Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru saja peluncuran tanaman obat Indonesia unggulan dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu. Upaya ini sebagai upaya mendorong kemandirian kesehatan nasional.
Berkaitan dengan jamu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin rupanya ikut menjajal minum jamu di beberapa stand jamu dalam rangkaian acara Hari Kesehatan Nasional 2023.
Baca Juga
Turut hadir Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono yang juga ikut minum jamu di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, hari ini, Kamis, 9 November 2023.
Advertisement
Sebuah stand jamu Acaraki The Art of Jamu menjadi salah satu persinggahan Budi Gunadi dan Dante. 'Acaraki' ini menggunakan beberapa teknik penyeduhan dalam pembuatan jamu yang diadaptasi dari proses pembuatan kopi, sehingga membuat rasa jamu menjadi lebih pekat.
Petugas stand tersebut memberikan dua minuman jamu kepada Budi Gunadi. Pertama, menu minuman jamunya bernama Golden Sparkling 'Kuteja.'
Dari informasi petugas stand Acaraki kepada Health Liputan6.com, Kuteja merupakan akronim dari kunyit, temulawak, dan jahe. Golden Sparkling yang diminum Budi Gunadi adalah perpaduan kunyit asam jawa, sparkling water dan simple syrup.
Perpaduan Temulawak dan Sereh
Kedua, menu jamu bernama Alea Smile juga ditawarkan kepada Menkes Budi. Minuman dari Acaraki The Art of Jamu ini mengibaratkan pahitnya perjuangan hidup menjadi sepadan di hadapan senyuman Alea sang putri.
Alea Smile ini merupakan minuman jamu yang dibuat dari temulawak dengan penggabungan sereh. Kedua jamu di atas habis diminum Menkes Budi yang disediakan di secangkir kecil gelas sekali pakai.
Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu
Jamu adalah bahan atau ramuan yang bersumber dari pengetahuan tradisional atau warisan budaya dan memenuhi kriteria lainnya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini.
Pemerintah saat ini berupaya mengembangkan dan memanfaatkan jamu yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2023. Perpres ini dteken Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tertanggal 14 September 2023.
Pengembangan jamu adalah upaya menjamin dan menumbuhkan keberadaan jamu di, untuk, dan olehpemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan dalam rangka emanfaatan jamu.
Pemanfaatan Jamu adalah upaya meningkatkan penggunaan dan nilai manfaat jamu secara berkelanjutan dan lestari, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
Advertisement
Kehadiran Perpres Bikin Lebih Percaya Diri Minum Jamu
Menkes Budi Gunadi Sadikin berharap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu membuat masyarakat lebih percaya diri minum jamu.
"Mudah-mudahan dengan Perpres tentang jamu ini, makin banyak masyarakat Indonesia yang lebih percaya diri untuk mengonsumsi jamu," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Budi Gunadi meresmikan pembukaan pameran bertajuk "Melesat Maju Menuju Resiliensi Kesehatan" ini diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59.
Gelaran ini juga menjadi salah satu langkah konkret Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional atau resiliensi di bidang farmasi dan alat kesehatan.
Pameran pembangunan kesehatan dalam rangka HKN sendiri merupakan agenda tahunan yang sudah digagas sejak 2015, tetapi sempat vakum pada 2020-2021 akibat pandemi COVID-19.
Pembukaan Pameran Resiliensi Kesehatan
Hadir dalam acara pembukaan pameran bertajuk "Melesat Maju Menuju Resiliensi Kesehatan" antara lain, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, serta perwakilan dari berbagai institusi dan kementerian, termasuk perwakilan duta besar negara-negara sahabat.
Sementara itu, hadir pula Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati, dan Staf Khusus Wapres Mohamad Nasir dan Zumrotul Mukaffa.
Advertisement