Liputan6.com, Jakarta - Jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya, adalah pengalaman yang mengubah hidup. Melalui cinta pertama, seseorang merasakan tentang kebahagian, bahkan patah hati untuk pertama kalinya. Inilah yang membuat kebanyakan orang sulit melupakan pengalaman cinta pertama.
Ternyata, situasi ini tidak terjadi tanpa alasan.
Baca Juga
Menurut pakar hubungan Dr. Holly Schiff, PsyD, ada alasan mengapa cinta pertama begitu sulit dilupakan. Hal ini dikarenakan seseorang mengalami perasaan yang belum ditemukan sebelumnya.
Advertisement
“Pengalaman ini tidak seperti apa pun yang pernah dirasakan sebelumnya, sehingga membuat orang terikat dengan kenangan permanen dalam ingatannya,” jelas Schiff.
Belum lagi, oksitosin atau hormon cinta muncul ketika seseorang jatuh cinta.
Oksitosin ini membantu seseorang menjadi lebih dekat kepada orang lain, tetap setia, serta menjadi lebih terbuka dan percaya pada orang lain.
“Seseorang akan membawa kenangan ini sepanjang hidup. Apa lagi cinta pertama bertanggung jawab atas sebagian pertumbuhan kepribadiannya,” kata Schiff.
“Cinta pertama biasanya juga mewakili masa muda, masa yang lebih sederhana, sehingga menjadi masa yang dinanti dan dirindukan kebanyakan orang,” lanjutnya.
Ketika momen tersebut dialami untuk pertama kalinya dengan seseorang, maka semakin sulit untuk melupakannya. Tapi itu bukan satu-satunya alasan, mengapa begitu sulit menghapus kesan cinta pertama.
Otak Terprogram agar Mengingat dan Mencari Pengalaman yang Menyenangkan
Mengutip dari laman Bustle, para ahli menyebut sulit melupakan cinta pertama, sebenarnya berkaitan dengan otak.
Menurut Dr. Robin Buckley seorang pelatih perilaku kognitif untuk pasangan, cinta itu membuat ketagihan. Sehingga ini manjadi alasan, mengapa cinta pertama masih mendapat tempat spesial di hati.
“Beberapa neurotransmiter yang sama, dipicu oleh kecanduan lain ketika kita sedang jatuh cinta, seperti endorfin, dopamin, dan serotonin.”
“Otak kita belajar memelihara neurotransmiter ini,” jelas Buckley
Senyawa yang membuat nyaman ini, dapat menyebabkan seseorang merasakan euforia dan perasaan menyenangkan yang intens, terutama jika dikombinasikan dengan sentuhan fisik.
Menurut Buckley, pelepasan neurotransmiter bahkan lebih tinggi ketika melakukan hal intim, seperti berpegangan tangan dan berpelukan.
“Inilah salah satu alasan mengapa melupakan cinta pertama itu sulit. Otak kita mengingat neurokimia yang terkait dengannya, sehingga menginginkan pengalaman itu kembali,” ungkapnya.
Advertisement
Cinta Pertama Meninggalkan Jejak di Otak
Kerap kali orang mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya, diusia remaja. Seperti yang dikatakan Joseph Bordelon seorang praktisi konseling, masa remaja adalah periode dimana ingatan dan kekuatan kita berada dipuncaknya.
Itulah mengapa ingatan jauh lebih kuat selama periode ini, terutama pengalaman jatuh cinta.
“Cinta pertama sulit untuk dilupakan, karena meninggalkan 'ejak di area sensorik otak,” jelas Bordelon.
“Kenangan selama masa remaja, meninggalkan jejak hormonal pada saat yang sama dengan perkembangan neurologis,” lanjutnya.
Jejak ini bisa sangat kuat, bahkan dapat terbawa perasaan ketika mengingatnya. Seperti mendengar lagu atau melihat fotonya, dapat membuat seseorang kembali emosional.
Cinta Pertama Mempengaruhi Cara Seseorang Mendekati Hubungan Selanjutnya
Menurut Buckley, cinta pertama bisa mungkin menjadi pola perilaku seseorang, untuk hubungan di masa depan.
Mereka akan mempelajari apa yang disuka dan tidak disukai dari hubungan sebelumnya. Sehingga untuk hubungan selanjutnya, seseorang akan memperbaiki dan mempertahankan sesuatu dengan pasangan barunya.
“Cinta pertama menjadi kerangka, untuk menilai hubungan selanjutnya. Ini yang membuat hubungan tetap hidup dalam ingatan, dan tidak dilupakan,” jelas Buckley.
“Saat mengingat cinta pertama sebagai perbandingan, ini kemudian memicu beberapa neurokimia yang terkait dengannya. Sehingga memori tersebut tetap aktif,” tambahnya.
Itulah penjelasan dari prikolog terkait cinta pertama yang sulit dilupakan. Faktanya, otak berperan aktif untuk mengendalikan diri seseorang untuk mengingat atau tidaknya suatu kenangan.
Advertisement