Liputan6.com, Jakarta Jelang Tahun Baru Imlek, Presiden China Xi Jinping mengungkapkan bahwa dirinya punya kekhawatiran bila terjadi kenaikan kasus di China. Terutama, ia khawatir bila ada lonjakan kasus virus SARS-CoV-2 di pedesaan yang mana layanan serta sumber daya manusia di sektor kesehatan terbatas.
"Saya paling khawatir (bila lonjakan kasus) terjadi di daerah pedesaan. Fasilitas medis di daerah pedesaan relatif rentan," kata Jinping saat berbicara dengan penduduk desa Mianyang, sebuah kota di Provinsi Sichuan.
Baca Juga
Maka dari itu, ia meminta penduduk desa Mianyang melakukan upaya terbaik dalam menekan penyebaran COVID-19. Diharapkan lewat upaya banyak pihak dalam melakukan perlindungan diri bisa menekan angka COVID-19 saat atau sesudah Tahun Baru Imlek.
Advertisement
Sebagai langkah antisipasi, Jinping meminta kepada petugas kesehatan dan SDM yang bekerja di sektor kesehatan untuk meningkatan perlindungan diri saat ini.
"Kita harus memperkuat perlindungan dan memastikan staf medis menjaga kesehatannya," kata Jinping mengutip SCMP, Kamis (19/1/2023).
Wanti-wanti pria 69 tahun ini lantaran kasus COVID-19 di sana melonjak usia China menghentikan lockdown COVID-19. Tak heran bila Jinping mendeskripsikan gelombang COVID-19 kali ini sebagai sesuatu yang sengit dan serius.
Jinping juga mengapresiasi kerja keras dan pengorbanan tenaga medis dan SDM di fasilitas kesehatan selama ini.
Â
Â
China Klaim Sudah di Jalur Penanganan COVID-19 yang Tepat
Terlepas dari peningkatan kasus COVID-19 yang tajam di China, Xi Jinping mengatakan bahwa negaranya sudah berada di jalur tepat dalam penangnana Corona.
"Kontrol dan pencegahan COVID-19 telah memasuki fase baru dan kami menghadapi banyak tekanan," katanya.
Namun, Jinping yakin bahwa nanti bakal ada hasil baik atas ketekunan yang selama ini dilakukan dalam mengatasi COVID-19.
"Cahaya ada di depan kita dan ketekunan adalah kemenangan," lanjutnya.
Â
Advertisement
Lonjakan Kasus Usai Pelonggaran Aturan COVID-19
China mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang tajam sejak melakukan pelonggaran dalam regulasi COVID-19 pada Desember 2022.Diprediksi setengah dari 1,4 miliar populasi di China telah terinfeksi COVID-19.
Banyak rumah sakit serta kamar jenazah kewalahan akibat peningkatan kasus serta kematian. Data kematian yang China buka adalah ada 60 ribu kematian dari 8 Desember 2022 sampai 12 Januari 2023.
Peningkatan kasus Corona sampai-sampai membuat banyak apotek di China juga sempat kekurangan obat demam dan nyeri.
Â