Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 kembali merangkak naik di angka 4 ribuan per hari selama beberapa hari tekahir. Di tengah kenaikan angka kasus, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah mempersiapkan obat-obatan serta alat kesehatan untuk menunjang perawatan pasien terinfeksi COVID-19.
"Kita antisipasi. Obat-obatan, vaksin, rumah sakit, alat kesehatan, kita semua siapkan semua," jelas Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, Apt. dalam acara pembukaan pameran Hari Kesehatan Nasional pada Kamis (03/11/2022).
Baca Juga
Lucia mengatakan fasilitas kesehatan siap menangani kenaikan kasus COVID-19.
Advertisement
"Kita selalu siap," ucap Lucia.
"Kita ada weekly meeting COVID, ya. Tapi dulu waktu lagi tinggi-tingginya daily meeting, sekarang mau daily meeting lagi. Mengantisipasi, ya," ujar Lucia.
Selain itu, diketahui kenaikan jumlah kasus COVID-19 terjadi beriringan dengan masuknya varian XBB di Indonesia.
Lucia mengatakan, "Ya memang sih kita mendeteksi ada beberapa varian XBB yang ditemukan. Sudah ada beberapa kasus di Indonesia , tapi kita lihat trennya masih melandai, sih. Naik tapi nggak terlalu tinggi. mudah mudahan enggak (melonjak)."
Masuknya subvarian XBB ke Indonesia menimbulkan tanda tanya apakah penambahan kematian akibat kasus COVID-19 di Indonesia disebabkan oleh subvarian tersebut.
"Tidak terlalu, sih. Meskipun, katanya, katanya ya, secara literatur, ya, ada severity disease tapi kita sedang melihat apakah itu berkaitan dengan keparahannya."
Meskipun demikian, Lucia menyatakan bahwa hasil CT value tes PCR relatif baik.
"Tapi nyatanya itu sekarang kita mencari yg CT-nya di bawah 30 juga jarang," ungkapnya.
XBB di Dunia
Kasus COVID-19 subvarian XBB sudah dilaporkan ada di 26 negara, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak 17 Oktober 2022, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Subvarian XBB diketahui picu lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara, misalnya Singapura.
"Kalau kita lihat di Singapura, peningkatan kasus XBB ini memang berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2, jadi dari segi penularannya lebih banyak yang tertular,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Reisa Broto Asmoro dalam siaran sehat pada Senin (31/10/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengungkapkan, ini adalah salah satu sifat alami virus yang bermutasi terus-menerus. Kendati demikian, ia menyatakan bahwa subvarian ini tidak perlu dikhawatirkan sebab tidak menimbulkan kematian sejauh ini.
“Tapi memang subvarian ini tidak perlu kita khawatirkan ya. Dari 24 negara (yang mendeteksi XBB) memang melaporkan penambahan kasus, hanya saja mereka tidak banyak yang masuk rumah sakit dan tidak ada yang meninggal,” ujarnya.
Advertisement
XBB Picu Gejala Lebih Ringan
Per Minggu, 30 Oktober 2022, dilaporkan jumlah kasus COVID-19 subvarian XBB yaitu delapan kasus, menurut Syahril.
“Di awal sampai Kamis (27 Oktober 2022) sebetulnya ada empat kasus XBB. Dua dari perjalanan luar negeri, dua dari transmisi lokal. Nah, tambah lagi empat per hari Minggu kemarin sehingga kita ada delapan,” kata Syahril.
Dari delapan kasus, mayoritas berada di DKI Jakarta yaitu sebanyak 5 kasus. Sedangkan tiga lainnya ada di Lampung, Kalimantan, dan Bali.
Dalam kesempatan yang sama, Reisa mengatakan bahwa subvarian XBB biasanya memang memicu gejala yang lebih ringan ketimbang varian sebelumnya.
“Dia bermutasi tapi fatality (keparahan) lebih rendah dibanding varian sebelumnya. Ya kita berharap subvarian XBB bermutasi ke yang lebih lemah terus,” kata Reisa.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama bagi lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan komorbid.
Untuk mencegah penambahan kasus, maka protokol kesehatan harus tetap diterapkan, kata Syahril. Seperti memakai masker, vaksinasi, dan lain-lain.
Genjot Vaksinasi COVID-19
Di tengah kenaikan kasus, Lucia menyarankan agar masyarakat yang belum vaksin dapat segera melakukannya. Vaksinasi dapat mengurangi tingkat kefatalan akibat infeksi virus COVID-19.
"Makanya vaksin, ayo," ujarnya.
Diketahui Indonesia telah mengembangkan beberapa vaksin dalam negeri seperti Inavac (sebelumnya dikenal dengan nama Vaksin Merah putih) dan Indovac. Penggunaan vaksin dalam negeri diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan produk import.
Lucia turut menjelaskan mengenai izin edar vaksin Indovac dan Inavac.
"Untuk Indovac, itu sudah mendapatkan izin edar atau EUA ,ya, Emergency Use Authorization untuk vaksin primer dosis satu dan dua, ya," jelasnya.
Sedangkan untuk Indovac yang dosis booster akan segera didapatkan EUA-nya dan diharapkan dapat digunakan 1 atau 2 minggu ke depan, tambah Lucia.
Sementara untuk vaksin Inavac masih menunggu pengumuman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Sedangkan Inavac akan segera. Mungkin satu dua hari ini kita tunggu pengumuman diar Badan POM," ungkapnya.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement