Manfaat Anak Main di Luar Ruangan, Bisa Tingkatkan Konsentrasi Belajar hingga Minimalisasi Depresi

Bermain di luar ruangan dan beraktivitas fisik menstimulasi hormon bahagia seperti dopamin, serotonin, oksitosin, dan endorfin.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Mar 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2023, 15:00 WIB
Meningkatkan Psikososial Anak dengan Taman Bermain
Orang tua mendampingi anak bermain di taman kawasan Duren Sawit, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Bermain dengan pendampingan orang tua menumbuhkan potensi kecerdasan secara optimal anak serta menurunkan frekuensi terjadinya stunting, terutama pada balita usia 2-3 tahun. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 membuat kegiatan fisik anak di luar ruangan kian menurun. Di Indonesia, berdasarkan penelitian Kennedy dan Widnyana pada 2020, naiknya angka penggunaan media sosial yaitu 95% yang menyebabkan berkurangnya bermain di luar ruangan.

Padahal, lebih banyak anak melakukan aktivitas fisik, makin baik pula untuk kesehatan anak secara keseluruhan, dan bahkan dapat membantu melawan obesitas pada masa kanak-kanak dan penyakit kardiovaskular pada masa dewasa, termasuk bermain secara fisik di dalam ruangan dan bahkan di sekolah.

Pandemi pun kini sudah berangsur-angsur membaik, dan pemerintah sudah mengizinkan banyak kegiatan di luar ruangan. Untuk itu, psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo mendorong aktivitas fisik pada anak di luar ruangan karena memiliki banyak manfaat.

"Anak usia 9-10 tahun yang kondisi tubuhnya fit (melakukan aktivitas fisik secara rutin) mampu mengerjakan tes/ulangan lebih baik. Dan orang yang melakukan latihan fisik secara rutin akan lebih mudah masuk ke perguruan tinggi," kata Vera dalam keterangan pers Senin (6/3/2023).

Menurut Vera, ini berhubungan dengan kecepatan reaksi atau merespons sesuatu (misalnya menjawab pertanyaan guru di kelas) dari anak-anak yang melakukan latihan fisik rutin lebih cepat dari anak-anak yang tidak melakukan latihan fisik secara rutin.

"Beraktivitas fisik minimal 30 menit mengeluarkan hormon baik yang membuat anak relaks sehingga membantu menurunkan stres juga meningkatkan pertumbuhan otak (hippocampus) dan daya konsentrasi," ujarnya.

Gen Z Lebih Mudah Cemas

Generasi masa kini, dapat pula dikelompokkan menjadi Gen Z (lahir tahun 1995 - 2010) dan Gen Alpha (lahir tahun 2011-2025) banyak terlibat dalam aktivitas pasif karena terhubung dengan alat teknologi canggih atau gadget, sehingga cenderung pasif dan minim aktivitas di luar ruangan.

Penelitian menunjukkan, anak-anak di generasi tersebut di atas lebih memungkinkan mengalami kecemasan, depresi, perasaan tidak berdaya, dan gelisah. Salah satunya karena minimnya aktivitas bermain aktif yang dilakukan anak-anak.

Psikolog anak dan keluarga sekaligus praktisi Play Therapy, Irma Gustiana mengatakan, semua peralatan mahal bahkan tak bisa menggantikan pengalaman langsung dengan alam.

"Mainan pabrikan tidak dapat menggantikan pengalaman keterlibatan langsung dengan alam (sensory processing), seperti kilau sinar matahari melalui dedaunan atau air, suara dan gerakan tumbuhan dan pohon yang tertiup angin, tampilan dan nuansa sarang laba-laba, pemandangan kupu-kupu, semut atau serangga lainnya," kata dalam acara kampanye Berkeringat Itu Asik yang diselenggarakan SoKlin Softener Complete Care.

Selain itu, anak juga tidak bisa merasakan kemungkinan imajinatif lumpur atau tumpukan pasir, perasaan dan sensasi yang terlibat dalam bermain dengan air atau tanah.

"Bermain di luar ruangan dan beraktivitas fisik menstimulasi hormon bahagia seperti dopamin, serotonin, oksitosin, dan endorfin," kata Irma.

 

 

Berkeringat Itu Baik

Menurut berbagai penelitian, berkeringat normal akan berdampak positif pada tumbuh kembang anak secara fisik dan mental. Dikutip Mayo Clinic, manfaat berkeringat adalah mengeliminasi paparan BPA yang memiliki efek otak dan perilaku serta peningkatan tekanan darah.

Studi di China 2016 melaporkan, berkeringat adalah metode alami tubuh untuk menghilangkan kadar logam berat dalam tubuh serta mengeluarkan bakteri dari dalam tubuh (penelitian tahun 2015).

American Psychiatric Association bahkan melaporkan, berkeringat dapat meminimalisir kecemasan dan depresi.

Tips Bermain di Luar

Vera pun memberikan tips dalam melibatkan anak bermain di luar, di antaranya:

- Jadwalkan 3x sehari masing-masing 15 menit,

- Jadwalkan kunjungan rutin ke alam,

- Perkenalkan anak pada permainan tradisional

- Tidak terlalu banyak larangan dari orang tua, dan orang tua harus paham bahwa berkeringat itu baik.

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya