Sekuat Baja, Hal Apa yang Membuat Gigi Berlubang?

Gigi berlubang sakit dan gigi berlubang ngilu tentunya membuatmu nggak nyaman dan dapat menurunkan kualitas hidupmu.

oleh stella maris pada 05 Jul 2023, 15:53 WIB
Diperbarui 28 Jul 2023, 00:23 WIB
Gigi Berlubang.
Ilustrasi gigi berlubang. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Gigi berlubang adalah salah satu masalah kesehatan mulut yang dialami kebanyakan orang, dapat mengincar siapa saja, mulai dari balita hingga orang dewasa sekalipun. 

Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc mengatakan gigi berlubang masih menjadi masalah besar di Indonesia. Hal tersebut merujuk dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. 

Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5 tahun. Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan, mengingat kondisi gigi susu sangat mempengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai gigi berlubang, ada baiknya memahami peran gigi yang dimiliki manusia. Laman Cleveland Clinic menjelaskan bahwa gigi memainkan peran besar dalam pencernaan. 

Gigi bertugas untuk memotong, menghancurkan makanan, dan membuatnya lebih mudah ditelan. Meski lebih mirip tulang, gigi sebenarnya adalah organ ektoderm, seperti kulit, rambut, dan kelenjar keringat. 

Setiap orang dewasa memiliki 32 gigi permanen. Sebelum menjadi gigi permanen, antara usia 4 bulan dan 6 tahun, sebagian besar anak memiliki 20 gigi susu yang tumbuh dan kemudian 'rontok' untuk kemudian memberikan ruang bagi gigi dewasa permanen. 

 

Anatomi Gigi

Anatomi Gigi
Ilustrasi Anatomi Gigi/Shutterstock-Axel_Kock.

Manusia memiliki empat jenis gigi yang menjalankan fungsinya berbeda-beda. Pertama adalah gigi seri yang tumbuh empat di rahang atas dan empat di rahang bawah, termasuk dua di gigi depan dan di kedua sisi. Tugas gigi seri untuk membantu memotong makanan saat menggigit. 

Kedua adalah gigi taring yang runcing. Kebanyakan orang memiliki empat gigi taring, yaitu di kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah. Tugas gigi taring, untuk merobek makanan seperti daging dan sayuran. 

Ketiga adalah gigi premolar yang disebut bikuspid yang berada di antara gigi taring dan gigi geraham (belakang mulut). Peran gigi premolar untuk merobek, menghancurkan, dan menggiling makanan menjadi potongan-potongan kecil. 

Keempat adalah geraham yang terletak di paling belakang area mulut. Tugas gigi ini sebagian besar atau 90% untuk mengunyah makanan. Kebanyakan orang dewasa memiliki 12 gigi pengunyah utama atau gigi geraham. 

Dari jenis gigi, kemudian kamu juga harus tahu bahwa gigi terdiri dari dua struktur utama, yaitu: 

  • Mahkota: Bagian gigi yang dapat terlihat di bagian atas yang dilindungi oleh enamel atau zat pelindung gigi yang keras
  • Akar: Bagian di gigi bagian dalam rahang. Akar gigi menjangkar gigi ke ligamen periodontal atau jaringan ikat lunak yang melapisi soket gigi

 

Kekuatan Gigi Melebihi Baja

Ilustrasi gigi sekuat baja
Ilustrasi gigi sekuat baja/Shutterstock-Lightspring.

Banyak yang salah kaprah mengenai gigi dan tulang. Serupa tapi sebenarnya nggak sama, loh! Gigi nggak punya kemampuan seperti tulang yang dapat meregenerasi sel untuk mengganti tulang lama dengan tulang baru, terutama saat terjadi patah tulang. 

Meski demikian, gigi menjadi bagian dari tubuh manusia yang paling kuat. Laman Express Dentist menyebut bahwa gigi manusia sekuat baja dengan skala kekerasan antara 1-10 di skala mohs, gigi ada diperingkat 5. 

