Menyusui, Momen Ibu dan Bayi Pererat Ikatan Batin

Dengan pemberian air susu ibu atau ASI, ikatan batin antara ibu dan bayinya dapat berkaitan dengan erat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Agu 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2023, 12:00 WIB
Menyusui, Momen Pererat Ikatan Batin antara Ibu dan Bayi
Dengan pemberian air susu ibu atau ASI, ikatan batin antara ibu dan bayinya dapat berkaitan dengan erat. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Menyusui adalah proses di mana hubungan emosional antara ibu dan anak dapat terjalin lebih kuat. Pasalnya, ketika menyusui dapat dibilang ibu sedang memberikan kasih sayang pada buah hatinya.

Dengan pemberian air susu ibu atau ASI, ikatan batin antara ibu dan bayinya dapat berkaitan dengan erat. Ini juga berperan dalam pertumbuhan psikologi, kesehatan fisik, dan tumbuh kembang bayi.

Hal ini disampaikan dokter laktasi RSIA Family Vanny Bernadus Boen di momen Pekan Menyusui Sedunia yang jatuh pada 1 hingga 7 Agustus.

“Tentunya setiap ibu yang baru melahirkan memiliki harapan bayi yang sehat, cerdas juga bonding kuat antara si kecil dengan ibu. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut bisa dengan memberikan ASI secara eksklusif,” kata Vanny dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (3/8/2023).

“Menyusui merupakan proses di mana hubungan emosional antara ibu dan anak dapat terjalin lebih kuat dengan pemberian kasih sayang,” tambahnya.

Produksi ASI di Masa Kehamilan

Mengingat pentingnya proses menyusui, Vanny menyarankan para ibu untuk tetap perhatikan kondisi diri saat menyusui.

“Ibu disarankan untuk memperhatikan kondisi dirinya selama masa menyusui agar proses tersebut dapat berjalan lancar.”

Dia pun menjelaskan bahwa produksi ASI sudah terjadi sejak masa kehamilan. Pada usia tiga bulan kehamilan, hormon prolaktin mulai merangsang kelenjar air susu menghasilkan cairan yang disebut kolostrum. Ini adalah air susu berwarna kekuningan yang mengandung banyak protein dan berguna untuk daya tahan tubuh bayi.

“Maka, bisa saja ketika moms masih menjalani kehamilan, air susu ibu mulai menetes dari puting payudara. Namun, kondisi ini berbeda-beda pada setiap ibu hamil, ada yang mulai lebih awal, ada juga yang baru muncul setelah persalinan,” jelas Vanny.

Bukan Cuma Bayi, Ibu Juga Dapat Manfaat dari Menyusui

Menyusui
Dengan pemberian air susu ibu atau ASI, ikatan batin antara ibu dan bayinya dapat berkaitan dengan erat./copyright: www.freepik.com

Menyusui bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tapi juga memberikan keuntungan untuk ibu itu sendiri. Beberapa manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi yakni:

  • Memberi interaksi psikologi yang kuat antara ibu dan bayi.
  • Perlindungan terhadap berbagai penyakit infeksi dan alergi bagi si kecil.
  • Membuat kesehatan saluran cerna secara optimal yang sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
  • Proteksi pertama dalam pencegahan penyakit diabetes melitus serta obesitas pada anak.
  • Menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan, serta mencegah kanker payudara dan indung telur bagi ibu.
  • Sebagai KB alamiah bagi Ibu.

“ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang, terutama pada 2 tahun pertama,” kata Vanny.

Kendala Mencapai Pemberian ASI Eksklusif

Dengan pemberian air susu ibu atau ASI, ikatan batin antara ibu dan bayinya dapat berkaitan dengan erat
Dengan pemberian air susu ibu atau ASI, ikatan batin antara ibu dan bayinya dapat berkaitan dengan erat. (FOTO: Unsplash.com/Kevin Liang).

Vanny juga menyampaikan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan pertama kehidupan, tanpa pemberian makanan atau minuman lainnya termasuk air putih.

Kenyataannya pemberian ASI eksklusif tidak sesederhana yang dibayangkan. Berbagai kendala bisa timbul dalam upaya pemberian ASI eksklusif.

Beberapa hal yang menghambat proses menyusui pada seorang ibu yaitu:

  • Volume air susu yang kurang
  • Rasa nyeri pada puting dan payudara
  • Cara menyusui yang tidak benar
  • Masalah anatomi tongue tie (kelainan lidah pada bayi yang dapat menghambat proses menyusui).

“Sejumlah kondisi tersebut bisa menimbulkan tekanan pada ibu, maka penting bagi ibu mengetahui hal apa saja yang sebaiknya diperhatikan selama menyusui,” kata Vanny.

Cara Menyusui yang Benar

Cara Menyusui yang Benar
Cara Menyusui yang Benar/copyrighr freepik.com/user18526052.

Mengingat salah satu kendala ASI eksklusif adalah cara menyusui yang tidak benar, maka Vanny memberikan tips berikut:

  • Perhatikan posisi dan pelekatan menyusui yang benar.
  • Posisi yang benar saat menyusui pada saat duduk maupun berbaring adalah telinga, bahu, pinggang bayi berada dalam satu garis lurus, jadi kepala bayi tidak menoleh.
  • Tubuh bayi mendekat dan menempel dengan tubuh ibu.
  • Tubuh ibu harus dalam kondisi rileks dan bersandar, bukan menunduk atau terlalu tegak.

Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah perlekatan mulut bayi ke payudara ibu, agar bayi juga mendapatkan ASI yang optimal. Perlekatan yang benar sebagai berikut:

  • A = sebagian besar Areola (area gelap di sekitar puting) masuk ke dalam mulut bayi
  • MU = MUlut bayi terbuka lebar
  • BI = BIbir atas dan bawah terlipat keluar
  • DA = DAgu bayi menempel pada payudara

“Kunci utamanya adalah memposisikan puting ibu lebih tinggi dari mulut bayi. Puting di depan hidung bayi sehingga kepala bayi bisa mendongak saat menyusui yang mempermudah bayi untuk menelan ASI dan hidung bayi tidak tertutup payudara ibu,” tutup Vanny. 

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya