Mycoplasma Pneumonia Menyebar di Tiongkok, Kemenkes Bagikan 5 Cara Antisipasi Penularan

Menurut Imran, pneumonia yang saat ini merebak di Tiongkok pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni disebabkan oleh infeksi bakteri.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 30 Nov 2023, 07:16 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 07:16 WIB
Pneumonia Misterius
Wabah pneumonia misterius di China. (Foto: Unsplash/Atoms)

Liputan6.com, Jakarta - Terkait penyebaran penyakit undefined pneumonia di Tiongkok, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau agar masyarakat tidak panik dalam menyikapinya.

Alih-alih panik, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Imran Pambudi mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terlebih jika melakukan perjalanan ke luar negeri.

Seperti diketahui, Tiongkok saat ini tengah menghadapi ancaman serius penyebaran kasus pneumonia misterius sejak November 2023. Selain di Tiongkok, penyakit radang paru pun dilaporkan tengah terjadi di Eropa. Penyebaran penyakit tersebut lebih banyak menyasar usia anak.

Imran menjelaskan, pneumonia yang tengah merebak di Tiongkok pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat, yakni disebabkan oleh bakteri. Namun, laporan epidemiologi menunjukkan, mayoritas kasus pneumonia di Tiongkok disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum COVID-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid pun menyampaikan pesan senada. Nadia mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan pedoman terkait kasus pneumonia di China atau Tiongkok. 

"Kalau kita lihat, WHO sendiri sudah mengeluarkan pedomannya, bahwa penyebabnya bakteri, kita seharusnya enggak perlu terlalu khawatir ya karena bakteri tidak seperti virus, kalau bakteri jelas ada pengobatannya," tutur Nadia ditemui di Jakarta, Selasa, 28 November 2023. 

 

 


Sistem Surveilans Pneumonia di FKTP

WHO sendiri sampai saat ini belum menjadikan mycoplasma pneumonia sebagai penyakit PHEIC, tutur Nadia. Namun, dari sisi pemerintah Indonesia telah melakukan peningkatan kewaspadaan karena China telah menjadikan penyakit tersebut sebagai kejadian luar biasa.

Nadia mengatakan, Indonesia telah memiliki sistem surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) yang dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas guna memonitor gejela serupa influenza.

"Itu ada sentinel-sentinelnya untuk diaktifkan untuk surveilans memantau peningkatan (kasus)," ungkapnya.

 


Upaya Mitigasi Pneumonia

Kemenkes telah melakukan berbagai upaya mitigas guna mengantisipasi mycoplasma pneumonia merebak di Indonesia. Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor : PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Surat Edaran yang ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu pada 27 November 2023 memuat sejumlah langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh seluruh jajaran kesehatan dalam menghadapi penyebaran mycoplasma pneumonia di Indonesia.

Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan, yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.

“Kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun pintu masuk negara agar segera melaporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah pada pneumonia,” terangnya.

 

Upaya mitigasi, lanjut Imran, tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, melainkan harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat agar pengendalian pneumonia lebih optimal.

 

 


5 Antisipasi Penularan Pneumonia

Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia:

Pertama, melakukan vaksin untuk melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan;

Kedua, tidak melakukan kontak atau menerapkan jaga jarak aman dengan orang yang sakit;

Ketiga, memastikan memiliki ventilasi yang baik.

Keempat, membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir;

Kelima, apabila merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.

“Segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam,” kata Imran.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya