Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru yang dilakukan para peneliti China menunjukkan bahwa konsumsi kentang goreng atau french fries, dikaitkan dengan peningkatan risiko kecemasan sebanyak 12 persen dan depresi sebanyak 7 persen.
Studi ini juga menunjukkan bahwa yang paling banyak terdampak dari konsumsi kentang goreng adalah pria muda.
Baca Juga
Penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini membeberkan bahwa penyebabnya ialah akrilamida, yaitu senyawa yang terbentuk saat menggoreng makanan berbahan dasar kentang.
Advertisement
Para penelitian mencatat bahwa konsumsi akrilamida dalam jangka panjang dapat menyebabkan dewasa menunjukkan perilaku yang mirip dengan depresi dan kecemasan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) memperingatkan bahwa paparan akrilamida yang tinggi dapat menyebabkan kanker pada hewan. Kendati demikian, belum diketahui dengan jelas risiko yang mungkin terjadi pada manusia.
Para peneliti mengumpulkan data dari 140.728 orang Inggris selama 11 tahun, dengan mengesampingkan mereka yang didiagnosis menderita depresi dalam dua tahun pertama penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mengonsumsi kentang goreng mengalami peningkatan risiko depresi sebanyak 12 persen jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi daging putih yang digoreng.
Secara keseluruhan, sebanyak 12.735 kasus depresi dan 8.294 kasus kecemasan teridentifikasi, dengan pria muda yang palinng banyak mengonsumsi makanan yang digoreng.
Penemuan ini selaras dengan sebuah penelitian lain yang menunjukkan hubungan antara konsumsi ultra-processed food—makanan yang melewati berbagai pemrosesan, misalnya pengeringan, pemanggangan, perebusan, pasteurisasi, dan lainnya—dengan peningkatan risiko depresi pada orang Brazil dewasa.
French Fries sebagai Comfort Food
Sebuah studi lain yang dipublikasikan pada Desember lalu mengidentifikasi hubungan antara konsumsi harian ultra-processed food dengan penurunan fungsi kognitif pada orang dewasa.
Penelitian terbaru menunjukkan peningkatan jumlah diagnosis gangguan mental. Namun, terlepas dari dampak mengejutkan tersebut, penulis studi Yu Zhang dari Zhejiang University agar tidak perlu panik terhadap efek samping makanan yang digoreng.
Kuncinya adalah mengonsumsi sewajarnya saja.
Lalu, apakah depresi muncul akibat kegemaran mengonsumsi makanan yang digoreng atau malah sebaliknya?
Menurut Dr. David Katz, yang tidak termasuk dalam studi di atas, kemungkinannya adalah seseorang yang punya masalah dengan kesehatan mentalnya mencari "comfort food" untuk menenangkannya."
"Komponen manusia dalam studi ini menunjukkan tujuannya, yaitu bahwa konsumsi makanan yang digoreng yang semakin tinggi meningkatkan risiko depresi atau kecemasan," jelasnya kepada CNN.
"Kendati demikian, ini dapat mengarah ke hal yang negatif, yaitu seseorang dengan depresi atau kecemasan yang mencari "comfort food" akan terus meningkatkan rasio konsumsinya guna mendapatkan ketenangan."
Advertisement
Dampak Lain French Fries
Bertentangan dengan opini di atas, seorang psikolog klinis sekaligus asisten profesor di University of Calgary Jonathan Stea men-tweet, "Saya sudah bekerja dalam lingkup rumah sakit membantu orang-orang yang mengalami depresi akut selama lebih dari sepuluh tahun. French fries tidak menyebabkan orang-orang sakit," ujarnya.
"Literasi kesehatan mental dan ilmu pengetahuan melibatkan melihat melampaui berita utama dan memahami bahwa penyakit mental dapat disebabkan oleh berbagai hal," pungkasnya.
Lebih lanjut, french fries juga disebut dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Ini karena French fries memiliki kalori serta kadar lemak jenuh yang tinggi.
Satu porsi french fries mengandung sekitar 63 gram karbohidrat. Meski karbohidrat adalah salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, mengonsumsinya secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan.
Tidak hanya tinggi karbohidrat, french fries juga mengandung garam tambahan serta lemak yang berasal dari minyak yang digunakan untuk menggorengnya. Itulah mengapa mengonsumsi french fries secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, sakit jantung, dan kanker.
Kandungan Lemak dan Garam pada French Fries
Kandungan lemak yang tinggi dalam french fries juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Seporsi french fries mengandung sekitar 24 gram lemak, cukup tinggi jika dibandingkan batas konsumsi lemak harian yaitu 65 gram.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Diabetes and Obesity Center of Excellence di University of Washington di Seattle juga menunjukkan bahwa konsumsi lemak berlebih dapat merusak sel saraf otak yang berfungsi untuk mengatur berat badan.
Selain itu, kandungan garamnya yang tinggi juga dapat menyebabkan retensi air yang mengakibatkan naiknya angka pada timbangan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Nuremberg Biomedical and Drug Research Institute juga menunjukkan bahaya yang mungkin dialami ibu hamil yang mengonsumsi french fries.
Hal ini dikarenakan kandungan akrilamida dalam french fries. Janin dan bayi baru lahir lebih rentan terhadap akrilamida karena pembatas antara darah dan otaknya belum berkembang.
Studi lain yang diterbitkan dalam Plant Biotechnology Journal juga menyatakan bahwa makanan bertepung yang digoreng, dibakar atau dipanggang pada suhu yang tinggi menghasilkan akrilamida.
Oleh karena itu, Anda harus menghindari menggoreng makanan terlalu lama, menggunakan kembali minyak goreng, atau mengolah makanan tersebut dengan suhu yang terlalu tinggi.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement