Liputan6.com, Jakarta - Saat dihadapkan dengan luka terbuka, tiap orang punya cara masing-masing dalam menanganinya. Ada yang memilih untuk sekadar membasuhnya dengan air mengalir dan dibiarkan terbuka.
Ada pula yang memilih untuk menutup luka dengan plester agar tidak terkena udara. Lantas, bagaimana sih penanganan luka terbuka yang tepat?
Baca Juga
Dokter yang turut aktif di media sosial, Gia Pratama Putra mengungkapkan bahwa penanganan luka terbuka yang utama harus melibatkan rasa tenang. Sebab, saat panik, kemungkinan seseorang makin sulit untuk berpikir.
Advertisement
"Nomor satu, kalau menghadapi anak atau keluarga kita luka terbuka, jangan panik. Kalau sudah panik soalnya enggak bisa mikir," ujar Gia dalam konferensi pers The Unstoppable Family with Betadine ditulis Kamis, (13/7/2023).
Selanjutnya, Gia menuturkan bahwa ketika hendak membersihkan luka, pastikan tangan ada dalam keadaan bersih. Mengingat luka yang terbuka akan rentan terhadap bakteri atau kuman.
"Kedua, untuk megang itu kita harus bersihkan dulu tangan kita, karena tangan kita ini penuh dengan bakteri. Kalau megang luka, (bisa) menambah jumlah bakteri," kata Gia.
Cek Pendarahan yang Terjadi
Gia mengungkapkan bahwa penanganan luka terbuka pun akan berbeda tergantung aktif atau tidaknya pendarahan yang terjadi.
"Kita lihat ada pendarahan aktif atau enggak. Kalau pendarahan aktif, harus di dab (ditekan lembut), jangan sampai (darahnya) mengalir terus," ujar Gia.
"Kalau memang masih ngalir terus, ya ayo ke rumah sakit. Biasanya langsung dijahit. Jahitannya juga tergantung lukanya. Kalau di rumah enggak aktif pendarahannya, ya boleh dikasih povidone iodine," sambungnya.
Tahapan Berikan Povidone Iodine pada Luka
Lebih lanjut Gia mengungkapkan bahwa bila hendak memberikan antiseptik yang mengandung povidone iodine, Anda bisa lebih dulu membasuh lukanya dengan air mengalir.
"Dibersihkan dulu pakai air mengalir, baru pakai povidone iodine. Boleh ditutup (dengan kapas kasa). Tapi ditutup itu enggak perlu 24 jam. Kalau enggak ter-expose (hal lain), boleh dibuka yang penting jangan basah kena air," kata Gia.
Gia menuturkan, fungsi dari menutup luka setelah diberikan antiseptik povidone iodine adalah agar proses regenerasi kulitnya tidak terganggu.
"Jadi tujuan kita menjaga luka itu biar sel-selnya bisa regenerasi yang baru. Tidak terganggu si bakteri," ujar Gia.
Advertisement
Luka atau Cedera yang Umumnya Terjadi
Dalam kesempatan yang sama, Gia menjelaskan bahwasanya kecelakaan yang menimbulkan cedera bervariasi. Namun, kebanyakan kecelakaan justru terjadi di rumah dan area sekitarnya.
Ada beberapa jenis cedera yang paling sering terjadi di rumah. Cedera itu bervariasi mulai dari memar hingga ankle sprain (terkilir atau keseleo).
"Cuma 31 persen di jalan raya. Pasien yang sering saya temui di rumah sakit itu pasien-pasien yang kecelakaan rumah tangga," ujar Gia.
"Pasien-pasien yang sering saya terima di rumah sakit, anaknya memar. Kena luka bakar, luka robek. Kalau darahnya aktif, ya, terpaksa harus saya jahit. Ankle sprain, bengkak. Jadi kaku, enggak bisa jalan."
Penanganan Luka yang Harus Disiapkan di Rumah
Namun, Gia pun setuju bahwa seringnya terjadi cedera di rumah seharusnya tidak menjadi penghalang untuk siapapun tetap aktif. Adapun hal yang bisa disiapkan dan bisa dilakukan saat ada cedera rumah tangga.
"Apa saja tindakan preventif untuk melindungi anak-anak terutama? Yang harus disediakan itu antiseptik, terutama yang berbahan povidone iodine," ujar Gia.
Salah satu keunggulan utamanya berkaitan dengan spektrum. Antiseptik dengan jenis povidone iodine punya spektrum yang luas, sehingga bisa melindungi lebih banyak untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka.
Selain itu, menurut Gia, povidone iodine memiliki efektivitas yang tinggi, serta daya tahan yang lama, dan kompabilitas pada kulit yang baik.
Advertisement