Liputan6.com, Jakarta Khitan atau sunat bagi anak laki-laki adalah tindakan memotong kulup atau lipatan kulit yang menutupi bagian kepala penis. Tindakan yang secara medis disebut sirkumsisi ini dapat mencegah terjadinya gangguan berkemih, infeksi saluran kemih, serta dapat menurunkan risiko terjadinya kanker penis.
Namun, terdapat beberapa kondisi di mana sirkumsisi tidak dapat dilakukan, salah satunya yaitu kelainan anatomi pada genital anak yang dikenal dengan nama hipospadia.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis urologi Eka Hospital Cibubur, Gampo Alam Irdam, hipospadia adalah kelainan anatomi pada penis, di mana lubang kencing tidak berada di tempat semestinya. Pada kondisi normal, muara saluran kencing laki-laki berada pada ujung glans (kepala) penis.
Advertisement
Sedangkan, pada orang dengan hipospadia, lubang kencing bisa berada di bawah kepala penis atau di batang penis. Bahkan pada keadaan yang lebih berat, lubang saluran kencing ini terletak di kantung kemaluan dan juga selangkangan.
“Kelainan ini cukup sering dijumpai, sekitar 1 dari 300 kelahiran anak laki- laki,” kata Gampo dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Kamis (13/7/2023).
Tanda Utama Hipospadia
Seperti dijelaskan di atas, tanda utama dari hipospadia adalah posisi lubang kencing terletak bukan di ujung penis. Akibatnya, ketika buang air kecil, urine tidak memancar lurus ke depan seperti semestinya.
Ini disertai dengan beberapa tanda lain seperti kurva penis mengarah ke bawah, kelainan bentuk kulup (biasanya lebih lebar), serta kelainan bentuk penis dan juga kantung kemaluan.
Pada beberapa kasus didapatkan pula testis (biji kemaluan) yang tidak berada pada kantung kemaluan.
Penyebab Hipospadia
Penyebab kelainan hipospadia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, lanjut Gampo. Beberapa hal diperkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipospadia, seperti:
- Faktor genetik
- Kelahiran prematur
- Penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu yg tidak tepat
- Adanya paparan terhadap zat tertentu seperti asap rokok atau pestisida
- Perempuan yang hamil di atas usia 35 tahun yang mengalami obesitas.
Advertisement
Diagnosis Hipospadia
Hipospadia didiagnosis dengan cara pemeriksaan fisik yakni pemeriksaan penis yang dilakukan oleh dokter.
Pada pemeriksaan tersebut, posisi lubang kencing akan dievaluasi, serta beberapa kelainan pada genital yang menyertai.
Tingkat keparahan kelainan hipospadia ini tergantung pada posisi lubang kencingnya. Semakin jauh lubang kencing dari ujung penis maka dapat dibilang semakin tinggi tingkat keparahannya.
Penanganan Hipospadia
Hipospadia ditatalaksana dengan tindakan operasi untuk memperbaiki letak lubang kencing dan juga kelainan bentuk genital.
Tindakan operasi biasanya dilakukan pada bayi usia 3 hingga 18 bulan. Dalam operasi akan dilakukan proses memperbaiki letak muara uretra (lubang kencing) ke lokasi semestinya serta memperbaiki bentuk dari kelainan genital yang menyertai.
Pada beberapa keadaan, operasi dapat dilakukan lebih dari satu tahap, terutama pada kelainan yang lebih berat. Setelah operasi berhasil, muara uretra, bentuk genital, dan fungsinya diharapkan menjadi seoptimal mungkin dan bisa bertahan hingga dewasa.
Pada beberapa kasus, kelainan hipospadia disertai dengan kelainan lain, seperti micropenis (ukuran penis di bawah standar) dan juga tidak turunnya biji kemaluan (testis) baik satu sisi maupun di kedua sisi.
Pada beberapa keadaan ini, dibutuhkan tindakan diagnostik lebih lanjut dan tatalaksana sebelum tindakan operasi dilakukan, yang akan dilakukan bersama dengan dokter spesialis anak.
Advertisement