Sebuah studi yang dilakukan Profesor Herzl Chai dan rekan-rekannya dari Tel Aviv University's School of  Mechanical Engineering menguji gigi manusia yang diberi beban mekanis. Merka ingin mengetahui apa yang terjadi pada bagian permukaan dan bagian dalam gigi, ketika diberikan beban. 

Hasilnya, gigi dapat menahan tekanan 1000 newton atau setara dengan beban 100kg. Loh kok bisa? Itu karena gigi terbuat dari enamel yang merupakan zat terkeras dalam tubuh. Artinya pada gigi terdapat 96% mineral padat. Nah, hal inilah yang membuat gigi lebih keras dibandingkan tulang. 

Tepat di bawah enamel ada lapisan dentin. Namun kekuatannya nggak sekuat enamel. Lapisan berikutnya adalah sementum yang menutupi akar gigi yang membantu menahan gigi dengan kuat untuk tetap berada di rahang. Lalu ada pulpa gigi yang merupakan lapisan terdalam gigi, berisi saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat. 

 

Proses Terjadinya Gigi Berlubang

Ilustrasi proses terjadinya gigi berlubang
Ilustrasi proses terjadinya gigi berlubang/Shutterstock-Siberian Art.

Ketika mengetahui fakta mengenai gigi yang sekuat baja, mungkin kamu berpikir, kok gigi bisa berlubang? Enamel gigi memang cukup kuat untuk mengunyah dan lapisan ini adalah pertahanan pertama gigi yang membantu melindungi gigi dari pembusukan. 

Namun enamel lama kelamaan bisa terkikis. Ketika terkikis, enamel nggak bisa tumbuh lagi, alhasil dapat berrisiko gigi berlubang parah. Penyebab pengikisan enamel pada gigi, disebabkan karena zat asam yang dihasilkan bateri di gigi, saat makanan tersisa atau menempel pada gigi dalam waktu yang lama. 

Sisa makanan (manis) yang menempel di permukaan gigi ini akan membentuk plak. Jika plak menumpuk akan diubah menjadi asam oleh bakteri dan lama-kelamaan akan menghilangkan mineral di enamel luar gigi yang keras, hingga menyebabkan karang gigi. 

Setelah menyebabkan erosi pada lapisan pertama gigi atau muncul lubang kecil pada enamel (terkikis), bakteri dan asam mencapai lapisan gigi berikutnya, yaitu dentin. Lapisan ini lebih lembut dari enamel dan kurang tahan terhadap asam. 

Dentin memiliki tabung kecil yang langsung 'berkomunikasi' dengan saraf gigi yang menyebabkan sensitivitas. Kemudian kerusakan gigi berkembang, ketika bakteri dan asam melanjutkan perjalanannya melalui gigi, bergerak ke bagian dalam gigi, yaitu pulpa. 

Saat bakteri dan asam masuk ke pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah, serta gigi yang nggak dirawat dengan baik, maka kencenderungan gigi mengalami kerapuhan akan meningkat. Artinya, lubang gigi dapat berkembang menjadi lebih besar dan kamu mungkin merasa gigi jadi lebih sakit, lalu muncul kemerahan hingga terjadi pembengkakan pada gusi di sekitar gigi. 

Pada intinya, setiap orang dapat merasakan sakit gigi karena gigi memiliki saraf dan pembuluh darah yag memasok nutrisi. Saat infeksi mencapai pulpa gigi, saraf di tengah gigilah yang mendeteksi rasa sakit. 

 

Gejala Gigi Berlubang

Dalam medis, kondisi gigi berlubang disebut sebagai kerusakan gigi atau karies karena adanya area yang rusak secara permanen di permukan keras gigi yang mnjadi bukaan atau lubang kecil. Namun sebelum gigi semakin rapuh dan berlubang, umumnya akan memunculkan tanda atau gejala gigi berlubang sakit yang bervariasi, tergantung dari luas dan loasinya. 

