Liputan6.com, Jakarta Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah salah satu gangguan neurodevelopmental yang kerap ditemukan terjadi pada masa anak-anak. Gejala anak dengan ADHD biasanya akan muncul sebelum usia 7 atau 12 tahun.
Anak dengan ADHD biasanya memiliki kesulitan dalam memperhatikan sesuatu, mengendalikan perilaku impulsif (melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya) dan terlalu aktif.
Baca Juga
Adalah hal normal pada anak-anak memiliki kesulitan fokus dan berperilaku pada suatu waktu. Namun, pada anak dengan ADHD kesulitan fokus, impulsif, dan terlalu aktif kondisinya bisa parah yang bisa menyebabkan kesulitan di sekolah, rumah atau berhubungan dengan teman seperti mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada Kamis (23/11/2023).
Advertisement
Masih merujuk laman CDC, anak ADHD memiliki kecenderungan perilaku seperti berikut :
- Banyak melamun
- Sering lupa atau kehilangan banyak barang
- Kerap menggeliat dan gelisah
- Berbicara terlalu banyak Â
- Sulit menahan godaan
- Sulit berbaur dengan teman-teman lain
Melihat gejala di atas saja tak cukup. Untuk menegakkan diagnosis seorang anak dengan ADHD harus lewat beberapa langkah. Nah, langkah pertama untuk mengetahui diagnosis pada anak adalah berkonsultasi dengan psikolog atua psikiater, atau penyedia layanan kesehatan primer seperti dokter anak.
Â
3 Tipe ADHD
Ada tiga karakteristik utama ADHD pada anak yang biasa ditemukan seperti mengutip laman Kemenkes RI:
1. Inatensi
- Kesulitan mempertahankan fokus
- Gagal fokus pada hal detail
- Terlihat tidak mendengarkan
- Kesulitan mengikuti instruksi
- Kesulitan mengorganisasi
- Sering kehilangan barang
2. Hiperaktif
- Gelisah
- Tidak bisa duduk diam
- Tidak bisa antre
- Lari atau memanjat tak terkendali
- Bergerak tanpa kendali
- Banyak bicara
3. Impulsif
- Kesulitan menunggu giliran
- Menjawab impulsif tanpa menunggu selesai
- Memotong pembicaraan orang lain
Advertisement
Terapi Anak ADHD
Jika hasil pemeriksaan ahli menunjukkan anak dengan ADHD, orangtua tak perlu takut.  Ada terapi baik pengobatan maupun non pengobatan yang membantu anak dalam mengatasi masalah yang dialaminya.
1. Terapi farmakologi
Terapi pengobatan dengan menggunakan obat stimulan methylphenidate dan amphetamine sulphate dan obat non stimulan seperti atomoxetine.
2. Terapi non farmakologi
Terapi non pengobatan dengan neurofeedback, yaitu terapi kognitif dan perilaku untuk melatih fungsi otak.
Dukungan dan Kasih Sayang Orangtua Amat Dibutuhkan
Menghadapi anak dengan ADHD maka dukungan dan kasih sayang orangtua merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Menjaga hubungan emosional yang baik diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap perbaikan kondisi pada anak.
Tips menghadapi anak dengan ADHD:
- Memberikan instruksi yang jelas: Berikan instruksi yang sederhana, langsung, dan spesifik. Jika perlu, gunakan panduan visual atau daftar tugas yang jelas untuk membantu anak memahami dan mengingat tugas yang harus dilakukan.
- Mengatur waktu untuk berolahraga dan kegiatan fisik.
- Makanan sehat dan pola tidur yang teratur.
- Dukungan dan komunikasi.
- Pujian dan penghargaan untuk memperkuat motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri.
- Menggunakan strategi belajar yang efektif: Visual, Auditory, Kinestetik
Advertisement