10 Mitos Operasi Bariatrik, Dokter Ungkap Faktanya

Operasi bariatrik adalah metode pengecilan lambung untuk mengatasi obesitas secara efektif. Operasi ini dilakukan ketika upaya mengatur pola makan dan olahraga tidak berhasil.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jun 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2023, 11:00 WIB
10 Mitos Operasi Bariatrik, Dokter Ungkap Faktanya
Operasi bariatrik adalah metode pengecilan lambung untuk mengatasi obesitas secara efektif. Operasi ini dilakukan ketika upaya mengatur pola makan dan olahraga tidak berhasil. Foto: RSPI.

Liputan6.com, Jakarta Operasi bariatrik adalah metode pengecilan lambung untuk mengatasi obesitas secara efektif. Operasi ini dilakukan ketika upaya mengatur pola makan dan olahraga tidak berhasil.

Namun, menurut dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS Pondok Indah – Pondok Indah, Peter Ian Limas, masih ada beberapa mitos yang membuat orang takut menjalani operasi bariatrik.

Mitos-mitos itu adalah:

Bedah Bariatrik Berbahaya dan Risikonya Tinggi

Ada anggapan bahwa operasi bariatrik itu berbahaya dan risikonya tinggi.

Faktanya, bedah bariatrik merupakan teknik pembedahan yang memiliki risiko sebanding dengan risiko pembedahan untuk mengangkat kandung empedu yang merupakan pembedahan rutin di semua rumah sakit.

Tindakan Bedah Bariatrik Mahal

Tindakan bedah bariatrik selalu dianggap mahal. Namun, menurut Peter, bedah bariatrik merupakan opsi yang efektif dengan tingkat kesuksesan tinggi.

Tidak hanya untuk menurunkan berat badan, tetapi juga terbukti bermanfaat bagi pasien yang memiliki komorbid diabetes dan hipertensi. Selain itu, efek domino dari bedah bariatrik dapat mengurangi bahkan menghilangkan risiko gangguan jantung dan ginjal, stroke, hingga kanker.

“Bagi pasien dengan risiko komorbid, menjalani bedah bariatrik tentu lebih efisien dalam hal biaya dibandingkan dengan menjalani perawatan ketika terkena komplikasi akibat komorbid yang dimiliki,” kata Peter dalam keterangan pers, Sabtu (24/6/2023).

Contohnya, jika seseorang memiliki komorbid dan mengalami serangan jantung, biaya pemasangan satu buah stent jantung saja sudah jauh melebihi biaya bedah bariatrik.

Bedah Bariatrik adalah Bedah Kosmetik

Risiko Operasi Bariatrik
Operasi Bariatrik Dilakukan Setelah Upaya Diet dan Olahraga Tak Berhasil. Foto: Freepik.

Bedah bariatrik acap kali dianggap sebagai bedah kosmetik. Faktanya, bedah bariatrik tidak bertujuan membuat langsing dan memiliki bentuk tubuh yang lebih menarik.

Tujuan utama bedah bariatrik adalah menyelamatkan pasien obesitas dari komplikasi seperti stroke dan serangan jantung yang merupakan efek langsung dari diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia yang dapat menyerang pasien obesitas.

“Menjadi langsing dan mendapatkan bentuk tubuh lebih menarik adalah bonus dan efek tambahan yang hampir selalu terjadi.

Bedah Bariatrik Menyebabkan Timbulnya Rasa Sakit

Orang juga enggan menjalani prosedur bedah bariatrik karena takut sakit setelahnya. Faktanya, pasien setelah pembedahan bariatrik rata-rata pulang dari rumah sakit pada hari kedua perawatan. Sama seperti kebanyakan pasien setelah pengangkatan usus buntu atau kandung empedu.

Bedah bariatrik 99 persennya dilakukan dengan teknik laparoskopi, yaitu pembedahan dengan sayatan kecil.

Bedah Bariatrik Membutuhkan Perawatan yang Lama

operasi bariatrik
Operasi bariatrik adalah metode pengecilan lambung untuk mengatasi obesitas secara efektif. Operasi ini dilakukan ketika upaya mengatur pola makan dan olahraga tidak berhasil. (unsplash.com/@gpiron)

Orang juga menganggap bahwa operasi bariatrik membutuhkan perawatan yang lama setelahnya. Faktanya, setelah pembedahan memang harus berkonsultasi dengan dokter hingga bertahun-tahun lamanya.

Namun, hal ini lebih bersifat kontak kelanjutan monitoring yang tidak wajib, untuk mendampingi pasien menjalani gaya hidup yang baru.

Manfaat Bedah Bariatrik Tidak Permanen

Sebagian orang meragukan efek operasi bariatrik yang dinilai tidak permanen atau hanya sesaat. Faktanya, efek bedah bariatrik jauh lebih permanen dari diet manapun.

Dampak positif bedah bariatrik dapat menjadi benar-benar permanen dengan mempertahankan perubahan pola makan yang sudah ada setelah pembedahan. Permanen dapat dicapai dengan disiplin dan menahan diri, serta menjalani hidup sehat dengan berolahraga. Ini pun akan menjadi jauh lebih mudah dilakukan karena bobot tubuh sudah berkurang.

Bedah Bariatrik Sering Menimbulkan Komplikasi

Obesitas
Operasi Bariatrik Dilakukan Setelah Upaya Diet dan Olahraga Tak Berhasil. Foto: Freepik.

Ada pula yang menyangkut-pautkan antara bedah bariatrik dengan ancaman komplikasi yang sering timbul.

“Faktanya, tingkat komplikasi pada pembedahan sleeve gastrectomy (pembedahan bariatrik paling populer saat ini) hanya sekitar 1 dari 1.000 pasien. Lebih rendah dibandingkan dengan pembedahan kandung empedu,” ujar Peter.

Tujuan Bedah Bariatrik Hanya untuk Melangsingkan Badan

Orang-orang juga sering salah kaprah bahwa operasi bariatrik hanya untuk melangsingkan badan dan hanya untuk tujuan kecantikan.

Faktanya, bedah bariatrik memiliki efek luar biasa untuk menyembuhkan atau setidaknya mengurangi kelainan metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.

Bedah Bariatrik Menyebabkan Kurus yang Tidak Alami dan Malnutrisi

Alih-alih membuat tubuh menjadi ideal, operasi bariatrik dianggap menyebabkan kurus yang tak alami hingga ancaman malnutrisi.

Faktanya, bedah bariatrik yang paling sering dilakukan yakni sleeve gastrectomy, sangat jarang menyebabkan malnutrisi.

Tubuh kurus yang dicapai dengan pembedahan bariatrik merupakan kurus karena pembakaran lemak, kurus paling alami yang mungkin bisa didapat.

Bedah Bariatrik Merupakan Penemuan Baru

Tak sedikit pula yang mengira bahwa bedah bariatrik adalah penemuan baru. Padahal, tindakan ini sudah ada sejak 1968.

 

Infografis Obesitas
Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya