Liputan6.com, Jakarta - Hingga kini, COVID-19 masih terus bermutasi. Subvarian Omicron XBB 1.16 atau varian Arcturus sendiri menjadi salah satu yang paling baru dan telah ditemukan pada 22 negara.
Berkaitan dengan varian Arcturus, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) pun angkat bicara. Bamsoet meminta pemerintah agar meningkatkan kewaspadaan, pengawasan, dan pengetatan pada pintu masuk negara.
Baca Juga
"Jadikan kemunculan subvarian baru ini sebagai sinyal peringatan baru bagi dunia bahwa keberadaan COVID-19 masih terus berkembang dan bermutasi yang melahirkan subvarian baru," ujar Bamsoet melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Senin (10/4/2023).
Advertisement
"Sehingga diharapkan, seluruh pihak khususnya pemerintah untuk tetap memperkuat upaya pencegahan serta penanggulangan kasus COVID-19 khususnya upaya deteksi dini," sambungnya.
Minta Pemerintah Pantau Perkembangan Varian Arcturus
Bersamaan dengan hal tersebut, Bamsoet turut meminta agar pemerintah terus memantau perkembangan kasus COVID-19, khususnya untuk varian Arcturus di dalam negeri maupun luar negeri.
Di samping itu, Bamsoet meminta pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan kajian mendalam terhadap varian Arcturus.
"Guna mengetahui lebih jelas karakteristik penularan, risiko hingga pencegahan yang harus dilakukan," kata Bamsoet.
Dikabarkan, varian Arcturus tengah menyebabkan lonjakan kasus di India. Selama 24 jam terakhir, India mencatat hampir enam ribu kasus baru, yang mana menjadi rekor kasus tertinggi usai ditemukannya varian Arcturus.
Bamsoet Minta Pemerintah Gencarkan Lagi Vaksinasi
Lebih lanjut Bamsoet mengungkapkan dukungannya pada pemerintah untuk tetap menggencarkan program vaksinasi COVID-19. Terutama bagi mereka yang masuk kategori kelompok rentan atau berisiko tinggi.
"Mendorong pemerintah tetap menggencarkan program vaksinasi COVID-19 utamanya bagi kelompok rentan atau berisiko tinggi, dengan tujuan untuk menekan tingkat penyebaran dan angka kematian akibat subvarian baru Omicron XBB 1.16," ujar Bamsoet.
"Pasalnya, subvarian ini diketahui sangat berisiko bagi seseorang yang memiliki komorbid seperti hipertensi, diabetes, HIV, dan penyakit jantung," sambungnya.
Advertisement
Pemerintah Diminta Lebih Serius Respons Arcturus
Dalam kesempatan yang sama, Bamsoet turut meminta komitmen pemerintah agar lebih serius dalam merespons kemunculan varian Arcturus. Mengingat saat ini sudah tidak ada lagi pembatasan.
Terlebih lagi, tengah terjadi peningkatan mobilitas jelang Hari Raya Lebaran.
"Oleh karenanya, diperlukan upaya lebih atau langkah konkret guna mencegah masuknya subvarian baru tersebut yang berpotensi menyebabkan kembali lonjakan kasus," pungkas Bamsoet.