Liputan6.com, Jakarta Kasus pertama COVID-19 XBB 1,5 atau Kraken telah masuk Indonesia. Menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat ini pemerintah tengah melakukan pengawasan kontak erat dari pasien.
Menanggapi kemunculan varian Kraken, dokter spesialis anak subspesialis kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis dari RS Pondok Indah, Prof Hinky Hindra Irawan Satari mengungkapkan bahwa virus COVID-19 memang akan terus bermutasi.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Timnas Indonesia Harus Panen Gol saat Melawan Filipina di Laga Akhir Grup B Piala AFF 2024, Tak Sekadar Raih 3 Poin
Istana Buckingham Ungkap Perkembangan Terkini Kanker Raja Charles III, Perawatan Berlanjut Tahun 2025
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena prokesnya masih sama dan masih bisa dicegah dengan vaksinasi COVID.
Advertisement
"COVID-19 itu masih sama penularannya lewat droplet, kontak erat, jadi prokesnya sama. Pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Virusnya masih bisa ditangkal oleh vaksin pemerintah," kata Prof Hinky dalam diskusi terbatas, Jumat (27/1/2023).
Lawan Kemunculan COVID Kraken dengan Vaksinasi COVID
Prof Hinky juga menyampaikan untuk memperkuat kekebalan tubuh dengan vaksinasi booster.
"Ayo booster, pertahankan kewaspadaan walaupun pandemi mereda tapi dimantapkan, diteruskan gaya hidup sehat," katanya.
Soal Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi atau biasa disebut KIPI pada masyarakat yang telah melakukan vaksinasi COVID-19, kata Prof Hinky, hingga kini belum ada yang mengalami masalah serius.
"Indonesia ini dipuji WHO. Kita sudah vaksinasi COVID-19 450 juta, masa masih ragu," ujarnya.
Kementerian Kesehatan juga sebelumnya telah membuka program vaksinasi booster kedua COVID-19 bagi masyarakat umum usia 18 tahun ke atas dimulai pada 24 Januari 2023 secara serentak di seluruh Indonesia.
Â
Â
Percepatan Vaksinasi
Tiket vaksinasi booster kedua telah didistribusikan secara bertahap kepada kurang lebih 54 juta masyarakat umum yang sudah booster pertama, eligible (sudah melewati enam bulan) untuk mendapatkan tiket booster kedua.
"Bagi masyarakat yang sudah mendapatkan tiket, segera datang ke fasyankes atau pos vaksinasi terdekat di daerah masing-masing," kata Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Muhammad Syahril dalam keterangan pers.
Tiket Vaksinasi Booster
Sama seperti syarat vaksinasi COVID-19 sebelumnya, tiket vaksinasi diutamakan untuk mereka yang sudah lebih dari 6 bulan mendapatkan vaksinasi booster pertama.
Sementara secara bertahap seluruh sasaran dengan usia > 18 tahun akan mendapatkan tiket booster kedua.
Syahril menjelaskan, pemberian booster kedua dilakukan sebagai upaya percepatan vaksinasi untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang perlindungan.
Hal ini sesuai dengan Imendagri Nomor 53 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan pengendalian COVID-19 pada masa transisi Menuju Endemi.
Â
Advertisement
Mengenai Pelaksanaan Vaksinasi Booster Kedua
Mengingat pentingnya pemberian vaksinasi booster, dr. Syahril menghimbau kepada seluruh Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota, agar segera melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster kedua di daerahnya masing-masing.
"Dengan demikian, target minimal 70 persen masyarakat sudah mendapat dosis primer lengkap dan minimal 50 persen masyarakat sudah mendapat vaksinasi dosis booster dapat segera tercapai," ujar dr Syahril.
Jenis Vaksin untuk Vaksinasi Booster
Mengenai jenis vaksin, dr. Syahril menyebutkan Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan 9,3 juta dosis vaksin COVID-19 dari berbagai jenis dan merek, termasuk vaksin produksi dalam negeri, vaksin merah putih seperti Indovac dan Inavac.
Mekanisme pemberiannya tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/380/2023 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster Ke-2 Bagi Kelompok Masyarakat Umum yang ditetapkan pada tanggal 20 Januari 2022.
Â
Daftar Lengkap Jenis dan Kombinasi Vaksin COVID-19
Berikut daftar lengkap jenis dan kombinasi vaksin yang dapat digunakan untuk booster kedua :
1. Kombinasi untuk booster pertama Sinovac– AstraZeneca diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml– Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml– Moderna diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Sinovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Indovac diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
2. Kombinasi untuk booster pertama AstraZeneca– Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml– Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml– AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
3. Kombinasi untuk booster pertama Pfizer– Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml– Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml– AstraZeneca diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
4. Kombinasi untuk booster pertama Moderna– Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml– Pfizer diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
5. Kombinasi untuk booster pertama Janssen (J&J)– Janssen (J&J) diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Pfizer diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml– Moderna diberikan separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
6. Kombinasi untuk booster pertama Sinopharm– Sinopharm diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml– Zivifax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
7. Kombinasi untuk booster pertama Covovax– Covovax diberikan dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Seluruh kombinasi ini dipastikan aman dan berkhasiat karena telah mendapatkan EUA dari Badan POM dan rekomendasi ITAGI. Pemberiannya akan disesuaikan dengan ketersediaan vaksin di masing-masing daerah.
Advertisement