Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 17 September, masyarakat dunia memperingati Hari Keselamatan Pasien. Peringatan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengedukasi masyarakat, profesional kesehatan, dan organisasi kesehatan tentang pentingnya perawatan medis yang aman dan berkualitas tinggi.
Inisiatif Hari Keselamatan Pasien Sedunia dimulai sejak tahun 2019 dan merupakan upaya bersama antara World Health Organization (WHO) serta berbagai mitra kesehatan internasional untuk mengurangi risiko dan dampak cedera yang mungkin terjadi dalam konteks perawatan kesehatan.
Baca Juga
Tujuan utamanya adalah mempromosikan praktik-praktik terbaik, memberikan edukasi kepada pasien dan profesional kesehatan, serta mendorong sistem kesehatan untuk terus meningkatkan standar keselamatan pasien.
Advertisement
Technical Manager EMC Healthcare, Erin Lloyd mengungkapkan, Hari Keselamatan Pasien Sedunia yang diperingati tersebut bertujuan untuk memberikan layanan berkualitas tertinggi dan memastikan keselamatan pasien harus selalu menjadi prioritas utama penyedia layanan kesehatan.
“Hari Keselamatan Pasien Sedunia berfungsi sebagai pengingat bagi para profesional kesehatan untuk fokus pada peningkatan praktik mereka dan mengurangi risiko yang terkait dengan perawatan medis, seperti kesalahan diagnosis, kesalahan pengobatan, komplikasi pembedahan, dan banyak lagi,” ungkapnya.
Erin memaparkan, tahun ini terdapat empat tujuan dari Hari Keselamatan Pasien Sedunia. Pertama untuk meningkatkan kesadaran global tentang perlunya keterlibatan pasien dan keluarga, pembuat kebijakan, pemimpin layanan kesehatan, dan pekerja layanan kesehatan dalam proses kebijakan.
"Kemudian prosedur untuk keselamatan diri dan yang ketiga, memberdayakan pasien serta keluarga untuk terlibat secara aktif dalam proses tersebut. Dan yang terakhir adalah advokasi untuk memastikan bahwa petugas kesehatan kita mengadvokasi pasien,” sebutnya.
Webinar Internasional Pertama
Setiap tahun, WHO menetapkan tema khusus untuk Hari Keselamatan Pasien Sedunia. Tema-tema tersebut secara tidak langsung mencerminkan aspek tertentu dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien.
Dan di tahun 2023 ini, tema Hari Keselamatan Pasien Sedunia adalah “Engaging Patients for Patient Safety”. Selaras dengan tema tersebut, EMC Healthcare pun menggelar webinar internasional pertamanya pada Jumat, 15 September 2023 pukul 09.00-16.30 WIB.
Dalam webinar internasional tersebut, akan dihadiri oleh lima narasumber dan tiga keynote speaker, yakni:
- Francine Westergaard, MSN, MBA, RN (Joint Commission International Principal Consultant)
- dr.Bambang Tutuko, Sp.An.KIC (Chairman of National Patient Safety Committee)
- Dr. Rita Sekarsari SKp., SpKV., MHSM., M.H FISQua (Head of the Quality Improvement Sub Committee for RSUP Harapan Kita)
- Apt.Yulia Trisna., M.Pharm, FisQua (Vice President South East Asia Region International pharmaceutical federation, Hospital Pharmacy Section 2020-2024)
- dr.Kevin, Sp.N (Head of the Quality Committee EMC Alam Sutera Hospital)
Ketua Panitia Acara Webinar Internasional, Gede menyebut 8 rumah sakit yang tergabung dalam EMC Group akan terlibat aktif pada kegiatan ini. Delapan rumah sakit tersebut adalah RS EMC Alam Sutera, RS EMC Cibitung, RS EMC Cikarang, RS Grha Kedoya, RS EMC Pekayon, RS EMC Pulomas, RS EMC Sentul, dan RS EMC Tangerang.
Gede pun mengatakan, peserta berasal dari seluruh pihak yang memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
“Sampai dengan saat ini, 1000 orang telah registrasi yang berasal dari pihak internal atau eksternal. Mereka terdiri dari bermacam profesi dan ada juga rumah sakit eksternal yang sudah melakukan registrasi,” katanya.
Gede juga menyebut, peserta yang mengikuti webinar internasional ini akan mendapatkan Satuan Kredit Profesi (SKP). Sebagaimana diketahui, SKP merupakan nilai yang diperoleh apabila peserta melaksanakan pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan (P2KB).
“Yang mengikuti webinar ini akan mendapatkan SKP dari tiga organisasi profesi, yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan Ikatan Apoteker Indonesia,” sebutnya.
Untuk mengikuti webinar tersebut, bisa klik link registrasi Webinar EMC Healthcare https://tinyurl.com/FormulirwebinarEMC.
Advertisement
Dihadiri Pihak JCI hingga Menteri Kesehatan
Webinar internasional yang digelar oleh EMC Healthcare dalam memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia ini menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya dan sudah teruji secara akademis nan praktis di dunia medis internasional.
Gede mengungkapkan, pihaknya berhasil mengundang beberapa narasumber internasional, salah satunya seperti Francine Westergaard yang merupakan surveyor internasional JCI.
“Kami invite international speaker like Francine dan ini kesempatan yang langka. Ia ingin meluangkan waktunya untuk sharing terkait dengan Keterlibatan pasien yang dapat meningkatkan keselamatan pasien,” ungkapnya.
“Kemudian ada juga Menkes Budi G. Sadikin untuk menjadi keynote speaker terkait dengan keselamatan pasien. Lalu ada juga Ketua komite nasional keselamatan pasien rumah sakit yang diketuai oleh dr.Bambang Tutuko,” jelas Gede.
Ia juga menyebut, terdapat Dr. Rita yang juga sebagai surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan selama puluhan tahun menjadi perawat jantung di Harapan Kita yang akan memberikan materi tentang bagaimana peran perawat dalam meningkatkan keselamatan pasien.
“Pembicara tersebut mewakili tiga aspek profesi, yakni perawat, dokter, dan farmasi sekaligus apoteker. Kita melihat tiga profesi ini yang paling besar populasinya di rumah sakit,” sebutnya.
“Sehingga kita memulai dengan tiga profesi ini, ke depan kita ingin banyak profesi yang termasuk ke dalam webinar ini,” tambah Gede.
Dirinya pun berharap agar webinar ini dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana cara melibatkan pasien. Pasalnya, EMC ingin memberikan pemahaman bahwa pasien Harus dilibatkan dalam setiap aspek pelayanan yang mereka terima di rumah sakit.
“Harapannya hal tersebut makin ditingkatkan untuk teman-teman di Unit Pelayanan agar mereka lebih meningkatkan kolaborasi antara petugas kesehatan dengan pasien,” ujar Gede.
Program untuk Tingkatkan Keselamatan Pasien
Erin mengatakan bahwa rumah sakit merupakan tempat yang berisiko. Ia pun menegaskan bahwa tugas rumah sakit adalah mengurangi & mengelola risiko tersebut sebanyak mungkin.
“Jadi, ketika pasien datang ke rumah sakit, sangat penting bagi kita untuk mengurangi jumlah bahaya yang kita timbulkan kepada mereka sebanyak mungkin,” katanya.
Berkaitan dengan itu, EMC Healthcare pun mengimplementasikan 3 program untuk meningkatkan keselamatan pasien. Ketiga program tersebut terdiri dari Your Voice, Speak Up, dan media edukasi dalam bentuk elektronik.
“Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien, EMC memiliki banyak program, seperti Your Voice yang setiap kali pasien dirawat, mereka bisa scan untuk menyampaikan keluhan atau memberikan apresiasi terhadap pelayanan rumah sakit untuk meningkatkan mutu keselamatan pasien,” ujar Erin.
“Kita juga sudah menjalankan Speak Up sebagai bagian dari reporting culture. Jadi seluruh staf jika melihat ada insiden atau sesuatu yang berkaitan dengan keselamatan pasien, mereka bisa report ke sana untuk bisa dicari akar masalahnya kemudian menyusun perbaikan,” ujar Erin.
Terakhir, terdapat program baru yang bisa dimanfaatkan oleh pasien, yakni media edukasi dalam bentuk elektronik. Dengan media tersebut, pasien bisa scan kemudian melihat media edukasi.
“Misalnya sebagai keluarga sebagai keluarga baru tidak tahu bagaimana melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), mereka bisa scan dan melihat bagaimana cara Perawatan dirumah pasca persalinan sectio caesarea lain-lain,” kata Erin.
Dirinya juga menyinggung, dalam konteks keselamatan pasien, EMC tidak hanya merespons kejadian cidera yang sudah terjadi, namun masuk ke ranah kejadian potensial yang akan terjadi.
“Karena ini berisiko ke depan, kalau tidak ditangani dengan baik, bisa membahayakan pasien. Pasalnya, banyak kondisi yang berpotensi menimbulkan cedera, seperti risiko pasien jatuh karena AC bocor,” ujar Erin.
“Teman-teman harus Speak Up dan melakukan report agar bisa menyusun action plan terkait dengan apa hal-hal yang ingin diperbaiki,” jelasnya.
(*)
Advertisement