Indovac untuk Booster Dewasa Sudah Masuki Fase Akhir Uji Klinis, Bisa Hadang XBB?

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir memberikan update terkait perkembangan vaksin COVID-19 Indovac yang tengah dikembangkan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Okt 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2022, 07:00 WIB
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir di Jakarta Pusat (26/10/2022).

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir memberikan update terkait perkembangan vaksin COVID-19 Indovac yang tengah dikembangkan.

Menurutnya, Indovac sudah ada di fase akhir uji klinis booster dewasa dan sudah mulai melakukan uji klinis untuk remaja usia 11 hingga 17 tahun.

“Mudah-mudahan untuk booster dewasa karena laporan uji klinis sudah kita masukkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan, InshaAllah kita bisa dapatkan Oktober ini sehingga program booster menggunakan Indovac ini bisa dilakukan. Tapi untuk remaja prosesnya masih lanjut,” kata Honesti dalam jumpa pers di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022).

Namun seperti diketahui, saat ini Omicron subvarian XBB sudah masuk di Indonesia. Lantas, apakah Indovac efektif untuk melawan subarian baru ini?

Terkait hal ini, Honesti menjelaskan, Indovac yang sedang dikembangkan sudah diuji untuk varian Wuhan (varian awal) dan varian Delta. Sedangkan, khasiat untuk varian Omicron sedang dalam proses.

“Sedang dalam proses, nanti kita lihat. Tapi sejauh ini yang bisa disampaikan, terhadap varian Wuhan dan Delta tuh masih menunjukkan hasil yang sangat bagus.”

Untuk khasiat pada varian baru, maka perlu waktu untuk mengujinya. Pihaknya akan mengikuti arahan pemerintah, jika diminta membuat vaksin yang baik untuk menghadang varian baru maka akan dilakukan sesuai permintaan.

“Jadi, strain virus yang kita dapat itu kita kembangbiakkan. Ternyata cara mengembangbiakkan strain Wuhan dan Delta itu beda lagi dengan Omicron.”

Hasil Sementara Bagus untuk Omicron

Honesti menambahkan, varian Omicron lebih pintar dari varian sebelumnya dan lebih susah dalam prosesnya.

“Jadi nambah lagi nih tantangan kita, bagaimana mengembangbiakkan, dipanen, dan dibikin formulasinya. Saya tiap minggu belajar sama teman-teman. Virusnya dikasih makan, makanannya air, alkohol, metanol dan komposisinya harus pas.”

Semua ini melalui berbagai proses percobaan dan mencari mana formulasi yang paling baik. Jadi, lanjutnya, untuk melakukan suatu proses pengembangan vaksin itu memang luar biasa sulitnya.

Dalam kesempatan yang sama, peneliti vaksin Indovac, Rini mengatakan bahwa ia dan timnya telah melakukan pengujian Indovac terhadap varian Omicron.

“Kami men-challenge (uji netralisasi) dengan Omicron dan Alhamdulillah hasilnya bagus dan mudah-mudahan nanti akan kami rilis,” kata Rini.

“Kelihatan sih peningkatannya setelah vaksinasi jauh (lebih baik).”

Rencana Ekspor Vaksin

Honesti juga menjelaskan terkait rencana ekspor vaksin Indovac ke negara lain. Rencananya, negara pertama yang akan mendapatkan vaksin Indovac adalah Nigeria.

“Minggu lalu saya sudah ketemu duta besar Indonesia di Nigeria dan ada dua sampai tiga negara lagi yang sedang ngobrol (soal Indovac). Bahkan, kemarin ada dari Mozambik yang berkunjung ke Bio Farma.”

Pemilihan negara-negara di Afrika untuk menjadi tujuan pertama ekspor vaksin Indovac bukan tanpa alasan. Menurut Honesti, negara-negara ini memiliki pasokan vaksin yang sangat rendah.

“Jadi ini terkait aksesibilitas vaksin juga ya, mereka (negara-negara Afrika) infrastrukturnya juga belum terlalu bagus, nak kita lihat vaksin kita ini sangat layak karena suhu penyimpanannya 2 sampai 8 derajat celsius. Infrastruktur mereka tidak sebagus negara lain yang bisa menyimpan vaksin di minus 20.”

“Jadi vaksin kita memang sangat memungkinkan, kita juga punya pengalaman mengirim vaksin polio.”

Target Produksi

Terkait target produksinya, Honesti mengatakan bahwa target pertama adalah 20 juta dosis. Namun kapasitas produksi Bio Farma sebetulnya lebih besar dari itu. Jadi, jika permintaan pemerintah lebih dari jumlah itu, maka pihaknya bisa memenuhi.

“Sebenarnya kami memiliki kapasitas produksi untuk vaksin Indovac ini sampai 120 juta dosis per tahun, jadi sangat besar ya. Enggak ada isu dengan kapasitas, isunya sekarang kebutuhannya berapa.”

Sejauh ini, vaksin yang sudah diproduksi baru 1,6 hingga 1,7 juta dosis. Namun, yang sudah dirilis oleh Badan POM baru sekitar 300 ribu.

“Masih proses, ini akan bertambah terus, jadi kita tunggu aja sebenarnya kebutuhan dari pemerintah untuk vaksin Indovac ini berapa dan kami akan segera sediakan kapasitas produksinya.”

Sejauh ini, vaksin Indovac akan diberikan kepada masyarakat secara gratis karena masih dalam program pemerintah.

“Karena ini jenis vaksin yang masuk dalam program pemerintah, artinya masyarakat tidak akan dikenakan biaya sama sekali. Apakah nanti akan berbayar ya kita enggak tahu juga kita lihat nanti.”

 

Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan?
Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya