Liputan6.com, Jakarta Munculnya temuan kasus flu burung H5N1 (Clade 2.3.4.4b) baik di luar negeri maupun di Kalimantan Selatan membuat topik itu hangat diperbincangkan. Salah satunya berkaitan keamanan untuk mengonsumsi ayam.
Beberapa masyarakat mengaku khawatir untuk mengonsumsi ayam di saat muncul temuan kasus flu burung H5N1. Lantas, masih amankah konsumsi ayam kini?
Baca Juga
Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa makan ayam di kondisi saat ini masih diperbolehkan dan aman-aman saja.
Advertisement
"Tentu saja makan ayam sepenuhnya aman-aman saja sekarang ini," ujar Tjandra dalam webinar Kewaspadaan Penyakit Flu Burung H5N1 bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDIP), Jumat (3/3/2023).
Pendapat selaras diungkapkan oleh Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) yang turut hadir. Menurutnya, masyarakat tak perlu panik karena flu burung H5N1, apalagi sampai menghindari makan ayam dan produk unggas lainnya.
Pasalnya, Erlina mengungkapkan, konsumsi ayam dan produk unggas lainnya tetap diperbolehkan dan aman. Namun, pastikan semuanya sudah dimasak dengan baik hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
"Tetaplah mengonsumsi ayam, telur, dan produk unggas lainnya asalkan sudah dimasak dan matang. Jadi, jangan sampai mengatakan jangan konsumsi ayam dan lain-lain, itu salah banget," kata Erlina.
"Jadi enggak perlu ya. Saya suka sekali ayam. Ayam bakar, ayam goreng, rendang ayam. Repot kalau enggak makan ayam. Jadi boleh saja, enggak perlu harus enggak makan. Silahkan makan ayam, mampir ke restoran macam-macam, yang penting produk tersebut dimasak dengan matang," tambahnya.
Virus Akan Mati dengan Suhu Panas
Lebih lanjut Erlina mengungkapkan bahwa virus juga biasanya akan mati bila sudah terkena suhu panas saat proses pemasakan. Sehingga, tidak masalah jika tetap dikonsumsi sebagaimana adanya.
"Virus ini akan mati pada suhu di atas 59 derajat Celsius. Masaklah dengan matang. Enggak masalah semua produk ayam dan unggas," ujar Erlina.
Belum lagi, Erlina menambahkan, Indonesia sedang berperang melawan stunting dan konsumsi protein hewani salah satunya dari ayam dan produk unggas lain menjadi sangat penting.
"Kita ini ada masalah dengan stunting. Justru pemerintah sedang menggalakkan untuk makan banyak protein termasuk protein yang berasal dari unggas seperti ayam dan lain-lain," kata Erlina.
"Jadi jangan sampai ada imbauan untuk tidak mengonsumsi ayam dan unggas. Silahkan tetap konsumsi. Kalau perlu diperbanyak, yang penting matang."
Advertisement
Siapa yang Lebih Berisiko Tinggi?
Dalam kesempatan yang sama, Tjandra mengungkapkan bahwa yang lebih berisiko tinggi sendiri tentunya orang-orang yang harus kontak langsung dengan unggas.
"Risiko lebih tinggi tentu yang kontak langsung dengan unggas itu. Sejauh ini memang berbagai jenis unggas. Utamanya ayam dan bebek," ujar Tjandra.
Namun, tetap tak perlu panik. Pasalnya, ada berbagai hal yang masih bisa dilakukan untuk mencegahnya. Erlina menambahkan bahwa pertama yang perlu diingat adalah tetap waspada dan jangan panik.
"Pertama yang penting waspada, namun tidak panik. Kita sudah cukup lelah dengan COVID-19. Jangan kita panik lagi dengan ini ya (flu burung H5N1)," kata Erlina.
"Lalu, tentu saja. Kita cegah kontak langsung dengan unggas sakit dan mati. Kalau ternyata memang terpaksa berkontak, segera cuci tangan dengan sabun dan disinfektan," tambahnya.
Jangan Sentuh Wajah Bila Belum Cuci Tangan
Erlina mengungkapkan bahwa jika Anda baru saja melakukan kontak langsung dengan unggas apapun, maka hindari untuk menyentuh wajah.
"Jangan sebelum mencuci tangan, menyentuh wajah atau kucek-kucek mata," ujar Erlina.
Saat membersihkan kandang atau kontak dengan unggas pun, sebaiknya gunakan sarung tangan. Termasuk saat mengolah unggas.
"Pakai sarung tangan jangan lupa. Ini termasuk pada saat mengolah unggas. Jadi, ibu-ibu yang mengolah unggas untuk dimakan, pakai sarung tangan ya," kata Erlina.
Advertisement