Wajib Tahu 5 Penyebab Diare, Mulai dari Bakteri hingga Sindrom Iritasi Usus Besar

Diare bisa disebabkan oleh begitu banyak hal. Mulai dari yang paling umum seperti bakteri hingga kondisi lain yang lebih serius Sindrom Iritasi Usus Besar.

dr Ainni Putri Sakih
Direview oleh: dr Ainni Putri Sakih

dr Ainni saat ini adalah dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

oleh Diviya Agatha diperbarui 04 Sep 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 15:00 WIB
ilustrasi diare saat puasa/pexels
Penyebab diare, kondisi gangguan pencernaan yang bikin frekuensi buang air besar meningkat. (Credit: pexels)

Liputan6.com, Jakarta Diare menjadi salah satu jenis gangguan pencernaan yang paling umum. Sebab, diare bisa terjadi pada segala kategori usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Seperti diketahui, diare adalah kondisi yang menyebabkan seseorang buang air besar dengan encer atau berair dalam kurun waktu yang berdekatan. Frekuensi buang air besar ketika diare akan mengalami peningkatan.

Lebih tepatnya, seseorang dapat disebut sedang mengalami diare jika frekuensi buang air besar yang dilakukan setidaknya tiga kali atau lebih dalam sehari.

Diare sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis. Mulai dari diare akut, diare persisten, dan diare kronis.

Diare akut adalah jenis yang berlangsung dalam waktu singkat. Ini adalah masalah kesehatan yang umum. Kondisi ini juga biasanya berlangsung sekitar satu atau dua hari, tapi bisa juga lebih lama, kemudian menghilang dengan sendirinya.

Kondisi diare persisten ditandai dengan buang air encer dan sering, lebih dari 3 kali dalam 24 jam, yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu, namun kurang dari 4 minggu. 

Diare persisten umumnya disebabkan oleh patogen yang berbeda dengan penyebab diare akut.

Diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari merupakan pertanda dari masalah yang lebih serius. Jenis kronis yang berlangsung minimal empat minggu bisa menjadi gejala penyakit kronis. Gejala pada jenis kronis bisa berlangsung terus-menerus atau datang dan pergi.

Namun, di samping itu, ada cukup banyak penyebab diare. Lantas, apa sajakah itu? Berikut beberapa di antaranya.

 

1. Makanan Mengandung Bakteri

Timbulnya Masalah Pencernaan Diare
Penyebab diare, kondisi gangguan pencernaan yang bikin frekuensi buang air besar meningkat. (Sumber: pexels.com)

Dalam hal diare akut, kondisi yang terjadi biasanya bersifat jangka pendek. Salah satunya bisa disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri.

Misalnya, makanan atau minuman yang dikonsumsi terkontaminasi oleh bakteri. Bakteri yang dimaksud termasuk E. coli, Salmonella, Campylobacter, Shigella, dan Listeria.

Namun selain itu, ahli gastroenterologi di NYU Langone, Dr Rabia De Latour mengungkapkan bahwa ada faktor lain yang bisa berkontribusi selain makanan.

"Katakanlah seseorang mengalami infeksi yang sangat parah dan mereka menggunakan kamar mandi dan tidak mencuci tangannya," kata Latour seperti dikutip melalui laman Health, Senin (4/9/2023). 

Melalui tangan yang kotor tersebut, Anda mungkin menyentuh atau bahkan menggunakannya untuk makan. Sehingga, bakteri bisa masuk dengan cara tersebut.

2. Infeksi Virus yang Sebabkan Diare

Anak Diare
Penyebab diare, kondisi gangguan pencernaan yang bikin frekuensi buang air besar meningkat. (Credit: pexels.com/Ciara)

Selanjutnya, virus dipercaya menjadi salah satu penyebab utama dari diare akut. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui cara yang sama seperti bakteri.

Virus juga bisa jadi penyebab diare. Kelompok virus yang diketahui menyebabkan diare adalah rotavirus dan norovirus. Penularan virus penyebab diare ini umumnya terjadi lewat konsumsi makanan maupun penggunaan alat makan yang telah terkontaminasi virus.

"(Misalnya) bisa terjadi ketika ada serangga yang mencemari makanan yang Anda makan atau Anda menyentuh sesuatu lalu Anda menyentuh wajah atau mulut Anda dan Anda menelannya," kata ahli gastroenterologi di NYU Langone, Dr Lisa Ganjhu.

Sehingga, cara menghindari terinfeksi virus dari hal-hal seperti di atas bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan sering mencuci tangan dan Anda juga bisa melakukan vaksinasi pada si kecil.

3. Intoleransi Makanan Bisa Jadi Penyebab Diare

Diare
Penyebab diare, kondisi gangguan pencernaan yang bikin frekuensi buang air besar meningkat. (sumber foto: pixabay)

Lebih lanjut Latour mengungkapkan bahwa intoleransi terhadap makanan juga bisa berkontribusi menyebabkan diare. Intoleransi terhadap laktosa, contohnya.

"Misalnya Anda tahu bahwa Anda tidak toleran terhadap laktosa dan seseorang secara tidak sengaja memasukkan susu ke dalam kopi Anda," ujar Latour.

Maka, diare bisa terjadi dalam kasus tersebut. Pada memiliki masalah intoleransi laktosa, diare akan muncul setiap anak mengonsumsi makanan maupun minuman yang berasal dari olahan susu dalam jumlah tertentu.

Semakin banyak kandungan susu di dalamnya, kemungkinan terjadinya diare semakin besar.

Ganjhu menambahkan, seringkali diare bisa disebabkan pula oleh malabsorpsi. Terjadi ketika tubuh tidak memiliki enzim untuk memecah makanan.

"Jadi, makanannya lewat begitu saja," kata Ganjhu.

Mengurangi konsumsi susu adalah solusi terbaik diare jenis ini.

4. Diare karena Parasit

Diare
Penyebab diare, kondisi gangguan pencernaan yang bikin frekuensi buang air besar meningkat. (Credit: freepik.com)

Keempat, yang merupakan teman bakteri dan virus yakni parasit. Parasit adalah organisme kecil yang, seperti virus dan bakteri, dapat menginfeksi makanan dan air dan berakhir di sistem tubuh.

Parasit bisa ditemukan dalam berbagai hal. Seperti ikan mentah atau makanan setengah matang lainnya.

5. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

Terakhir, Ganjhu mengungkapkan bahwa Sindrom Iritasi Usus Besar (Irritable bowel syndrome/IBS) sendiri menjadi penyebab paling umum dari diare kronis.

Menurutnya, beberapa orang dengan IBS mungkin mengalami diare lebih sering. Sementara yang lain cenderung mengalami sembelit. Namun gejala yang lebih umum adalah diare dan sembelit secara bergantian.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya