Terjun Langsung Bantu Korban Gempa Turki, Ketua IDI Aceh Banyak Belajar Penanganan Bencana

Turki menjadwalkan seluruh provinsi untuk secara bergantian mengirimkan dokter yang bertugas ke posko-posko.

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 23 Feb 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 09:00 WIB
Mencari Hewan-Hewan yang Terperangkap Reruntuhan Bangunan Gempa Turki Suriah
Seorang sukarelawan untuk LSM lokal Haytap mencoba memikat seekor anjing ke dalam kandang di Antakya, selatan Turki, di mana banyak hewan terperangkap di reruntuhan setelah gempa 6 Februari, pada 18 Februari 2023. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan luas di Turki selatan dan Suriah utara dan telah menewaskan lebih dari 40.000 orang (AFP/Yasin Akgul)

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberangkatkan tim relawan medis terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis, untuk membantu penanganan korban gempa Turki. Seperti diketahui Turki dan Suriah diguncang gempa 7,8 Magnitudo pada 6 Februari 2023 yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan.

Salah satu yang turut terjun sebagai relawan adalah Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman. Ia ditempatkan di lokasi pengungsian mandiri tepatnya di Adana, Turki.

Menurut Safrizal, salah satu hal yang ia dapatkan selama menjadi relawan di sana mengenai sistem penanganan bencana.

“Kalau kita melihat kehancuran yang sangat berat sebagai dampak gempa ini memang (bencana ini) mengakibatkan banyaknya orang yang kehilangan nyawa dan tempat tinggal. Tetapi kita harus mengakui kemampuan Turki dalam mengelola bencana sangatlah baik,” ungkapnya dalam media briefing yang diadakan oleh PB IDI, Selasa (21/2/2023). 

Berdasarkan pandangan mata dokter spesialis ortopedi tersebut, masyarakat pengungsi di daerahnya telah mendapatkan tempat yang layak pada hari ketiga sampai hari kelima.

“Ada yang dievakuasi ke luar dari tempat bencana, juga di tenda-tenda yang mereka siapkan dengan cepat dan sangat baik, termasuk adanya penghangat mengingat sedang musim dingin di Turki,” ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Media briefing gempa Turki.
Media briefing gempa Turki yang dihadiri oleh Ketua Umum PB IDI, Ketua IDI Wilayah Aceh, dan Satgas Bencana IDAI, Selasa (21/2).

Kondisi Penanganan Pasien di Turki

Korban tewas meningkat menjadi 8 dari gempa baru Turki-Suriah
Jumlah korban tewas di Turki dan Suriah naik menjadi delapan dalam gempa terbaru dan kuat yang melanda, dua minggu setelah gempa dahsyat menewaskan hampir 45.000 orang, kata pihak berwenang dan media pada Selasa. (AP Photo/Unal Cam)

Safrizal juga menyorot mengenai pelayanan kesehatan pada korban gempa Turki. Pasien yang dibantu sebagian besar luka ringan. 

“Kami memberikan pertolongan dengan kekuatan yang kami miliki. (Pasien) yang kami bantu tidak ada yang dalam kondisi berat seperti patah tulang, hanya luka ringan,” jelasnya.

Pasien yang mengalami cedera berat sudah terlebih dahulu ditangani dengan baik.

Berdasarkan pernyataannya, di kamp pengungsian besar Kahramanmaras terdapat sekitar 8.000 pengungsi. Posko-posko kesehatan di sana juga diurus dengan sangat baik.

Turki juga menjadwalkan seluruh provinsi untuk secara bergantian mengirimkan dokter yang bertugas.

“Karena itu, tidak begitu banyak peran dari kami membantu dalam hal ini karena mereka sudah berada dalam kondisi menyelesaikan respons awal dari para pasien,” ia menambahkan.

Menurut pengamatan Safrizal, banyak bantuan yang turun dan terus berjalan di posko-posko pengungsian. Dokter sekaligus pengajar Universitas Syiah Kuala tersebut berpendapat, pengelolaan logistik di Turki sangat baik.

“Tempat logisik dibedakan menjadi logistik kebutuhan anak, logistik makanan, logistik penghangat, dan lain-lain. Jadi, mereka memilah bantuan yang diberikan berdasarkan tempatnya. Hal ini tentu memudahkan pengungsi,” ungkapnya.

Selain logistik, struktur di posko-posko pengungsian juga terkendali dengan baik. "Posko pengungsian dipimpin oleh militer, sehingga sangat tertib, bersih, dan teratur. Hal ini yang barangkali, kita harus belajar banyak dari penanganan bencana di Turki," jelasnya.


Kondisi WNI Korban Gempa Turki

140 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Petugas menyiapkan bantuan untuk penanganan gempa di Turki dan Suriah di di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (21/2/2023). Pemerintah Indonesia mengirim bantuan berupa makanan, pakaian dan keperluan logistik lainnya seberat 140 ton untuk korban gempa Turki dan Suriah. Bantuan tersebut diberangkatkan dengan empat pesawat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Safrizal melaporkan, dalam gempa susulan yg berkala 6,4 Magnitudo pada 20 Februari, terdapat 3 korban jiwa dan 130 pasien luka-luka. Dari data yang terhimpun, tidak terdapat korban WNI.

“Namun, saya mendapatkan kabar ada seorang pelajar Indonesia yang sempat lompat dari lantai 2 tempat tinggalnya, tetapi (ia) hanya mengalami luka lecet biasa,” jelasnya.

Safrizal juga bercerita mengenai korban gempa Turki yang terjadi 6 Februari 2023. Diantaranya adalah ibu dan anak berhasil selamat meski perlu mendapatkan perawatan medis.

“Kondisinya baik-baik saja, tetapi anaknya sempat mengalami dehidras dan hipotermia. Oleh karena itu, ia masih dirawat,” ia menambahkan.

Menurut informasi dari perempuan tersebut, ada 14 orang korban jiwa dari keluarga dari suaminya yang merupakan warga negara Turki.


Kondisi Mental Korban Gempa Turki

Kondisi Desa Yaylakonak Distrik Adiyaman Turki
Seorang wanita mengambil dan mengumpulkan barang-barang pribadi yang masih bisa digunakan dari reruntuhan rumah mereka di desa Yaylakonak distrik Adiyaman, Turki, Minggu (19/2/2023). 108 jiwa meninggal dan 170 rumah ambruk di Desa Yaylakonak distrik Adiyaman, Turki akibat gempa berkekuatan 7,8 magnitudo yang terjadi pada 6 Februari lalu. (BULENT KILIC/AFP)

Safrizal menuturkan bencana besar seperti gempa Turki bisa menimbulkan banyak kasus trauma yang nantinya harus lebih diwaspadai. Terlebih pada banyak pasien yang selamat perlu menjalani operasi pengulangan. Operasi dilakukan sebagai bentuk penanganan terhadap infeksi pada daerah luka dalam kondisi darurat. 

“Ketika dilakukan operasi pertama, penanganan sangat baik dan bersih. Jadi, mudah-mudahan angka keperluan operasi ulangan bisa berkurang,” ungkapnya berharap.

Meskipun begitu, Safrizal mengakui secara realistis, di lapangan bisa dilihat bahwa kondisi mental masyarakat Turki sangat butuh bantuan.

“Mereka sangat trauma dengan gempa,” ucapnya.

“Dalam sehari, bisa terjadi 4 sampai 5 kali gempa susulan, baik skala kecil maupun skala besar. Ketika gempa terjadi, (trauma) terlihat sekali dari histeria yg mereka ungkapkan dari tempat-tempat pengungsian. Ini bagian dari terganggunya mental mereka,” jelasnya. 

Berdasarkan laporan yang diterima Safrizal, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menginformasikan bahwa negara tersebut telah beranjak dari fase pertolongan pertama pada pasien-pasien, bertahap lanjut ke tahap melakukan pemulihan.

“Beberapa edaran dari kementerian juga mengatakan bahwa mereka sebentar lagi sudah tidak memerlukan bantuan kesehatan dari negara-negara sahabat,” ungkapnya.

Safrizal berharap, ia dan tim bisa memberikan sesuatu yang lebih besar kepada masyarakat Turki, khususnya membantu dalam masa reunifikasi dan reproduksi, serta membantu Turki membangun daerah terdampak gempa yang lebih baik ke depannya.

Infografis Respons dan Bantuan Global untuk Gempa Dahsyat Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Respons dan Bantuan Global untuk Gempa Dahsyat Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya