Optimalkan Makanan Lokal Bergizi dan Terjangkau untuk Cegah Stunting

Makanan lokal bergizi ternyata bisa dioptimalkan untuk mencegah stunting pada anak.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Jul 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 20:00 WIB
Contoh Keberhasilan Program Dashat untuk cegah stunting
Cegah stunting dengan memaksimalkan pangan lokal. Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Mencegah stunting bisa dilakukan dengan mengoptimalkan konsumsi produk makanan lokal yang bergizi.

Hal ini disadari oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang kemudian memberikan edukasi makanan lokal bergizi melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Edukasi dilakukan kepada ratusan kader pengelola, penyuluh Keluarga Berencana (KB), dan Tim Pendamping Keluarga. Edukasi ini dinilai penting lantaran kurangnya akses makanan bergizi adalah salah satu penyebab stunting.

Ditambah, pola asuh orangtua dalam pemberian makanan bergizi pada bayi dan anak juga menjadi kunci dalam mencegah stunting.

"Pola asuh ini menjadi bagian yang sangat penting. Kalau kita tahu seperti apa makanan bergizi bagi anak-anak kita. Maka kita sebagai orangtua pun akan menjaga makanan yang dimakan anak-anak kita,” kata Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional 2023 di Palembang, Rabu 5 Juli 2023.

“Oleh karena itu ada demo masak masakan sederhana. Karena konsep makanan di Dahsat itu bukan yang aneh-aneh," tambahnya.

Dapur Sehat Atasi Stunting merupakan sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting. Termasuk calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, keluarga yang memiliki anak di bawah dua tahun (baduta), bawah lima tahun (balita) terutama dari keluarga tidak mampu.

Pemenuhan gizi ini memanfaatkan sumber daya lokal termasuk bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumber daya atau kontribusi dari kemitraan lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sosialisasi Pangan Lokal Terjangkau

Bonivasius Prasetya Ichtiarto
Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto jelaskan soal pangan lokal cegah stunting dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional 2023 di Palembang, Rabu 5 Juli 2023.

Boni juga menyebutkan bahwa BKKBN melalui Dashat berupaya keras mendorong masyarakat untuk dapat mengonsumsi makanan-makanan bergizi lokal yang terjangkau.

"Kegiatan Dashat mencakup edukasi perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Dalam hal ini, masyarakat akan diberi sosialisasi terkait pangan lokal yang terjangkau, bercita rasa, dan bergizi baik dan dipadukan dengan berbagai kegiatan kemitraan melalui model pengelolaan sosial, komersial dan kombinasi," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Setda Pemprov Sumatera Selatan H. Dharma Budhi memberi imbauan. Ia mengimbau seluruh Kepala Daerah, Kepala Dinas dan Kepala Badan, Camat, Lurah/Kades, dan seluruh sektor terkait untuk mendukung program Bangga Kencana dan Program Percepatan Penurunan Stunting, termasuk Dashat di daerahnya masing-masing.

"Sehingga apa yang menjadi tujuan utama dalam mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup seluruh keluarga dapat kita wujudkan.


Contoh Keberhasilan Program Dashat

BKKBN Dorong Masyarakat Konsumsi Makanan Lokal Bergizi untuk Cegah Stunting
(Kanan ke kiri) Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan, Sales Manager South Sumatera Region PT Nestlē Indonesia Leli Yovina. BKKBN Dorong Masyarakat Konsumsi Makanan Lokal Bergizi untuk Cegah Stunting, Palembang (5/7/2023).

Salah satu contoh keberhasilan dalam menurunkan angka stunting pernah dilakukan di Karawang, Jawa Barat.

"Salah satu kerja sama kami bersama BKKBN adalah Dashat di Kabupaten Karawang pada tahun 2022. Program ini menyediakan makanan sehat dan bergizi seimbang untuk 85 anak selama 4 bulan,” kata Sales Manager South Sumatera Region PT Nestlē Indonesia Leli Yovina dalam acara yang sama.

“Program ini berhasil menurunkan jumlah anak stunting sejumlah 23 persen, meningkatkan status gizi sebesar 50 persen serta rata-rata kecukupan zat gizi mikro, kalsium, zat besi dan zinc," tambah Leli.

Pencegahan stunting perlu dimulai dari hulu, lanjutnya, agar generasi penerus bangsa tumbuh dalam keadaan sehat, cerdas, dan produktif.

“Jika anak-anak terlahir sehat dan tumbuh dengan baik serta didukung oleh pendidikan yang berkualitas, maka diharapkan mereka dapat menjadi model kesuksesan bangsa," harap Leli.


Agar Anak Tumbuh Sesuai Tahapan Usianya

Cegah Stunting dengan Konsumsi Pangan Lokal, Apa Empek-Empek Palembang Bisa Jadi Pilihan?
Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan, soal gizi dalam empek-empek atau pempek Palembang serta kaitannya dengan pencegahan stunting, Palembang (5/7/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Sementara itu, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor Prof. Ali Khomsan mengatakan bahwa anak perlu diberi gizi yang optimal sejak usia dini.

Hal ini dibutuhkan agar pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya.

"Oleh karena itu saya mengatakan bahwa penting menjaga gizi, supaya defisiensi mikronutrien itu bisa teratasi. Stunting itu bukan soal persoalan kalori saja, bukan persoalan protein saja, tetapi juga defisiensi mikronutrien.”

“Kurang Fe (zat besi), kurang zinc, itu adalah penyebab-penyebab dari stunting dan itu kaitannya dengan konsumsi pangan hewani," ucapnya.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya