Update Kasus Malaria di Ibu Kota Negara, Kemenkes: Kasus Positif 1.228, Angka Infeksi 7,6

Di IKN masih ada satu kabupaten yakni Penajam Paser Utara (PPU) yang menjadi endemis malaria.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Mei 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 19:00 WIB
IKN
Update Kasus Malaria di Ibu Kota Negara, Kemenkes: Kasus Positif 1.228, Angka Infeksi 7,6 (foto: Abdul Jalil).

Liputan6.com, Jakarta - Head of Section of Malaria Control Program Direktorat Jenderal P2P Kemenkes, Helen Dewi Prameswari, menjelaskan perkembangan kasus malaria di Ibu Kota Negara (IKN) Provinsi Kalimantan Timur.

Menurutnya, di IKN masih ada satu kabupaten yakni Penajam Paser Utara (PPU) yang menjadi lokasi endemis malaria.

“Untuk provinsi Kalimantan Timur, dari 10 provinsi yang ada, empat kabupaten/kota sudah eliminasi malaria, dua kabupaten/kota dengan endemis rendah, tiga kabupaten/kota dengan endemis tinggi dan sedang, satu kabupaten/kota dengan endemis tinggi yaitu Penajam Paser Utara,” kata Helen dalam konferensi pers daring, Selasa (2/5/2023).

Titik Endemis Malaria IKN

Helen menambahkan, kasus malaria di Penajam Paser Utara sudah seperti muara kasus dari lintas batas wilayah IKN.

“Kita tahu IKN itu berbatasan antara Penajam Paser Utara dengan Kutai Kartanegara. Jadi 60 persen wilayah IKN itu adalah wilayah Kabupaten PPU dan 40 persennya merupakan wilayah Kutai Kartanegara.”

Wilayah Penajam Paser Utara memang masih endemis tinggi malaria. Namun, tidak menjadi titik endemis IKN. Titik endemis malaria IKN berada di wilayah perbatasan lintas batas Kutai Kartanegara, PPU, Paser, dan Kutai Barat.

Angka Infeksi Malaria IKN

Sementara, angka annual parasite index (API) atau angka infeksi malaria yang ada di Ibu Kota Negara saat ini sebesar 7,6. Padahal, API seharusnya kurang dari satu.

 “API seharusnya kurang dari satu, namun di IKN atau di Kabupaten PPU mencapai 7,6 dengan angka kasus positif sebanyak 1.228 kasus pada tahun 2022,” ujar Helen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jadi Tempat Acara Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia 2023

Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi
Rencananya, Ibu Kota Negara akan menjadi tempat digelarnya acara puncak peringatan Hari Malaria Sedunia 2023. Instagram@jokowi

Rencananya, Ibu Kota Negara akan menjadi tempat digelarnya acara puncak peringatan Hari Malaria Sedunia 2023.

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Maxi Rein Rondonuwu, acara ini rencananya dihelat pada 15 Juni mendatang.

“Di acara ini akan diumumkan beberapa kabupaten/kota yang berhasil memenuhi syarat eliminasi malaria,” kita mencapai Indonesia bebas malaria,” ujar Maxi dalam kesempatan yang sama.


Tema Hari Malaria Sedunia 2023

Malaria
Hampir 89 Persen Kasus Malaria Berasal dari Wilayah Timur, tapi Sorong Selatan Berhasil Eliminasi Image by Липцо Козерога from Pixabay

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menjelaskan tema Hari Malaria Sedunia 2023.

“Tema Hari Malaria Sedunia tahun ini adalah ‘Dengan Investasi, Inovasi, dan Implementasi, Kita Capai Indonesia Bebas Malaria’,” katanya.

Ia menambahkan, Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April. Namun, karena 25 April ini masyarakat masih libur Lebaran maka diskusinya dilakukan hari ini, Selasa 2 Mei 2023.


Kasus Malaria di Indonesia

Papua Masih Terancam Malaria
Hampir 89 Persen Kasus Malaria Berasal dari Wilayah Timur, tapi Sorong Selatan Berhasil Eliminasi

Sebelumnya, Maxi menyampaikan bahwa kasus malaria di Indonesia naik setiap tahun.

“Jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Dan, kita tahu saat ini paling banyak kontribusi kasus malaria di wilayah timur,” kata Maxi.

Beberapa provinsi di wilayah timur yang banyak menyumbang kasus malaria adalah Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, hampir 89 persen kasus malaria di Indonesia berasal dari wilayah ini.

“Hampir 89 persen kasus-kasus malaria di Indonesia ada di wilayah-wilayah itu,” tambah Maxi.

Meski begitu, ada kabar baik dari Provinsi Papua Barat. Di sana ada satu kabupaten yakni Sorong Selatan yang tahun ini berhasil eliminasi malaria.

“Meski ada di wilayah timur, satu kabupaten di Papua Barat bisa mencapai eliminasi. Adanya satu kabupaten yang bisa eliminasi kami harapkan di tahun-tahun mendatang bila lebih banyak lagi kabupaten/kota akan mengikuti seperti Sorong Selatan. Tidak ada yang tidak bisa,” ujarnya.

infografis beda DBD dan Malaria
Apa bedanya DBD dan Malaria?
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya