RSDC Wisma Atlet Segera Tutup, Kemenkes: Faskes Bisa Tangani COVID-19

Walau RSDC Wisma Atlet segera tutup, faskes masih bisa menangani kasus COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Des 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 19:00 WIB
RSDC Wisma Atlet Berhenti Operasi 31 Desember 2022
Pagar tergembok terlihat di luar Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, Minggu (25/12/2022). Pemerintah menghentikan operasional Wisma Atlet Kemayoran sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 mulai akhir tahun ini seiring dengan semakin rendahnya kasus COVID-19 secara nasional dalam beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Meski Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta segera tutup per 31 Desember 2022, fasilitas kesehatan (faskes) di sekitarnya dinilai masih mampu untuk menangani pasien COVID-19. Terlebih, pasien COVID-19 yang dirawat secara nasional menurun.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Siti Nadia Tarmizi menerangkan, penanganan pasien COVID-19 sekarang ini dapat dilakukan di faskes. Angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) rumah sakit dalam dua minggu terakhir di angka 5,27 persen.

Persentase BOR tersebut menurun, yang sebelumnya di angka 8,84 persen, sebagaimana Laporan Harian COVID-19 Kemenkes RI per 26 Desember 2022. Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit menurun, dari 5.047 menjadi 2.932.

Di RSDC Wisma Atlet sendiri juga terjadi penurunan pasien COVID-19 yang masuk sejak tiga bulan terakhir, bahkan BOR di bawah 5 persen.

"Dengan angka BOR yang di bawah 5 persen, faskes masih dapat menangani kasus-kasus COVID-19," terang Nadia saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa, 27 Desember 2022.

Berkaitan dengan keputusan penghentian operasional RSDC Wisma Atlet, yang hanya menyisakan satu tower, menurut Nadia, hal itu sudah dikaji matang. Satu tower yang disiagakan, yakni Tower 6 termasuk langkah antisipasi bila terjadi kenaikan pasien COVID-19.

"Tentunya, ini sudah dikaji para pihak terkait. Kewaspadaaan tetap ada sebagai mitigasi (tetap disiagakan Tower 6)," imbuhnya.

Banyak Pasien Tak Bergejala

PPKM Jabodetabek Turun ke Level 2
Tenaga kesehatan melintas di dekat pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (7/3/2022). Pemerintah menurunkan status PPKM menjadi level 2 untuk wilayah Jabodetabek dan Surabaya dikarenakan penurunan kasus konfirmasi harian. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pada sesi Live Instagram bersama Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, RSDC Wisma Atlet Kemayoran adalah rumah sakit darurat. Perannya, hampir sama dengan tenda-tenda darurat yang didirikan saat kasus COVID-19 sedang tinggi-tingginya.

“Dulu, pada waktu pasien banyak sekali kita lihat banyak tenda-tenda darurat yang kita siapkan. Banyak juga isoter-isoter (isolasi terpusat) yang digunakan untuk melakukan isolasi secara terpusat,” katanya pada Senin, 26 Desember 2022.

Seiring kasus COVID-19 yang melandai dan pasien COVID-19 yang bergejala sedang-berat menurun, tak ayal fasilitas isoter yang dulu tersedia, kini sudah tidak digunakan lagi. Penanganan pasien sekarang banyak yang sudah tak bergejala.

“Nah, tentunya kalau kita lihat sekarang, isoter-isoter yang dulunya banyak menggunakan berbagai fasilitas yang ada termasuk balai diklat, asrama haji, hotel ini kemudian sudah tidak lagi kita gunakan," lanjut Nadia.

"Kenapa? Karena memang kasusnya sudah sangat turun dan banyak (pasien) yang sudah tak bergejala."

Penanganan Pasien Tak Harus di RS Darurat

FOTO: 2 Tahun COVID-19 di Indonesia
Suasana tempat karantina pasien COVID-19 Wisma Atlet, Jakarta, Kamis (3/3/2022). Hingga dua tahun berselang, pada 2 Maret 2022, pemerintah mencatat ada 5.630.096 kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak pengumuman kasus pertama. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ditambahkan Siti Nadia Tarmizi, adanya penurunan pasien COVID-19 yang masuk di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, artinya, penanganan kasus COVID-19 yang terjadi dalam kondisi saat ini tak lagi harus di rumah sakit darurat.

“Fasilitas seperti RSDC ini untuk efisien, efektivitas, dan penanganan yang tentunya lebih komprehensif sudah bisa kita geser kepada kondisi-kondisi yang normal, tidak dalam kondisi darurat," tambahnya.

Bukan hanya itu saja, dari sisi kedaruratan, pasien COVID-19 yang bergejala saat ini dapat ditangani di faskes masing-masing.

“Nah, kalau kita lihat dengan biaya operasional dan dari sisi kedaruratannya, ini bisa ditangani oleh fasilitas kesehatan yang ada. Artinya, bisa di rumah sakit ataupun di berbagai fasilitas yang ada," pungkas Nadia.

Bukti Pemerintah Lindungi Rakyat

Antrean Ambulans di Wisma Atlet Imbas Melonjaknya Pasien COVID-19
Ambulans saat mengantarkan pasien positif Covid-19 di pintu masuk RSD Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/6/2021). Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengungkapkan, pasien rawat inap bertambah 405 orang dalam waktu 24 jam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengenang kehadiran RSDC Wisma Atlet Kemayoran saat awal pandemi COVID-19 adalah bukti konkret keseriusan Pemerintah dalam melindungi rakyat.

"Kita tentu masih ingat saat awal pandemi, seluruh pihak, dari TNI, Polri, kementerian lain, BUMN, tenaga kesehatan hingga swasta, bahu-membahu mendirikan RS khusus untuk penanganan COVID-19," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).

Berkat kerja sama dan dukungan penuh masyarakat, Pemerintah berhasil 'menyulap' Wisma Atlet sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19.

Erick menyebut peran vital RSDC Wisma Atlet Kemayoran dalam keberhasilan penanganan pandemi COVID-19. Sejak dibuka pada Maret 2020, RSDC Wisma Atlet Kemayoran telah memberikan penanganan kepada 162.966 pasien hingga Maret 2022.

"Alhamdulillah, jika apa yang kita ikhtiarkan bersama-sama ini dapat membantu menolong dan menyelamatkan masyarakat," lanjut pria kelahiran Jakarta tersebut.

Pada waktu itu, Erick mengerahkan BUMN untuk bergerak cepat membantu pendirian RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Ia menyebut BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya bekerja sama melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.

Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Perhatikan Cara Cuci Tangan yang Benar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya