Gelar Aksi Damai Tolak RUU Kesehatan Disahkan, IDI Sempat Kecewa Tak Bisa Masuk Kantor Kemenkes

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali menggelar aksi damai untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Mei 2023, 17:05 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2023, 15:30 WIB
Ketua IDI Adib Khumaidi dalam orasinya menyerukan bahwa pihaknya ingin pemerintah menghentikan pembahasan RUU Kesehatan.
Ketua IDI Adib Khumaidi dalam orasinya menyerukan bahwa pihaknya ingin pemerintah menghentikan pembahasan RUU Kesehatan. Foto: Ade Nasihudin Al Ansori

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali menggelar aksi damai untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU Kesehatan).

Setelah memulai demo di kawasan Monas, Jakarta Pusat, sekira pukul 12.30 rombongan aksi damai bertolak ke gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan melanjutkan orasi di sana.

Ketua IDI Adib Khumaidi dalam orasinya menyerukan bahwa pihaknya ingin pemerintah menghentikan pembahasan RUU Kesehatan.

“Sampai jam dua (siang) lebih masih penuh semangat, masih berani menyuarakan aspirasi kesehatan rakyat Indonesia yang memang sudah tepat aspirasi ini disampaikan ke Kementerian Kesehatan,” kata Adib dalam orasinya di depan gedung Kemenkes, Jakarta Senin (8/5/2023).

Melihat pendemo yang tak dibiarkan masuk ke halaman gedung Kemenkes, Adib pun mengutarakan kekecewaannya.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan adalah ayah dari IDI dan persatuan dokter lainnya. “Tapi kalau ayahnya tidak bisa membela kita anak-anaknya, apakah kita anak tiri?.”

Adib menambahkan, upaya unjuk rasa ini bukan lah hal yang dilakukan secara tiba-tiba. Demonstrasi, lanjut dia, adalah langkah yang dilakukan setelah berbagai proses telah dijalani untuk menolak RUU Kesehatan.

“Semua wadah advokasi sudah kita lakukan, sebagai bapak seharusnya bisa memperhatikan anak-anaknya. Ini adalah anak-anak Kementerian Kesehatan semua," katanya.

Mendengar keramaian di depan gerbang, pihak Kementerian Kesehatan pun mempersilakan lima perwakilan organisasi kesehatan untuk masuk dan menyampaikan aspirasinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ingin Negosiasi di Teras

Dalam demo kali ini, IDI ditemani oleh massa dari anggota persatuan dokter lain, seperti Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Meski sudah memberi izin pada lima perwakilan organisasi kesehatan untuk masuk, tapi Adib meminta komunikasi dilakukan di teras, bukan di dalam ruangan.

“Negosiasi bukan di dalam ruangan, tapi di teras supaya kita semua mendengar. Tuntutan kami cuma satu, minta Kementerian Kesehatan setop pembahasan RUU Kesehatan.

”Permintaan Adib untuk negosiasi di teras tak dikabulkan. Dan, lima perwakilan pun dipersilakan masuk.

 


Sempat Memanas

Demo IDI kali ini sempat memanas lantaran pihak IDI meminta masuk ke halaman gedung Kemenkes, tapi gerbang ditutup dan dihadang.

“Tolong dibuka pagarnya! Ini gedung negara Indonesia, saya jamin tidak ada anarkis ketika massa masuk buka pintu! Ibu bapak Polri saya jamin tidak akan terjadi anarkis kenapa kami dilarang masuk buka buka buka!” kata perwakilan PPNI saat berorasi.

Permintaan ini tak dikabulkan oleh pihak keamanan dan Kemenkes. Hal ini sontak membuat situasi memanas dan massa berteriak meminta gerbang dibuka. Bahkan ada beberapa yang memaksa masuk tapi berhasil dicegah.

“Tenang-tenang tolong berhenti dulu, kita satu komando jangan dipaksa (masuk) berhenti dulu,” kata orator lainnya menenangkan.

 


Janji Tak Anarkis

Perwakilan lain yang menyampaikan orasi pun berteriak bahwa para dokter yang tengah berunjuk rasa adalah orang-orang yang berpendidikan sehingga tidak akan rusuh.

“Bapak ibu POLRI, kami ini orang berpendidikan, kami tidak mungkin anarkis. Buka lah gerbangnya baik-baik, kami masuk baik-baik.”

“Ini tidak menghargai saya sebagai manusia, kalian kami yang gaji,” kata perwakilan dokter lainnya.

Orator pun meminta Sekretrais Jenderal atau Menteri Kesehatan untuk turun dan menemui mereka. Pada akhirnya, mereka pun sepakat hanya perwakilan yang masuk dan sisanya menunggu di luar gerbang sambil berorasi.

Infografis Journal Banyak Aduan Peserta BPJS Kesehatan di RS?
Banyak Aduan Peserta BPJS Kesehatan di RS?(Abdillah/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya