Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh. Adib Khumaidi menyampaikan, ada ekspektasi luar biasa dari warga untuk mencari pengobatan Ida Dayak. Ida Dayak sebelumnya dijadwalkan melakukan pengobatan di Markas Kostrad Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat pada Senin-Selasa (3-4 April 2023).
Sayangnya, masyarakat harus kecewa lantaran pengobatan alternatif Ida Dayak akhirnya dibatalkan. Hal ini melihat saking membludaknya masyarakat yang ingin berobat.
Baca Juga
"Ya karena harapan yang besar pada masyarakat dan ekspektasi yang luar biasa," terang Adib saat ditemui Health Liputan6.com di Kantor Sekretariat PB IDI, Jakarta pada Selasa, 4 April 2023.Â
Advertisement
"Dan satu sisi lagi, kelompok-kelompok (masyarakat) yang datang mungkin sudah pernah berobat dan merasa tidak ada harapan sehingga akhirnya berobat ke sana."
Ingin Pengobatan Lebih Cepat
Sementara satu sisi lainnya, Adib melihat masyarakat ingin mendapatkan pengobatan yang lebih cepat. Kondisi ini pun tidak dapat dilarang karena masyarakat sendiri yang berupaya mencari segala cara demi kesembuhan.
"Tentunya masyarakat pengen pengobatan yang lebih cepat. Ini yang saya kira kita tidak bisa menghindar, kalau melarang ada masyarakat yang berkeinginan untuk mencoba mencari daya upayanya mendapatkan sebuah harapan kesembuhan," lanjutnya.
"Dan ini bukan hanya ke salah satu ini aja (Ida Dayak), tapi ke manapun pasti masyarakat akan berusaha dengan pengobatan macam-macam."
Bukan Kekecewaan Terhadap Pengobatan Ortopedi
Selain itu, ada juga pertanyaan, apakah mungkin masyarakat kecewa terhadap pengobatan medis ortopedi sehingga mencari pengobatan alternatif Ida Dayak?
Moh. Adib Khumaidi menjawab, hal itu dinilainya bukanlah menjadi salah satu faktor alasan. Tapi memang murni adanya ekspektasi masyarakat yang besar terhadap sosok Ida Dayak.
"Saya kira enggak sih. Saya melihat ini bukan dalam satu bagian kekecewaan masyarakat, tapi ini lebih ke arah ekspektasi yang luar biasa," katanya.
Pengobatan Alternatif di Luar Negeri Juga Ada
Adanya pengobatan alternatif Ida Dayak, dapatkah pula berarti perhatian masyarakat terhadap pengobatan ortopedi rendah? Menurut Adib, pengobatan alternatif termasuk pilihan masyarakat.
Pengobatan alternatif tidak hanya di Indonesia saja, melainkan di luar negeri juga ada.
"Ada namanya bone setter atau penyehat tradisional, dukun patah tulang, saya kira di luar negeri itu ada juga," pungkas Adib yang juga dokter ortopedi.
"Dan itu memang banyak kasus-kasus yang kemudian kita dapatkan dan terlepas dari itu kalau untuk Bu Ida kan beliau tidak memasang tarif gitu ya."
Advertisement
Pernah Gelar Pengobatan ke Sumatera sampai Papua
Ida Dayak yang memiliki nama asli Ida Andriyani itu selalu mengenakan pakaian adat dan aksesoris khas suku Dayak saat mengobati pasiennya. Karena itu lah, wanita kelahiran Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, 3 Juli 1972 itu disapa dengan Ida Dayak.
Sebelum viral seperti saat ini, Ida Dayak menggelar pengobatannya dengan berkeliling dari pasar ke pasar. Bahkan dirinya mengaku pernah menggelar pengobatan hingga ke Papua, Sulawesi, dan Sumatera.
Metode penyembuhan Ibu Ida Dayak terbilang simpel dan cepat. Ia hanya melakukan ritual menari dan diurut dengan dioleskan minyak berwarna merah yang diberi nama minyak bintang.
Minyak itu sudah lama dikenal masyarakat suku Dayak Kalimantan sebagai salah satu obat tradisional yang digunakan turun-temurun.
Memulai Pengobatan dengan Ucapan 'Bismillahirohmanirohim'
Saat melakukan penyembuhan, Ida Dayak mengaku selalu melibatkan Tuhan. Kalimat tauhid Lailahaillallah dan kalimat basmalah kerap dilantunkannya saat memulai melakukan pengobatan. Dengan mengucapkan kalimat itu, dia menunjukkan kesembuhan hanya berasal dari Allah SWT.
"Sesuai agama saya, saya Islam, saya muslim, saya mulai pengobatan ini dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim," ujar Ida Dayak dalam sebuah tayangan video.
Ida Dayak bisa langsung menyembuhkan tulang bengkok pasiennya. Bahkan ada pasien yang sebelumnya tidak mampu berjalan, setelah diurut langsung bisa berjalan kembali. Ia juga mengaku dapat membuat pasien yang tadinya tuli dan bisu bisa kembali mendengar dan berbicara.