Ketika rongga baru akan terbentuk, umumnya nggak memunculkan gejala sama sekali.Nah, saat terjadi pembusukan di gigi semakin besar, hal tersebut dapat menyebabkan gejala, seperti sakit gigi dengan nyeri spontan atau nyeri tanpa sebab yang jelas. Sensitivitas gigi, munculnya nyeri ringan hingga tajam saat makan atau minum sesuatu yang manis, panas,atau dingin. 

Gejala lain kemudian gigi mulai berlubang, munculnya warna cokelat atau hitam di permukaan gigi, hingga kamu akan merasakan sakit ketika gigi menjalankan fungsinya untuk mengunyah makanan. 

 

Penyebab Gigi Berlubang Parah

Dijelaskan sebelumnya kalau gigi berlubang disebabkan oleh plak, zat lengket yang mengikat gigi. Plak adalah kombinasi dari bakteri, air liur, asam, dan partikel makanan. Plak kemudian menempel pada gigi dan asam dalam plak perlahan bisa mengikis enamel gigi. Penyebab munculnya plak tersebut tentunya merupakan biang keladi dari kebiasaan berikut ini: 

Jarang sikat gigi

Menyikat gigi adalah cara penting untuk menjaga kesehatan mulut. Jarang menyikat gigi akan membuat sisa makanan menumpuk dan menempel di gigi. Jika terus dibiarkan, kondisi ini akan menyebakan plak dan karang gigi. Bakteri dapat dengan mudah bersembunyi di bawah area penumpukan karang gigi dan menjadi sangat sulit untuk dihilangkan.

Bakteri yang bersembunyi di bawah karang gigi dapat menyebabkan gigi menjadi lemah, membusuk, dan akhirnya berlubang.

Cara menyikat gigi yang salah

Menyikat gigi terlalu lama dan terlalu kencang bisa membuat lapisan gigi semakin terkikis dan gigi semakin berisiko berlubang. Bersikaplah lembut dengan gigimu. Kamu mungkin berpikir menyikat lebih keras akan menghilangkan lebih banyak makanan sisa dan bakteri. Namun, banyak tekanan dapat merusak gusi.

Mengunyah es batu

Mengunyah es batu dalam jumlah banyak dapat merusak email gigi dan menyebabkan retakan atau rapuh pada gigi. Ini dapat menyebabkan masalah lebih lanjut seperti sensitivitas yang lebih tinggi terhadap suhu dan rasa sakit. Mengunyah es batu juga hanya akan membuat gigi berlubang ngilu dan gigi berlubang sakit. .

Minuman bersoda

Sering minum minuman bersoda juga dapat menyebabkan sakit pada gigi. Soda dapat menimbulkan erosi pada gigi. Erosi dimulai ketika asam dalam minuman soda bertemu dengan enamel gigi yang merupakan lapisan pelindung terluar pada gigi. Minuman bersoda di sisi lain, juga dapat mempengaruhi lapisan selanjutnya, dentin dan bahkan tambalan komposit. Kerusakan pada enamel gigi.

Mulut kering

Mulut kering disebabkan oleh kekurangan air liur yang membantu mencegah kerusakan gigi dengan cara membersihkan makanan dan plak dari gigi. Zat yang ditemukan dalam air liur juga membantu melawan asam yang diproduksi oleh bakteri. Dehidrasi dapat menyebabkan mulut kering. Oleh sebab itu, pastikan tubuh tetap terhidrasi untuk mencegah mulut kering.

Makanan manis

Makanan manis seperti magnet bagi bakteri jahat. Dua bakteri perusak yang ditemukan di mulut adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sorbrinus. Keduanya memakan gula yang ada di mulut dan membentuk plak gigi. Jika plak nggak tersapu oleh air liur atau saat menyikat gigi, mulut menjadi lebih asam dan lubang di gigi mulai terbentuk.

Makanan asam

Paparan yang sering terhadap makanan asam dapat mengikis enamel, membuat gigi lebih rentan terhadap kerusakan dari waktu ke waktu. Ketika enamel gigi melemah, gigi jadi lebih rentan berlubang. Plus, makanan asam dapat mengganggu luka mulut.

Gangguan makan

Anoreksia dan bulimia dapat menyebabkan erosi dan lubang gigi yang signifikan. Asam lambung dari muntah berulang menyapu gigi dan mulai melarutkan enamel gigi. Gangguan makan juga bisa mengganggu produksi air liur. Tanpa nutrisi yang tepat, gusi dan jaringan lunak lain di dalam mulut bisa mengalami pendarahan dengan mudah. Kelenjar yang menghasilkan air liur juga bisa membengkak. 

Kekurangan fluoride

Fluoride, mineral yang terbentuk secara alami, membantu mencegah dan mengatasi gigi berlubang. Lantaran manfaatnya untuk gigi, fluoride ditambahkan ke banyak produk perawatan mulut. Fluoride membantu remineralisasi email gigi. 

Ketika bakteri di mulut memecah gula dan karbohidrat, mereka menghasilkan asam yang menggerogoti mineral dalam email gigi. Hilangnya mineral ini disebut demineralisasi. Enamel gigi yang lemah membuat gigi rentan terhadap bakteri. 

 

Gigi Berlubang Sakit, Menular?

Ilustrasi gigi berlubang
Ilustrasi gigi berlubang/Shutterstock-MAD_Production.

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 diketahui bahwa 1 dari 3 orang dewasa mengaku melewati hari tanpa menyikat gigi dan 73% orang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.

Dari jumlah tersebut diketahui pula bahwa ada penurunan soal perawatan gigi dan mulut. Dibandingkan survei pada 2018, sebanyak 5% orang dewasa dan 11% anak-anak nggak menyikat gigi dua kali sehari.

Permasalahan gigi dan mulut bahkan makin terasa ketika pandemi. Survei global Pepsodent menunjukkan bahwa 30% responden di Indonesia mengaku pernah melewati sehari penuh tanpa menyikat gigi, umumnya disebabkan rasa malas (46%), salah satunya karena berkurangnya interaksi tatap muka.

Ya, permasalahan gigi berlubang sakit disebabkan karena nggak menyikat gigi dua kali sehari dan sebenarnya anjuran itu sudah diketahui. Namun sayangnya, masih banyak yang mengabaikannya. Ratu Mirah Afifah mengatakan, untuk terjadinya kondisi tersebut, prosesnya sangat panjang.

"Dampak nggak menyikat gigi itu dahsyat sekali, ditambah masih banyak orang yan enggan ke dokter gigi untuk memeriksakan kondisi giginya. Saat gigi terlubang yang mungkin terlihat kecil, padahal di dalam mulut ada miliaran bakteri dan jika dibiarkan akan terjadi abses yang akan menjadi lokal infeksi," kata Mirah dalam sebuah kesempatan beberapa waktu yang lalu.

Lalu pertanyaannya sekarang, apakah benar ketika gigi berlubang, dapat menularkan ke orang lain? Mirah menjelaskan konsep menularnya bukan seperti penularan penyakit karena virus.

"Konsep menularnya adalah bakteri yang sangat khas. Ketika menular ditransmisikan melalui mulut orang lain. Misalnya dari meniup makanan saat makanan tersebut panas, menggunakan sikat gigi yang sama. Jadi intinya sakit gigi (gigi berlubang) itu nggak menular, namun dapat tersebar melalui transmisi karena perilaku manusia itu sendiri," jelas Mirah.

Nah, untuk mencegah gigi berlubang, sangat dianjurkan untuk menyikat gigi dua kali sehari pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, untuk memberikan perlindungan maksimal dari gigi berlubang sekaligus membuat gigi 10 kali lebih kuat. Selain itu, pastikan kamu juga rutin melakukan pemeriksaan gigi dan mulut enam bulan sekali. 

 

 

 (*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya