Joe Biden Peringatkan PM Israel Netanyahu: Menduduki Gaza Akan Jadi Kesalahan Besar

Pesan Joe Biden ke PM Israel Netanyahu soal Gaza di Palestina

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Nov 2023, 09:04 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2023, 09:04 WIB
Joe Biden Peringatkan PM Israel Netanyahu: Menduduki Gaza Akan Jadi Kesalahan Besar
Joe Biden Peringatkan PM Israel Netanyahu: Menduduki Gaza Akan Jadi Kesalahan Besar. (Dok. AFP).

Liputan6.com, Jakarta - Konflik berlarut antara Israel dan Hamas membuat Presiden AS Joe Biden angkat bicara. Baru-baru ini, Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa menduduki Gaza akan menjadi kesalahan besar.

“Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa saya pikir adalah kesalahan besar bagi mereka untuk berpikir bahwa mereka akan menduduki Gaza,” kata Biden pada konferensi pers di San Francisco mengutip Al Jazeera, Kamis (16/11/2023).

“Menurutku itu tak berhasil,” tambahnya.

Sebelumnya, di awal bulan ini Netanyahu mengatakan bahwa setelah perang, Gaza harus didemiliterisasi, dideradikalisasi, dan dibangun kembali. Dan bahwa Israel perlu membentuk pemerintahan sipil untuk memerintah wilayah tersebut, yang telah dijalankan oleh Hamas sejak tahun 2006.

Pemimpin Israel mengatakan tidak ada rencana untuk “menduduki” Gaza, meskipun banyak yang menganggap sebaliknya. Pasalnya, Israel memiliki kendali penuh atas perbatasan, wilayah udara dan perairan Gaza meskipun telah secara resmi menarik pasukan dan pemukimnya pada tahun 2005.

Biden juga sempat menyinggung soal serangan Israel yang berdampak pada fasilitas kesehatan di Gaza termasuk Rumah Sakit al-Shifa.

Biden mengatakan dia juga telah berdiskusi dengan para pemimpin Israel tentang perlunya kehati-hatian dalam mengambil tindakan di sekitar rumah sakit. Diketahui bahwa rumah sakit tersebut tak luput jadi sasaran lantaran menurut Israel, RS itu digunakan sebagai markas militer kelompok bersenjata Palestina, Hamas.

Namun, pejabat rumah sakit dan Hamas, yang menguasai Gaza, membantah klaim tersebut.

Israel Harus Hati-Hati dalam Mengejar Sasaran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP).

Sebelumnya, Biden sempat menanggapi klaim Israel tentang markas militer tersebut. Dia mengatakan, Hamas melakukan kejahatan perang dengan menempatkan fasilitas militer di bawah rumah sakit.

Israel pun sempat melakukan penggerebekan terhadap rumah sakit tersebut. Namun, aksi ini mendapat kecaman dari PBB, Yordania dan Otoritas Palestina yang menguasai Tepi Barat dan merupakan saingan Hamas.

Berdasarkan hukum humaniter internasional, rumah sakit dapat kehilangan status perlindungannya jika digunakan untuk tujuan militer. Namun, warga sipil juga harus diberi waktu yang cukup untuk melarikan diri.

Biden mengatakan Israel telah menyerang al-Shifa dengan jumlah pasukan bersenjata terbatas. Dan bahwa Israel memiliki kewajiban untuk berhati-hati dalam mengejar sasaran.

Israel Tak Hanya Incar Hamas

Duka dan kehancuran pada minggu kedua perang Israel-Hamas
Kehancuran terlihat jelas di seluruh Gaza, ketika warga Palestina mati-matian mencari korban yang selamat dan terpaksa berjalan melewati puing-puing yang tertinggal setelah pemboman Israel. (AP Photo/Ali Mahmoud).

Israel mengatakan pihaknya tidak hanya mencari pejuang Hamas tetapi juga para tawanan. Termasuk seorang warga negara AS berusia tiga tahun, yang katanya telah ditahan di Gaza selama lebih dari sebulan.

Biden mengatakan bahwa dia “sedikit berharap” akan ada kesepakatan untuk membebaskan para tawanan.

“Saya tidak ingin terburu-buru di sini karena saya tidak tahu apa yang terjadi dalam empat jam terakhir, tapi kami mendapat kerja sama yang baik dari Qatar,” ujarnya ketika ditanya tentang perkembangan konflik.

Qatar, tempat Hamas menjalankan kantor politiknya, telah memimpin mediasi antara kelompok tersebut dan para pejabat Israel.

Biden Tawarkan Solusi Konflik

Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. Kemlu AS).

Biden juga sempat berbicara di depan awak media terkait solusi yang bisa dilakukan agar konflik segera usai.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengakhiri pertumpahan darah adalah solusi dua negara atau two state solution.

Artinya, Israel dan Palestina harus hidup berdampingan.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya