Puasa Ramadhan Malah Bikin Berat Badan Naik? Dokter Gizi Ingatkan Cara Diet yang Tepat

Banyak yang beranggapan puasa Ramadhan bisa menurunkan berat badan karena orang yang melakukannya harus menahan makan dan minum dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2023, 18:00 WIB
Menyebabkan Obesitas
Puasa Ramadhan Malah Bikin Berat Badan Naik, Ikuti Saran Dokter Gizi Klinik Berikut. Ilustrasi Kenaikan Berat Badan Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang beranggapan puasa Ramadhan bisa menurunkan berat badan karena orang yang melakukannya harus menahan makan dan minum dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.

Tak sedikit pula yang menemukan kenyataan bahwa selama Ramadhan berat badan malah cenderung naik meski sudah puasa setiap hari.

Terkait hal ini, dokter spesialis gizi klinik Fannie Fauzarianda menjelaskan cara diet yang tepat selama bulan puasa.

“Jika dilakukan dengan tepat, puasa di bulan Ramadhan dapat memberi efek positif bagi kesehatan. Beberapa penelitian mengatakan bahwa orang yang berpuasa dapat menurunkan berat badan, lingkar perut, tekanan darah, kolesterol total, trigliserida (lemak darah), dan penadah inflamasi tubuh,” kata Fannie dalam DRV Channel dikutip Rabu (12/4/2023).

Manfaat positif dari puasa bisa didapat, maka ada diet yang perlu dilakukan. Diet sendiri adalah pola makan yang cara dan jenisnya diatur untuk mencapai tujuan. Diet yang tepat bertujuan untuk menjaga tubuh tetap sehat selama bulan Ramadhan.

Langkah pertama dalam menjalankan diet tepat selama Ramadhan yakni, pastikan ketahui kebutuhan tubuh masing-masing. Kebutuhan energi tubuh setiap orang berbeda-beda, tergantung jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, usia, kondisi kesehatan, dan aktivitas fisik.

“Jika asupan kita berlebih dibanding kebutuhan tubuh kita, akan terjadi kenaikan berat badan yang ke depannya berisiko sindrom metabolik. Sedangkan, jika asupan lebih rendah dari kebutuhan kita, maka akan terjadi kekurangan gizi yang berisiko penurunan daya tahan tubuh sehingga kita mudah sakit,” jelas Fannie.

Perhatikan Makanan Saat Sahur

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah waktu sahur. Ini adalah waktu yang penting karena merupakan modal awal untuk tubuh melakukan aktivitas sehari-hari.

“Sehingga perlu diketahui porsi yang tepat ketika sahur.”

Saat sahur, makanan-makanan yang baik dikonsumsi adalah yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti:

  • Nasi merah
  • Nasi Coklat
  • Nasi Hitam
  • Oatmeal
  • Gandum

“Jangan lupa cukupi kebutuhan protein yang bisa didapat dari daging ayam, ikan, daging sapi, dan jika diperlukan, susu tinggi protein. Pengolahan kebutuhan protein bisa dengan cara ditumis, kukus, rebus, untuk menghindari lemak yang tinggi. Tidak lupa sayur dan buah untuk mineral dan vitamin.”

Saat Berbuka Puasa

Ketika memasuki waktu berbuka puasa, maka hal yang perlu dihindari adalah makan dengan berlebihan dan terburu-buru karena berisiko menaikkan asam lambung dengan cepat.

“Untuk makanannya, salah satu yang dianjurkan adalah kurma, karena kurma mengandung glukosa fruktosa dan mineral yang cukup menggantikan energi yang hilang ketika puasa,” kata Fannie.

Sedangkan, makanan yang harus dihindari adalah goreng-gorengan karena makanan yang digoreng cenderung tinggi lemak sehingga sulit dicerna tubuh. Kandungan lemak dari makanan ini bisa meningkatkan risiko kolesterol.

“Jika dikonsumsi berlebihan, bisa menaikkan berat badan. Kemudian hindari makanan siap santap yang diolah dengan ultra process food. Karena mengandung tinggi gula, lemak, dan natrium.”

Jaga Asupan Cairan

Hal berikutnya yang harus diperhatikan selama menjalankan puasa Ramadhan adalah menjaga kecukupan asupan cairan.

Konsumsi air yang dianjurkan selama Ramadhan adalah delapan gelas per hari. Yakni dua gelas saat sahur, dua gelas saat buka, dan empat gelas di malam hari.

Aktivitas fisik pun tetap perlu dilakukan selama bulan puasa tapi menyesuaikan dengan kemampuan. Seperti berjalan santai 30 menit sebelum buka puasa.

“Tidak lupa berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik untuk mengetahui kebutuhan energi tubuh selama puasa,” tutup Fannie.

infografis journal
infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya