penggunaan beberapa obat untuk jangka lama, dan faktor lingkungan.

"Asupan gizinya diperkuat, mobilitasnya harus banyak, paparan mataharinya harus cukup, aktivitas fisiknya harus cukup, jangan menggunakan obat tertentu dalam jangka waktu lama, lingkungan juga harus diperbaiki," tegas Eva.

Eva menyatakan inilah upaya-upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah osteoporosis. 

 

5 Langkah Agar Tulang Sehat dan terhindar dari Patah Tulang

Benarkah Susu Kedelai Mampu Mencegah Osteoporosis?
Benarkah Susu Kedelai Mampu Mencegah Osteoporosis?

 

1. Olahraga secara teratur

Berolahraga dapat membantu menjaga otot dan tulang agar tetap kuat. Menurut Eva, latihan fisik dilakukan minimal 30-40 menit per hari, seminggu 3-4 kali.

2. Diet sehat dan kaya nutrisi untuk tulang

Patikan konsumsi makanan yang menyehatkan tulang seperti kalsium, protein, vitamin dan mineral (Vitamin D, Vitamin K, Zn, dan Mg). 

 Konsumsi kalsium perhari untuk usia di atas 50 tahun minimal 1000 mg, sedangkan untuk vitamin D yaitu 600 IU.

"Peranan konsumsi gizi seimbang, sehat dan memenuhi kebutuhan makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh tentu akan memberikan dampak yang sangat baik khususnya untuk kesehatan tulang," ujar Eva.

Paparan sinar matahari yang aman juga membantu untuk mendapatkan cukup vitamin D.

Bagus menyatakan, vitamin D berasal dari makanan yang disimpan dalam lemak tubuh kita. Vitamin D perlu sinar ultraviolet agar bisa digunakan untuk metabolisme.

"Ultraviolet yang bagus untuk aktivasi vitamin D tubuh kita itu antara jam 9 sampai jam 11 (atau) 12," jelas Bagus.

"Minimal 30 sampai 45 menit setiap hari dianggap cukup untuk mendapatkan ultraviolet dari sinar matahari," tambahnya.

 

 

3. Jaga berat badan

Kenali Lebih Dini Osteoporosis dan Osteoarthritis
Gambar : Operasi Total knee replacement pada kasus OA lanjut

Masyarakat diharap dapat menjaga berat badan

"Menjaga berat badan adalah hal penting," kata Eva.

Hindari gaya hidup tidak sehat (sedentary lifestyle). Pertahankan berat badan normal atau indeks massa tubuh (IMT) normal (18,5-25).

"Jangan terlalu gemuk, jangan terlalu kurus," ucap Eva.

4. Jangan merokok dan hindari alkohol

Merokok dan alkohol akan meningkatkan risiko patah tulang akibat osteoporosis.

5. Waspadai adanya faktor risiko individu

Cari tahu apakah Anda memiliki faktor risiko, misalnya tinggi badan berkurang, adanya riwayat keturunan, penggunaan obat-obatan, penyakit lain yang menyertai, serta menopause dini, jelas Eva.

"Harus segera lakukan deteksi dini untuk mencegahan dan pengobatan di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)," ujar Eva.

"Osteoporosis itu problem kesehatan yg sangat penting, sama pentingnya dengan penyakit lainnya," ucap Bagus dalam closing statement-nya.

Jika tidak diobati, osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang yang kemungkinan berujung pada kematian.

Bagus menegaskan, osteoporosis bisa dicegah dengan melakukan upaya-upaya seperti menjaga gaya hidup sehat, memperhatikan asupan nutrisi, dan berolahraga secara teratur.

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya