Menkes Budi Gunadi: Konsep Kesehatan yang Benar adalah Menjaga Orang Tetap Sehat dan Sejahtera

Sebelumnya, 80 persen anggaran kesehatan digunakan untuk mengobati orang sakit, mengurusi dokter spesialis, rumah sakit, alat-alat kesehatan, dan obat-obatan, alih-alih mengurus orang sehat.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Nov 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2023, 07:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri Pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan dalam Transformasi Kesehatan dengan tema "Melesat Maju Menuju Resiliansi Kesehatan" di Jakarta Convention Centre pada Kamis, 9 November 2023. (Dok Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta - Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, konsep kesehatan yang benar adalah menjaga orang tetap sehat, bukan mengobati orang sakit.

"Yang menarik buat saya adalah to promote healthy life and well being, tidak ada kata-kata to cure people. Menjaga orang tetap sehat dan sejahtera, jadi tidak ada kata-kata mengobati orang sakit," ucap Menkes Budi Gunadi pada kuliah umum di Gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Sabtu, 11 November 2023.

Sebelum dirinya menjabat sebagai menteri kesehatan, 80 persen anggaran kesehatan digunakan untuk mengobati orang sakit, mengurusi dokter spesialis, rumah sakit, alat-alat kesehatan, dan obat-obatan, alih-alih mengurus orang sehat.

Budi Gunadi mengaku merasa ada yang salah mengenai konsep sehatan tersebut. Ia berpendapat, konsep kesehatan yang benar adalah menjaga kesehatan masyarakat.

Guna mewujudkan konsep kesehatan tersebut, Budi Gunadi menginisiasi 6 pilar transformasi kesehatan yang salah satunya adalah transformasi layanan primer.

Pada transformasi layanan primer, Budi Gunadi melakukan revitalisasi Puskesmas, Posyandu, dan Puskesmas pembantu (Pustu). Hal ini sudah masuk ke Undang-Undang Kesehatan.

Budi mengaku transformasi tersebut akan dilakukan hingga tingkat dusun. 

“Itu sebabnya di undang-undang yang baru kita bikinnya revitalisasi layanan Primer. Itu engak berhenti di 10.000 Puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan. Kita ada 34 provinsi, 514 kabupaten/kota. Kita mau turunin 85.000 Puskesmas pembantu di level desa dan 300.000 di level dusun,” ucap Budi. 

 

 

Edukasi Kesehatan Sedini Mungkin

Promotif promotif dilakukan kepada anak usia muda. Melalui sekolah dimasukkan ke kurikulum.

“Kita sudah ada 60 kurikulum kesehatan masuk ke pendidikan PAUD, TK, SD, SMP SMA,” katanya.

Budi menilai edukasi promosi kesehatan yang paling baik dilakukan sedini mungkin. Oleh karena itu, mulai tahun depan akan masuk kurikulum resmi. Dalam kurikulum terdapat informasi-informasi penyakit termasuk cara pencegahannya.

Budi Gunadi menyadari upaya ini tidak mungkin berhasil kalau dilakukan secara eksklusif.

“Yang namanya promosi kesehatan itu sifatnya inklusif bukan eksklusif harus dilakukan jadi gerakan,” ucap Budi Gunadi.

2 Jurus Sehat Menkes

Pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-59, Budi Gunadi Sadikin juga membagikan dua cara hidup sehat yang diketahuinya dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59.

Dua cara yang dimaksud Menkes Budi Gunadi yakni mengatur pola makan dan berolahraga.

"Dalam agama saya diajarin, sebelum kenyang itu harus berhenti dan olahraganya 30 menit dalam sehari, 5 kali dalam seminggu sampai kita wafat," ujar Menkes Budi Gunadi ketika membuka festival Ayo Sehat di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (11/11).

Menurutnya, hidup sehat jauh lebih baik, maka dari itu sangat perlu untuk menjaga kesehatan.

Pada momen peringatan HKN ke-59 itu, Budi Gunadi juga berpesan pada seluruh masyarakat agar menjaga kesehatan bukan hanya kesehatan fisik saja, tetapi juga kesehatan mental.

“Kesehatan mental lagi trend, jangan lupa senang-senang, dengerin musik, ngobrol dengan keluarga, dan juga rajin berolahraga supaya jiwanya juga sehat,” pesan Budi Gunadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya