Transformasi Digital, Upaya Atasi Kekurangan Nakes dan Dukung Layanan Kesehatan Lebih Fokus pada Pasien

Managing Director Philips APAC Peter Quinlan mengatakan perkembangan dan inovasi teknologi di bidang kesehatan akan sangat membantu dalam hal perawatan, pengobatan, serta pelayanan yang lebih bagi pasien.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 08 Nov 2023, 12:34 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2023, 12:25 WIB
Transformasi kesehatan digital
Philips. (Foto: Pixabay/geralt)

Liputan6.com, Jakarta - Kekurangan sumber daya manusia (SDM) kesehatan menjadi isu yang dihadapi berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dunia--khususnya negara berpenghasilan rendah dan menengah--akan mengalami kekurangan tenaga kesehatan (nakes) sebesar 10 juta orang pada 2030.

Philips sebagai perusahaan teknologi yang juga berfokus pada bidang kesehatan melihat inovasi teknologi dapat menjawab tantangan tersebut.

Digitalisasi akan berperan besar dalam transformasi kesehatan dengan memanfaatkan teknologi dan cara-cara baru dan inovatif.

Menurut Managing Director Philips Asia Pasifik Peter Quinlan, perkembangan dan inovasi teknologi di bidang kesehatan akan sangat membantu dalam hal perawatan, pengobatan, serta pelayanan yang lebih bagi pasien.

"Inovasi perkembangan teknologi akan membantu membuat transformasi digital dalam industri perawatan kesehatan yang lebih baik. Hal ini akan membuat pelayanan pada pasien serta peningkatan para staf yang bekerja juga jauh lebih baik," ujarnya di Jakarta, Rabu, 1 November 2023.

Menurutnya, di antara kegunaan utama teknologi kesehatan digital dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja yakni: 

  • Teknologi berbasis cloud dapat meningkatkan layanan dan kolaborasi pasien, dimulai dengan interoperabilitas end-to-end.
  • Penerapan sistem catatan kesehatan elektronik atau digital
  • Solusi perawatan virtual profesional ke pasien layanan kesehatan. Hal ini memungkinkan para profesional layanan kesehatan terhubung dengan pasien tanpa terhalang jarak, memberikan konsultasi, memantau kemajuan, serta memberi perawatan di luar pengaturan layanan kesehatan tradisional. Dengan demikian perawatan tidak hanya terjadi di rumah sakit. 
  • Perawatan virtual antar-profesional layanan kesehatan.

"Teknologi ini memungkinkan para profesional layanan kesehatan untuk berkolaborasi, berkonsultasi, dan bertukar pengetahuan dari jarak jauh, yang mengarah pada peningkatan koordinasi perawatan, konsultasi ahli, dan peningkatan pengambilan keputusan." 

 

Peran Inovasi Teknologi dalam Layanan Kesehatan

Di APAC, penggunaan teknologi digital untuk efisiensi alur kerja akan terus menjadi prioritas utama, dengan 35 persen menyebutkan teknologi alur kerja sebagai fungsi ketiga yang akan mereka pertimbangkan. Secara global, terdapat lebih banyak fokus pada kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI), khususnya teknologi pendukung keputusan penting.

Berdasarkan laporan Future Health Index Indonesia 2023, para pemimpin kesehatan Tanah Air berkeinginan menggunakan kecerdasan buatan). Diketahui, saat ini mereka berinvestasi pada setidaknya satu teknologi AI, sedangkan 76 persen lainnya berencana untuk berinvestasi pada AI dalam 3 tahun ke depan.

Pemanfaatan AI pun mendapat respons baik dari para tenaga kesehatan di Indonesia, terutama nakes muda. Sebanyak 33 persen nakes muda di Indonesia ingin rumah sakit memanfaatkan AI dan 29 persen menjadi yang terdepan dalam pemberian layanan yang terhubung.

"Mereka melihat bahwa pemanfaatan Chatbot dalam pertanyaan dasar medis akan meningkatkan kepuasan kerja tenaga medis muda sebanyak 33 persen, atau lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 24 persen," tutur Peter Quinlan. 

Smart Hospital, Masa Depan Perawatan Kesehatan

Masa depan perawatan kesehatan digambarkan oleh Philips sebagai ekosistem cerdas dan terhubung yang berpusat pada pasien dan diwujudkan dalam bentuk smart hospital.

Penerapan sistem smart hospital dengan command center memungkinkan sebuah rumah sakit terhubung dengan rumah sakit lainnya tanpa terkendala jarak dan waktu. Bahkan antarrumah sakit dapat berkolaborasi dalam memberikan layanan dan pemantauan pasien sehingga hal ini pun dinilai dapat menjadi bagian dari solusi masalah jumlah SDM kesehatan yang terbatas.

Dengan data dan teknologi digital, sebagian besar layanan yang diberikan di rumah sakit pun bisa didekatkan secara virtual atau fisik pada pasien, di rumah maupun di komunitas.

 

5 Hal dalam Mewujudkan Smart Hospital

Ada lima hal yang menjadi perhatian Philips dalam mewujdkan smart hospital yakni:

1. Efisiensi operasional. Terobosan Philips melalui teknologi terkini dapat mengoptimalkan alur kerja atau sumber daya dan memebaskan fokus pada perawatan pasien.

2. Peningkatan keunggulan klinis melalui penggunaan teknologi inovatif dan wawasan berbasis data guna mendorong keunggulan dalam hasil dan efisiensi klinis.

3. Memberi pengalaman yang lancar pada pasien sebelum, selama, dan setelah kunjungan ke rumah sakit. Hal ini merupakan bagian dari upaya menciptakan lingkungan penyembuhan yang kondusif.

4. Inovasi dan transformasi budaya guna mempertahankan inovasi digital dan menciptakan budaya perbaikan dan berkelanjutan dan kemitraan multi-level, yaitu penyedia teknologi kesehatan, pemerintah dan mitra lain adalah kuncinya.

5. Praktik-praktik ramah iklim dan kelestarian lingkungan harus terintegrasi di seluruh bagian operasional layanan kesehatan demi mendukung keberlanjutan.

 

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya