Tak Jaga Kebersihan Saat Menstruasi, Berdampak pada Kesehatan hingga Lingkungan

Pada aspek lingkungan, bila remaja putri yang sedang menstruasi membuang pembalut bekas pakai ke kloset karena tidak tersedianya fasilitas yang memadai. Hal ini tentu membuat masalah pada lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2022, 22:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2022, 22:00 WIB
4 Alasan Mengapa Mencatat Siklus Menstruasi Sangat Penting
Simak alasan mengapa mencatat siklus menstruasi sangat penting. (Foto: Unsplash,com/Estee Janssens).

Liputan6.com, Jakarta - Saat menstruasi kebersihan harus dijaga. Bila tidak dijaga bisa berimbas pada kesehatan hingga lingkungan. Lho bagaimana bisa?

Menurut Ketua Tim Kerja Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan, dokter Inti Mujiati kebersihan menstruasi yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan dampak buruk terhadap empat aspek. Mulai dari kesehatan, pendidikan, partisipasi sosial, dan lingkungan.

Pada aspek kesehatan, Inti mengatakan kebersihan menstruasi yang tidak baik akan menyebabkan iritasi pada kulit, infeksi saluran kencing, dan infeksi saluran reproduksi.

Sedangkan pada aspek pendidikan, kata dia, remaja perempuan akan memilih untuk membolos sekolah yang membuatnya ketinggalan pelajaran.

Menurut data UNICEF tahun 2015, ada 1 dari 6 siswa perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau lebih pada saat menstruasi.

"1 dari 6 siswi berarti sekitar 15 persen tidak masuk sekolah apakah karena nyeri haid, sekolah tidak menyediakan obat nyeri, kemudian jamban sekolah tidak layak, airnya tidak tersedia, tidak tersedia pembalut, dan tidak ada pembuangan sampah untuk pembalut itu," ujar Inti dalam "Peran Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) dalam Pelaksanaan Sekolah Sehat" pada Kamis, 17 November 2022.

 

Efek Lingkungan

Mengapa Sampah Pembalut Bisa Jadi Bom Waktu?
Ilustrasi pembalut. (dok. Sookyung An from Pixabay/Dinny Mutiah)

Pada aspek partisipasi sosial, Inti mengatakan kebersihan menstruasi yang tidak dikelola dengan baik membuat remaja perempuan kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

Lalu, Inti menjelaskan pada aspek lingkungan, ia mengatakan, akan ada kemungkinan bahwa remaja putri yang sedang menstruasi membuang pembalut bekas pakai ke kloset karena tidak tersedianya fasilitas yang memadai.

"Pembuangan ini tentunya akan mempengaruhi lingkungan. Kloset tersebut, kotor, tidak berfungsi dan akhirnya tidak dapat digunakan," kata Inti mengutip Antara.

 

Cegah Dampak Buruk

Ilustrasi Orang Tua dan Anak Remaja (sumber: unsplash)
Ilustrasi Orang Tua dan Anak Remaja (sumber: unsplash)

Untuk mencegah dampak-dampak buruk di atas, Inti mengatakan lingkungan termasuk sekolah memiliki peran yang sangat besar. Sekolah bisa menyediakan fasilitas toilet yang bersih dan dapat menjaga privasi, memastikan ketersediaan air bersih, menyediakan pembalut, dan menciptakan suasana kondusif untuk remaja putri yang sedang menstruasi.

Lalu, orangtua dan guru juga harus memahami informasi mengenai manajemen kebersihan menstruasi (MKM) dan mengomunikasikan pada remaja putri secara akurat dan menyeluruh.

Tak ketinggalan orangtua juga perlu mengajarkan kepada para anak laki-laki untuk menghormati perempuan yang sedang menstruasi.

"Laki-laki juga harus bisa memberikan dukungan. Sebagai orang tua, penting untuk menanamkan nilai ini kepada anak laki-laki agar menghormati perempuan yang sedang menstruasi dengan tidak menggoda, mengolok-olok, mengejek, atau mem-bully," saran Inti.

 

Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan?
Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya