Liputan6.com, Jakarta Momongan yang tak kunjung hadir dalam kehidupan rumah tangga acap kali membawa berbagai tekanan pada pasangan.
Ketimbang menyalahkan diri sendiri atau pasangan, Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Julita Nainggolan lebih menyarankan suami istri untuk periksa ke dokter.
Baca Juga
“Kita memulai tahun yang baru, kita buka lagi lembaran baru, ayo periksakan diri ke dokter kandungan karena ada beberapa basic screening untuk pasangan yang sudah menikah lebih dari satu tahun, rutin melakukan hubungan, tidak menggunakan alat kontrasepsi tapi belum hamil juga,” kata Julita mengutip saluran Youtube DRV Channel, Kamis (26/1/2023).
Advertisement
Hal pertama yang dapat dilakukan dalam basic screening atau skrining dasar adalah memastikan bahwa perempuan atau istri sedang berovulasi atau tidak.
“Yang disebut ovulasi masyarakat awam mengenalnya dengan masa subur. Dokter kandungan akan membimbing apa yang dimaksud masa subur, kapan masa subur itu terjadi. Karena ternyata dalam praktik yang saya temui sehari-hari, banyak perempuan yang tidak tahu apa itu siklus haid,” jelas Julita.
Dengan demikian, perempuan tersebut tidak bisa mengetahui kapan masa suburnya. Sementara, perempuan ketika berovulasi maka sel telurnya hanya berlangsung 24 jam.
“Jadi 24 jam kalau tidak dibuahi maka sel telur akan mati. Makanya penting untuk mengetahui apakah seorang perempuan itu berovulasi atau tidak dan kapan kira-kira perempuan tersebut ovulasi.
Memeriksa Saluran Indung Telur
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah pemeriksaan pada saluran indung telur perempuan atau istri.
“Pada saluran indung telur perempuan punya di kiri dan kanan nah ini penting diperiksa karena di situ lah terjadi pembuahan. Jadi sperma dan sel telur akan bertemu di saluran tersebut.”
“Jika akses ke saluran itu tersumbat, tentu saja hal itu akan mempersulit atau bahkan menghambat sperma sampai ke saluran tersebut untuk membuahi sel telur.”
Pemeriksaan ini tidak bisa dilakukan hanya dengan USG biasa, tapi ada pemeriksaan khusus yang disebut HSG. Ini merupakan cairan kontras yang akan dimasukkan ke organ reproduksi dan akan difoto x-ray. Dari sana akan diketahui apakah saluran indung telur aksesnya terbuka atau tersumbat.
Advertisement
USG Transvaginal
Hal ketiga yang dapat dilakukan adalah USG transvaginal. USG yang dilakukan hanya lewat perut tidak dapat memberikan gambaran yang memuaskan.
Sedangkan, USG transvaginal dapat memberikan gambaran jelas soal struktur organ reproduksi pasien. Keadaan rahim juga dapat terlihat jelas, apakah normal, apa ada kista, atau ada masalah lainnya.
“USG Transvaginal ini masih menjadi suatu momok untuk para perempuan karena merasa malu, risih. Kalau USG hanya lewat perut itu tidak akan memberi gambaran yang cukup memuaskan. Kalau kita ke dokter kandungan, kita harus siap melakukan USG tranvaginal.”
Kondisi Sperma
Hal keempat dan tidak kalah penting adalah kondisi sperma. Menurut Julita, pemeriksaan sperma penting karena di zaman sekarang, pola hidup kurang sehat bisa menyebabkan kelainan sperma.
“Sekarang semakin banyak terjadi kelainan sperma, paling sering jumlah kita dapatkan kurang. Kemudian bentuknya mengalami gangguan, enggak normal. Yang ketiga pergerakannya atau kecepatannya.”
Julita banyak menemukan kasus di mana sperma pria tidak bergerak atau diam. Sementara, untuk bisa sampai ke saluran indung telur maka sperma butuh bergerak dengan cepat.
“Ini semua perlu diperiksa, kelainannya di mana. Istri dan suami punya andil terhadap kasus infertilitas atau sulit hamil jadi memang keduanya harus diperiksa,” kata Julita.
Advertisement