Liputan6.com, Jakarta Sebagai tindak lanjut KLB Difteri yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat, sasaran anak untuk diberikan imunisasi massal atau yang disebut Outbreak Response Immunization (ORI) masih dalam pendataan.
ORI merupakan imunisasi tambahan merespons Kejadian Luar Biasa (KLB).
Baca Juga
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pendataan anak yang akan diberikan imunisasi difteri disesuaikan dengan data dari Puskesmas setempat.
Advertisement
"Saat ini, sedang berlangsung pengumpulan data sasaran melalui microplanning di seluruh desa, sehingga selanjutnya jumlah sasaran ORI akan menyesuaikan hasil pendataan Puskesmas tersebut," katanya saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Rabu, 22 Februari 2023.
Microplanning merupakan komponen yang penting dalam program imunisasi. Kegiatan ini merupakan suatu proses perencanaan khususnya pendanaan yang dilakukan secara berkala dengan menggunakan pola perencanaan yang standar.
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit difteri. Upaya ini juga agar difteri tidak meluas, khususnya di wilayah lain Kabupaten Garut yang mengalami KLB.
"Penanganan difteri dengan melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) di wilayah Garut sesuai arahan komite ahli. Kemudian melakukan koordinasi dengan lintas sektor dalam penanganan kasus difteri," lanjut Nadia.
Penderita Difteri Kebanyakan Anak-anak
Bupati Garut Rudy Gunawan pada Selasa (21/2/2023) menyebut, saat ini bakteri penyebab difteri, Corynebacterium diphteriae menyerang anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun. Oleh karena itu, ia minta agar seluruh anak mau disuntik vaksin difteri.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, bahwa status KLB difteri akan berlangsung sampai Oktober 2023.
"Itu karena nantinya akan dilakukan ORI atau Outbreak Response Immunization sebanyak 3 kali dengan jarak 0 bulan, 1 bulan, dan 6 bulan," katanya.
ORI akan dilakukan untuk anak yang berusia 2 bulan sampai 15 tahun, khususnya yang berada di Kecamatan Pangatikan.
"Akan dimulai hari Senin, 27 Februari 2023 besok," paparnya.
Sebelumnya, difteri menjangkiti warga di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, terdapat 73 orang warga yang diduga difteri hingga Minggu (19/2/2023) dengan mayoritas penderita adalah anak-anak.
Advertisement
Sosialisasi Imunisasi Difteri
Demi kelancaran pelaksanaan imunisasi difteri, Kemenkes juga meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Garut dapat mensosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.
"Sosialisasi tentang penyakit difteri dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat serta meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap," Siti Nadia Tarmizi menerangkan.
Merespons KLB Difteri, Pemerintah Kabupaten Garut juga telah membentuk tim khusus yang akan melakukan imunisasi massal terhadap warga Desa Sukahurip serta mengisolasi dan pengobatan warga yang terjangkit difteri di RSUD dr Slamet Garut.
"Termasuk juga untuk yang terlibat kontak erat yang jumlahnya mencapai 72 orang, kita juga akan berikan pengobatan agar tak terkena," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dalam keterangan pada Rabu, 22 Februari 2023.
Sebelumnya, ada enam warga Kampung Sukahurip Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan meninggal dunia diduga akibat penyakit difteri. Kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada warga yang sakit.
"Saat ini, baru dua orang yang hasil pemeriksaan sampelnya sudah keluar dan dinyatakan positif difteri," lanjut Helmi, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.